NovelToon NovelToon
Satu Malam Panas Bersama Mu

Satu Malam Panas Bersama Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / One Night Stand / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ain Izza

Daffa bertemu lagi dengan wanita yang meninggalkannya setelah menghabiskan malam panas bersama lima tahun yang lalu dan sedang menggandeng seorang anak laki-laki yang mirip dirinya!
Selama itu pula, Daffa berusaha mencari dia dan diliputi rasa bersalah atas apa yang menyebabkan wanita itu pergi, dan kini Daffa bertekad untuk tidak melepaskannya lagi. Namun, ternyata wanita itu tidak menginginkannya.
Daffa harus berjuang untuk menyakinkan Desi akan cintanya dan juga mencari restu dari orangtuanya yang telah merencanakan perjodohan untuk dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ain Izza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Puncak Amarah

Setelah sampai di kediaman Darmawan, Surya, Ana, dan Erika segera turun dan memasuki rumah milik Lana itu.

Sedangkan Daffa memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, padahal tadi kuncinya sudah akan diminta agar di parkirkan oleh seorang pelayan, tapi Daffa menolaknya.

Daffa bersikukuh ingin memarkinkan mobilnya sendiri.

Sebelum keluar dari mobil, Daffa membuka ponselnya dan tersenyum melihat ada pesan balasan dari Desi.

Desi

2 hari lagi aku peluk kamu.

Daffa semakin melebarkan senyumnya tatkala melihat foto yang dikirimkan Desi.

Tanpa menunggu lama, Daffa pun menekan ikon video call dan beberapa saat kemudian, muncul lah wajah Desi yang sangat dia rindukan.

Desi tersenyum manis ke arah Daffa.

(Mode Video Call)

"Hai sayang...!!!" ucap Daffa sambil menatap wajah cantik Desi

"Hai juga kak, lagi dimana sih kok di dalam mobil gitu?" tanya Desi.

"Ck... bales dong... Kan aku panggil kamu sayang.. Masa kamu panggil aku kak !" Daffa menggerutu pelan.

"Apasih... Ntar kedengeran ibuk." jawab Desi sambil memelankan kata-katanya.

"Kakak lagi dimana sih?" tanya Desi lagi.

Daffa menghela nafas malas.

"Lagi di tempat ulang tahun temennya papi ku."

"Wow seru dong... Desi kok gak di ajak !?" canda Desi sambil mengulum senyum.

"Pengennya ya ngajak kamu... Tapi... kamu nya belum mau aku resmi in sih." jawab Daffa membuat Desi pun tersipu malu.

"Manis banget sih kalo lagi malu-malu gitu" ucap Daffa membuat pipi Desi semakin kontras dengan kulit putihnya.

"Stop gombal in Desi kak... Gak ngaruh." seru Desi sambil memalingkan mukanya.

Daffa terkekeh. Gemas sekali dengan tingkah Desi.

"Oh ya? masa sih gak ngaruh? itu pipi kamu udah memerah gitu." ucap Daffa sambil menaikkan alisnya.

"Emang iya kak?" tanya Desi sembari memegang pipi nya. Daffa mengangguk mengiyakan sambil tersenyum.

"Kalau aja kamu disamping aku... Pasti udah aku cium itu pipi kau yang mulus itu." ucap Daffa membuat Desi berdecak pelan.

"Gak boleh dibiarin itu kak, soalnya Kak Daffa gak akan puas kalo cuma pipi doang. Bisa menjalar kemana mana." sahut Desi membuat Daffa pun tergelak.

"Tuh kan ketawa." rajuk Desi.

"Habisnya kamu kalau ngomong suka bener sih... !" jawaban Daffa membuat Desi menggelengkan kepalanya pelan.

"Ya udah kakak buruan masuk sana, udahan dulu ya, itu Gala manggil Desi."

"Gala lagi apa sih yang?" tanya Daffa.

"Lagi nonton tv kak. Ini Desi naik ke kamar dulu buat angkat vid call dari kakak, takutnya ibu denger soalnya ibu juga disana."

"Ooh gitu.. Tapi.. Boleh nggak aku liat jagoan aku bentar, kangen ...!" ucap Daffa dengan wajah manja nya.

"Ada ibu kak. Besok aja ya. " sahut Desi membuat Daffa mengerucutkan bibirnya.

"Ya udah deh !" ucap Daffa malas.

Desi terkekeh pelan dan mencium Daffa dari isyarat bibirnya. Daffa memeragakan tangannya seolah menangkap ciuman dari Desi, dan mengantonginya membuat Desi terkekeh.

Daffa dan Desi saling memandang dengan saling tersenyum. Kemudian sambungan telepon pun berakhir. Seseorang mengetuk jendela mobil Daffa.

Daffa menurunkan kaca nya.

"Pak Surya meminta agar Pak Daffa segera masuk." ucap seorang pelayan itu. Daffa pun hanya menggumam sebagai jawaban.

Daffa mengunci mobil nya dan berjalan santai menuju ke dalam rumah megah milik keluarga Darmawan.

Lana sudah menunggu Daffa di teras rumahnya. Dia pun menunjukkan senyum termanisnya kepada Daffa.

"Lama banget sih Daf parkirin mobilnya ?" tanya Lana saat Daffa sudah ada di depannya.

"Kenapa? emang gak boleh?" Daffa berucap sembari melirik sekilas ke arah Lana.

Senyum manis yang Lana berikan pun berubah menjadi senyuman masam tatkala mendengar jawaban ketus dari Daffa.

Lana mengamit lengan Daffa tanpa seizin nya, membuat Daffa pun menoleh dan berusaha menyingkirkan tangan Lana.

Namun Lana tidak peduli, dan mengabaikan tingkah Daffa yang berusaha melepaskan lengannya dari Lana.

Daffa pun hanya berdecak pelan. Mereka sampai di meja Surya dan Ana.

"Kamu parkirin mobil di mana sih Daf, lama sekali !?" ucap Surya sambil menatap anak sulungnya itu.

Daffa tak menjawab dan malah mengalihkan tatapannya.

"Itu om, Daffa barusan dari toilet." sahut Lana menjawab, Daffa meliriknya tak suka.

Darmawan dan Liliana pun menghampiri meja Surya.

"Selamat malam Pak surya, Bu Ana. Selamat menikmati hidanganya." ucap Darmawan sambil tersenyum.

"Iya Pak Darma, selamat ulang tahun juga untuk anda. Semoga semakin lancar dan tambah jaya." sahut Surya mendoakan, Ana pun ikut tersenyum menanggapi.

"Wah Daffa sama Erika juga sudah tumbuh dewasa dan semakin kelihatan cantik dan ganteng ya pa." ucap Liliana dan meminta pendapat sang suami.

"Iya ma. Anak Pak Surya memang cantik dan ganteng." sahut Darma.

"Bisa saja Pak Darma ini, putri bapak juga cantik sekali kok." ucap Surya balik memuji.

"Lihat itu... Daffa dan Lana sudah kelihatan serasi sekali bukan?" ucap Darmawan membuat Lana tersipu malu, sedangkan Surya dan yang lainnya tersenyum mengiyakan.

Tentu tidak bagi Daffa, sedari tadi dia hanya menanggapi sambil tersenyum paksa.

Lana pun sama sekali tidak melepaskan pegangan tangannya dari Daffa.

"Kalau bisa dipercepat saja perjodohan mereka ini ke jenjang yang lebih serius Pak Surya, mengingat umur mereka jugaa semakin bertambah semakin tua." ucap Darma di akhiri kekehannya.

"Iya pak, saya setuju. Lebih baik disegerakan saja niat baik ini, bukan begitu Daffa?" tanya Surya sambil menatap Daffa.

"Ternyata seperti ini ya rasanya dijodohkan !! Sangat menyakitkan !!" jawab Daffa dengan tenang namun penuh penekanan.

Kali ini Daffa benar-benar mengusir tangan Lana yang masih memegangi lengannya.

Darmawan dan Liliana tampak kaget dengan reaksi Daffa. Sedangkan Lana terlihat sangat sedih dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Kamu ini ngomong apa sih !!" Surya berucap dengan menahan amarahnya.

"Jangan keras-keras pi... Gak malu jadi pusat perhatian ?!" ucap Daffa kemudian meninggalkan ruangan itu.

Beberapa tamu undangan yang lain mulai ber kasak kusuk sembari memandang ke meja Surya.

"Ehmm... Begini Pak Darma, dari awal sebenarnya Daffa sama sekali tidak mau menerima perjodohan ini, bukankah sebagai orang tua yang bijak, seharusnya kita memaklumi nya. Dan mungkin yang terbaik kita batalkan saja perjodohan ini." ucap Ana dengan lirih.

"Tante tega sama Lana !!" ucap Lana kemudian berlari naik ke kamarnya. Liliana pun mengejar putri nya itu naik ke lantai dua.

Darmawan tersenyum remeh.

"Oh, jadi begini balasan kalian dengan kebaikan saya? Oke saya terima. Sebagai gantinya, saya mencabut seluruh saham saya di perusahaan anda. Dan tolong kembalikan semua uang yang sudah saya berikan kepada kalian dahulu. Satu lagi, hubungan pertemanan kita sampai di sini, Pak Surya sekeluarga boleh segera meninggalkan rumah saya sekarang !!!" ucap Darma membuat Surya semakin kalang kabut.

"Pak Darmawan ini bisa kita bicarakan baik-baik , bukan seperti ini pak !" ucap Surya memelas.

Ana menarik pelan lengan Erika dan mengajaknya meninggalkan rumah milik Darma. Sedangkan Surya masih ada di dalam dan masih berusaha memohon.

Ana dan Erika pun memasuki taxi yang kebetulan lewat. Mereka mencegatnya dan memasukinya.

Erika memeluk Ana yang mulai terisak.

"Mami gak kuat kalau harus seperti ini, lebih baik mami pisah sama papi kamu daripada Daffa yang harus menjadi korban kearogan an papi kamu... " ucap Ana.

"Mami tenang dulu ya, semua pasti ada jalan yang yang terbaik, mami jangan ngomong seperti itu." Erika semakin mengeratkan pelukannya terhadap Ana.

Supir taxi itupun melajukan mobilnya menuju rumah mereka.

1
muna aprilia
lnjut
Tasbih cinta: Ditunggu ya🥰
total 1 replies
Putra Putri
gmna lanjutin nya dia ke buru hilang crta nya
udh di cri² nggak ketemu crta yg tdi
Tasbih cinta: Di ketik aja di pencarian kak, Satu malam panas bersama mu... Terus ceritanya di tambahin ke rak kak.
total 1 replies
Joko Castro
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
Yukishiro Enishi
Nggak bisa bayangkan hidup tanpa cerita dan karakter dalam karya ini!
Samsul Huda
cerita ini sangat menarik, semangat kak, lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!