YOU & ME IN NOVEMBER

...Tampaknya ekspetasi tinggi Livia sangat bertolak belakang dengan Daris yang sesungguhnya. Sepertinya dirinya akan kembali menjadi gadis yang sedih dan malang....

... Tidak ada kisah indah atau percintaan di SMA....

...Sementara Livia yang berada di luar kelas itu ternyata pergi ke kelas sebelah untuk mencari temannya yang masih tetap berhubungan dengannya yang sudah kenal sejak SD....

... Mereka terpisah oleh jurusan yang di ambil....

...Tentunya teman yang sudah dekat dari SD sudah pasti akrab dan telah mengenal luar dalam masing-masing. ...

...Silvana, gadis manis yang memiliki lesung pipi di kedua sisi sangat senang jika Livia datang untuk bermain di kelasnya....

...Tidak ada lagi basa-basi, mereka langsung menembak sasaran topik yang akan di bahas....

“Tahu ga sil, aku kemarin kan ... hiks, apes banget deh pokoknya,” ujar Livia dengan ekspresi sedih.

“Hah kenapa? Ada apa?” ujar temannya dengan muka kepo.

“AKU DI PINDAHIN TEMPAT DUDUK SAMA COWOK WEI! ASEM BENER!” ujar Livia dengan heboh.

“Waduh ... orangnya yang gimana itu? Pastinya ganteng ga?” tanya temannya dengan penasaran.

“Wis, ganteng sih ganteng. Tapi minusnya cuek dingin sih, susah bener orang kayak begitu,” ujar Livia.

...Kemudian kedua gadis itu banyak bercerita tentang satu sama lain soal nasib mereka dengan seru sampai percakapan itu terpaksa dihentikan karena bel telah berbunyi. ...

...Livia pun kembali dan duduk dengan Daris kembali sebelum guru masuk ke kelas....

...Karena Livia masih banyak berimajinasi tentang sosok Daris yang tampan menawan maka ia cenderung senyam-senyum melihat ke arahnya sampai Livia banyak bergumam tidak jelas tentang dirinya. ...

...Daris hanya tetap tenang saja dan tidak banyak peduli dengan gadis itu....

“Daris Daris” ujar gadis itu dengan senyumnya.

“Hm” ujar Daris dengan tatapan cuek sambil membolak-balik halaman bukunya.

“Kamu tahu ga kal-” ujar Livia yang masih belum selesai di ucapkannya.

“Ga” ujar Daris langsung untuk memotong topik pembicaraan yang ingin di sampaikan Livia.

...Topik pembicaraan pun langsung terputus. Livia pun tiba-tiba terdiam dan ada merasa sesuatu yang sakit di lubuk hatinya....

...Sepertinya ekspetasinya hancur berkeping-keping. ...

...Padahal gadis itu hanya mau mengajaknya bercanda untuk sekadar menambah keakraban bersama dengannya. ...

...Tapi Daris begitu tega untuk memutuskan pembicaraannya dengan kasar dan muka datarnya yang sangat menyebalkan....

...Livia kini sedih. Pipinya sedikit mengembang, dan bibirnya juga sedikit manyun kedepan serta mata sipit dan bulatnya hanya melihat kebawah tanpa mengetahui apakah ia mengeluarkan air mata atau tidak....

...Tapi Daris sama sekali sangat cuek dan tidak peduli. Bahkan ia tidak mengetahui isi hati gadis itu yang tengah tenggelam dalam kesedihan. ...

...Sepertinya Livia kini akan kembali datar seperti awal duduk bersamanya....

...Gadis itu akan merasa lelaki itu menyebalkan meski pesona yang ia suka adalah cowok dingin dan cuek, tetapi ia juga tidak tahan diperlakukan seperti ini. ...

...Layaknya pesona yang gadis itu suka hanyalah 20 persen tetapi menyebalkannya 80 persen....

...Kemudian selama pelajaran berlangsung Livia berpikir dengan kesal bagaimana untuk meninggalkannya dan tanpa ia sadari gadis itu sering menatap Daris dengan kesal. ...

...Daris pun merasa kesal dengannya....

“Ini matanya sudah sipit mana sorot matanya nyebelin lagi, gak suka banget deh orang gini,” pikir Daris.

...Lalu di tengah pelajaran, gadis itu terlintas suatu solusi. Tapi belum tentu ini akan bekerja atau tidak. ...

...Maka gadis itu tidak sabar untuk menunggu bel istirahat....

...Sesampainya waktu istirahat tiba, ia langsung berlari dengan senang ke kantor guru untuk menjumpai wali kelasnya....

"Tok ...Tok ... ."

" Halo permisi Ibu,” ujar Livia dengan sopan sambil menundukkan kepalanya.

“Ya, ada apa Livia?” ujar gurunya dengan lembut.

“Begini Bu, bolehkah saya mengajukan untuk pindah tempat duduk tidak? Soalnya saya susah untuk melihat di ujung sana Bu," ujar Livia.

...Itu hanyalah setengah alasan untuk gadis itu meninggalkan lelaki itu....

“Oh, gapapa toh. Kan masih ada Daris yang bisa bantu kamu. Sudahlah itu, Ibu anggap kamu ga masalah dengannya,” ujar wali kelasnya untuk mengakhiri pembicaraan.

...Maka Livia kembali dengan sedih dan putus asa di kelas. ...

...Lalu ia kembali dan hanya duduk diam menunggu bel pelajaran sedangkan Daris hanya duduk diam melihat ponselnya....

...Setelah bel berbunyi dan pelajaran di mulai, Livia mengalami hal yang sama lagi jika melihat....

... Bahkan sudah terlalu kesal dengan hal ini sampai tiba-tiba saat menulis ia mengigau hal yang tidak jelas....

...Lelaki itu pun sampai aneh melihat dirinya sampai gadis itu membuat aksi tidak jelas miring sana kesini dengan matanya yang tinggal segaris....

“Ga nampak? Mau tukar saja?” ujar lelaki itu karena sedikit kasihan dengan gadis itu.

“Engga usah, aku bisa nampak,” ujar Livia dengan cueknya.

...Tetapi saat gadis itu menulis, Daris tahu bahwa Livia selalu mengintip bukunya saat menulis dan lelaki itu tahu bahwa ia sedang berbohong....

... Lelaki itu pura-pura tidak tahu saja agar gadis itu tidak takut dengannya atau tidak merasa nyaman dengannya....

...Sangat lucu dua orang yang sebangku ini. Jelas-jelas mereka saling mengejek dan bahkan merasa sebal untuk sama satu lain tetapi pada saat kondisi sedang susah, mereka juga akan saling bantu membantu dan setelah itu mereka akan kembali menyimpan ngambek masing-masing....

...Lalu setelah bel pulang sekolah, gadis itu masih tidak menyerah. Ia pergi mencari wali kelasnya kembali sampai ia mendapatkan jawaban yang ia inginkan....

“Maaf Bu, mengganggu waktu istirahat Anda sebentar, soal tempat duduk saya itu boleh dipindahkan ga Bu? Mata saya sampai sakit dan berair melihat papan tulis bahkan rasanya menjadi sedikit rabun Bu. Boleh di pindahkan saja ya Bu?” ujar gadis itu.

“Sudahlah Nak, kamu sabar-sabar saja nanti sebentar lagi juga naik kelas ya. Ok Nak?” ujar wali kelas sambil beres-beres untuk beranjak pulang.

...Tampaknya Livia sudah tidak bisa menyangkal lagi dan akhirnya pulang dengan menyerah total....

...Sesampainya di rumah, wajah ibarat lemon Livia kembali lagi dan akhirnya saat ia sedang rebahan di kamar dan membuka ponselnya terlihat pesan Rido kembali....

... Isi pesannya hari-hari Rido saja, tidak ada yang lain kecuali datang chat yang tidak berkepentingan....

...Karena hari ini emosi Livia sedang tidak stabil, maka ia cenderung membalas chat Rido dengan singkat dan apabila Rido lanjut bertanya untuk sekadar bercanda, Livia sudah akan membalas chatnya dengan marah....

“Kenapa marah sih? Ada apa? Sini cerita,” chat Rido.

...Livia pun lanjut membalas pesannya untuk beberapa saat untuk menghilangkan amarahnya dan menghilangkan kesepiannya untuk sementara....