Seorang gadis yang baru saja menyelesaikan kuliah nya dan berencana menenangkan pikiran keluar negeri. Karena beberapa bulan lalu dia harus mengeluarkan energi untuk belajar dan terus belajar agar iya bisa wisuda di tahun ini. Namun siapa sangka di saat keluar negeri bukan nya pikiran tenang justru malah di pertemukan dengan seorang ketua mafia yang sangat kejam di negera itu.
Hmm bagaimanakah gadis itu menghadapi masalah yang baru itu? Bisakah dia menikmati masa liburan nya atau malah tidak sama sekali. Penasaran? Yuk pantengin!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secretvii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nando Melamar Erna
"Mbak Erna? Kalian saling kenal?" Ucap Nadia sambil menatap tajam kedua orang itu secara bergantian. Membuat kedua orang itu menjadi salah tingkah.
"Sudah lah, kamu pergi sana, Abang mau bicara dulu dengan erna."
"Ish Abang jawab dulu pertanyaan ku." Kesel Nadia
"Sudah Abang katakan Abang ingin berbicara dengan erna, itu artinya Abang dan dia memang saling kenal." Ucap Nando dingin.
"Uhh sejuk sekali seperti di kutub Utara." Ucap Nadia seperti orang Kedinginan.
"Iya kan, padahal cuaca hari ini Panas." Ucap Erna menimpali.
"Kalian berdua ini, benar-benar membuat ku kesal, lebih baik aku pergi saja." Kesel Nando lalu beranjak pergi.
"Jangan marah dong, ya sudah aku pergi dulu, mbak er, nanti cerita ya, apa yang di bilang beruang kutub itu?" Ucap nadia lalu pergi dengan cepat takut kenak amuk Abang nya itu.
"Awas kau Nadia!" Kesel Nando.
"Em, Nando, kamu ingin bicara apa?" Tanya Erna yang penasaran, karena sudah lama sekali dia dan Nando tidak berkomunikasi lagi
Terakhir mereka berbicara waktu acara kelulusan mereka di pesantren. setelah itu mereka tidak pernah berkomunikasi lagi, karena Nando yang sudah mulai bekerja di perusahaan Abi nya dan untuk apa juga dia menginjakan kaki di pesantren itu lagi? Ia tahu Erna mengabdi disana karena wanita itu sendiri yang menceritakan nya pada Nando sebelum hari perpisahan mereka.
"A-aku ingin mengatakan sesuatu." Ucap Nando gugup
"Iya, apa?" Ucap Nadia yang semakin penasaran.
"Apakah kamu mau menikah dengan ku?" Nando langsung to the poin.
"Ha? Apa?" Erna tentu tidak menyangka Nando akan mengatakan hal itu, bagaimana tidak sudah bertahun-tahun mereka tidak pernah berkomunikasi, namun sekali bertemu Nando langsung mengajak nya menikah. Erna merasakan jantungnya ingin keluar dari tempat nya.
"Aku tahu, kamu pasti tidak menyangka kalo aku akan mengatakan ini, Secara kita sudah bertahun-tahun tidak berkomunikasi, baik itu secara langsung atau tidak, kita bahkan tidak saling punya nomor." Terang Nando.
"Lalu mengapa kamu mengatakan itu pada ku?" Sejujur nya, Erna punya hati pada Nando, bagaimana tidak, sebagai seorang wanita yang hidup hanya sebatang kara, lalu seorang lelaki datang dengan gagah nya melindungi dia tanpa meminta imbalan apapun, sehingga membuat erna jatuh hati pada Nando, tapi dia menyembunyikan semua itu, karena ia merasa tidak pantas untuk Nando yang punya segalanya.
"Aku juga tidak tahu Erna, Abi meminta agar segera menikah, sedangkan kamu tahu sendiri kan, aku tidak punya kekasih dan satu-satunya teman perempuan ku ya hanya cumn kamu."
"Cuman aku? Bagaimana bisa? Aku dengar dia sudah menjadi pengusaha sukses bagaimana mungkin tidak ada wanita yang mendekati nya." Erna hanya mengatakan itu di dalam hati saja, karena sejujur nya ia juga bingun harus mengatakan apa pada Nando.
"Bisa kah kamu memberikan aku waktu? Aku ingin sholat istikharah dulu, aku tidak ingin mengambil keputusan terlalu cepat takut nya nanti itu tidak baik."
"Baik lah, kamu butuh waktu berapa lama?"
"Sebulan."
"Ha? Kenapa lama sekali?"
"Perasaan itu tidak lama."
"Itu kan menurut kamu, aku kan kasih kamu waktu 3 hari."
"Apa? Kenapa secepat itu, lagian tadi kamu yang menyuruh ku menentukan waktu nya, kenapa sekarang jadi kamu yang menentukan sih!" Kesel Erna.
"Tapi kan tidak selama itu juga Erna!" Kesel Nando.
"Baiklah, kasih aku waktu seminggu." Ucap Erna memelas.
"Baik lah, berikan padaku nomor mu." Ucap Nando sembari memberikan ponsel nya pada Erna.
"Nih." Erna memberikan kembali ponsel Nando setelah menulis kan nomor nya disana.
"Baiklah, kalo begitu aku permisi dulu,
Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."
***
"Erna apa yang dikatakan bang Nando tadi pada mu?" Tanya Nadia penasaran, ia langsung menanyakan pada wanita itu saat ia melihat wanita itu di ruangan nya.
"Nando tadi."
"Tadi apa? Cepat katakan aku sudah sangat penasaran."
"Ish sabar, tadi Nando melamar ku."
"Ha, kamu serius? Kok bisa? Emang nya kamu dan bang Nando sudah saling kenal?."
"Iya, aku dan Nando dulu satu kelas dari bangku SMP, dulu aku sering dibully, tapi Abang mu selalu membantu ku, sejak saat itu kami jadi dekat, tapi setelah tamat kami tidak pernah berkomunikasi lagi, makan nya aku itu heran kenapa dia tadi melamar ku." Terang Erna, jujur saja, ia juga bingun dengan situasi nya itu.
"Apa bang Nando melakukan ini agar aku dan Liem bisa cepat menikah ya? Jika ia, bang Nando tidak boleh melakukan itu, pernikahan kan bukan sebuah permainan, aku harus tanya kan kepada bang Nando." Ucap Nadia tentu saja hanya didalam hati, karena ia tidak ingin Erna sakit hati karena ulah Abang nya itu.
"Nadia, kamu kenapa bengong aja? Kamu gak setuju ya aku dan Nando menikah? Ia sih aku tau kami itu bagaikan langit dan bumi, Nando punya segalanya sedang kan aku, keluarga pun tak punya."
"Mbak bicara apa sih, jangan bilang gitu, aku itu cuman heran aja, kenapa bang Nando melamar mbak, bukan nya tadi mbak bilang kalian sudah tidak ada komunikasi lagi setelah tamat dari sini? Ah tapi ya sudah lah tidak usah di pikirkan."
"Iya kami memang tidak pernah berkomunikasi, maka nya aku juga bingung."
"Oh iya ,lalu mbak jawab apa?"
"Hmm, aku belum jawab, aku minta waktu seminggu untuk kasih jawaban."
"Yang mbak lakukan itu benar, mbak tidak boleh memutuskan hal sepenting ini terlalu cepat, lebih baik mbak sholat istikharah dulu, aku akan dukung apapun keputusan mbak nanti nya, kalo gitu aku pergi dulu ya mbak." Ucap Nadia tersenyum, lalu pergi.
***
Setelah selesai mengajar, Nadia langsung pergi ke kantor Nando, ia sangat penasaran mengapa Abang nya itu melamar erna, Padahal mereka tidak punya hubungan apapun.
"Assalamualaikum bang." Ucap Nadia langsung masuk keruangan Abang nya.
"Wa'alaikumsalam, tumben kemari? Abang rasa kamu sudah tidak perlu uang Abang lagi."
"Siapa juga yang mau minta duit, aku cuman mau nanya sesuatu ke Abang." Ucap Nadia sambil mendudukkan bokong nya di sofa.
"Nanya apa?" Nando yang merasa adik nya sedang serius, ia pun ikut mendudukan bokong nya di sofa itu.
"Kenapa Abang tiba-tiba melamar mbak Erna? Padahal kalian kan tidak punya hubungan apapun, bahkan kalian tidak pernah berkomunikasi lagi setelah lulus? Apa Abang melakukan itu agar aku bisa cepat menikah dengan Liem?" Nadia memicingkan mata tajam menatap sang Abang dengan curiga.
Bersambung....
Happy reading All ♥️
Terimakasih untuk pembaca setia ☺️🥰♥️
Jangan lupa like, komen dan juga share ke teman-teman kalian ya🙏. Oh iya kasih saran dan juga dukungan ya biar aku semakin semangat, sekali lagi terimakasih 🙏♥️🥰