NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pembunuh Bunda

Aku Bukan Pembunuh Bunda

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Keluarga / Angst / Dunia Masa Depan / Trauma masa lalu
Popularitas:118.6k
Nilai: 5
Nama Author: flowerrrsss

anatasya deanza putri, berusia 17 tahun.

Semula, Dia hidup dalam keluarga yang penuh dengan cinta. Rumah yang selalu menjadi tempat ternyaman baginya, rumah yang selalu memeluknya saat dia rapuh. Namun, tiga tahun yang lalu saat berusia 14 tahun, Segalanya berubah. Dirinya dituduh sebagai seorang pembunuh, dan penyebab meninggalnya bunda. Hari demi hari dia lewati dengan rasa sakit dari keluarganya.

Rumah yang dulu menjadi tempat dia berlindung. Kini rumah itu menjadi tempat penyiksaan dan rasa sakit bagi fisik maupun mentalnya.

Akankah gadis itu terus bertahan sampai akhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowerrrsss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 21

"cepetan!" teriak william.

Senyum tasya mengembang sempurna saat mendengar teriakan itu.

Tasya mempercepat langkahnya, bergegas menaiki mobil william, sebelum kakaknya berubah pikiran.

Sadar atau tidak, william baru saja mengkhawatirkan sang adik.

Kini tasya duduk nyaman di kursi belakang.

"gua ngajak lo bareng, karna gua kasihan sama lo. ini hari senin"

Tasya mengangguk paham. "makasih ya kak" ucap tasya dengan senyum yang terus terulas di wajahnya.

Suasana pagi hari di SMA bangsa terasa lebih heboh dari biasanya. Kabar tentang tasya yang berangkat bersama dengan william menjadi perbincangan. Para siswa mulai berbisik, mempertanyakan kebenaran apakah tasya dan william benar-benar sepupuan? Atau hanya kebetulan saja tasya menebeng di mobil william.

"kalau emang benar mereka sepupuan kenapa ga dari dulu mereka bilang kalau mereka sepupuan"

Perubahan suasana pagi itu sangat terasa sekali oleh tasya. Sejak memijakkan kaki di koridor sekolah, banyak sekali pasang mata menatapnya, tasya tidak menghiraukan itu, dia pikir, semua orang melihatnya karna berpikir dia baik-baik saja setelah kabar mengenai dirinya yang hilang.

Tetapi ada beberapa siswa secara terang-terangan membicarakan dan mengatakan hal buruk tentang tasya.

"katanya sih sepupuan, tapi gua ga percaya deh, kenapa baru ngasih tau pas kejadian dia hilang kemarin"

Tak sedikit yang menyimpulkan cewek itu pasti mengemis terlebih dahulu agar bisa berangkat bersama dengan william.

Clara bersama dengan teman-temannya menyamakan langkahnya dengan tasya, kini dia dan teman-temannya tepat berada di samping tasya.

"udah ya guys, kasihan tasyanya. Dia kan baru kembali setelah kabar dia hilang kemarin, masa kalian udah pada nyerang dia kaya gitu"

Ada banyak sekali siswa yang mungkin belum mendengar kabar mengenai tasya dan william yang katanya mempunyai hubungan saudara, jangankan yang belum tau, bahkan yang sudah mendengar pun tidak mempercayai itu.

"di godain pake badan lo ya, makanya william mau bareng sama lo"

"dasar murahan"

Tawa mereka pecah setelah dengan sengaja mengatakan hal seperti itu di hadapan tasya.

Clara dengan teman-temannya menutup mulut saat mendengar perkataan beberapa siswa tersebut.

Sebetulnya, tasya ingin sekali melawan mereka semua. Ingin sekali dia berteriak bahwa dia adalah adik kandung william, tetapi tasya tidak bisa melakukan itu.

Dia hanya bisa menutup kedua telinganya, seolah-olah tidak terjadi apa pun. Tasya mempercepat langkahnya. Dia ingin lebih cepat sampai ke kelasnya, agar tidak mendengar hal buruk tentang dirinya.

Saat tasya tiba di kelasnya, dia melihat hazel yang tengah duduk di kursinya.

"tasya" ucap hazel sambil berlari kecil ke arah tasya, lalu memeluknya.

Pelukan itu bukan hanya pelukan rasa rindunya kepada tasya, tetapi pelukan untuk memberikan semangat kepada tasya. Hazel melihat perlakuan para siswa kepada tasya, ingin sekali hazel memberitahu kepada mereka semua mengenai tasya dan william. Namun, dia tidak bisa seenaknya memberitahu begitu saja kepada semua orang.

Kini hazel menatap tasya, lalu menggelengkan kepalanya. "gausah dengerin mereka ya sya. Gausah masukin ke hati, namanya juga manusia ga punya otak, ga punya adab, ga punya hati" dengan sengaja hazel sedikit mengeraskan suaranya dan menekan di setiap kalimatnya, agar siswa yang berada di kelasnya dapat mendengar perkataannya.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya tasya berangkat bareng bersama william, tetapi pada saat itu semua siswa sudah berada di dalam kelasnya, sehingga tidak ada yang melihat dirinya bersama william.

Saat tasya tengah mencuci tangan di wastafel toilet sekolah, terdengar suara tawa di sana, tasya menoleh ke arah sumber suara untuk memastikan ada orang di sana. Tasya tertegun saat melihat ada lima cewek memasuki toilet, salah satu dari mereka mengunci pintu toilet dari dalam.

Insting tasya mengatakan kalau dia akan menghadapi sebuah masalah.

Salah satu cewek berambut panjang berwarna kecoklatan melangkah mendekat ke arah tasya, mengikis jarak antara dirinya dan tasya. Tangannya terulur, jari telunjuknya tanpa segan menyelusuri wajah tasya, mulai dari dagu, bibir, hidung, kening, dan terkahir di rambut.

Beberapa detik kemudian, cewek tersebut menarik rambut tasya sangat kuat.

"AW!" tasya mengaduh. Tasya berusaha memberontak, tetapi dua cewek lainnya dengan cepat menahan tangan tasya.

"KAK!"

"anatasya deanza putri nama yang begitu indah, tapi sayang ga sesuai sama sikap lo. Lo itu cewek ga tau diri, centil, sok cantik, dan murahan"

Cewek itu mencengkeram rahang tasya, mengarahkan agar mata tasya menatap balik dirinya. "lo makin ke sini makin makin ya, lo harus tau batasan"

"inget ya, gue peringatin sama lo, stop caper sama william atau lo mau gue berbuat lebih dari ini. Walau pun beberapa orang bilang lo sepupuan sama william, gua ga percaya, dan akan pernah percaya soal itu. Gua kenal william, dan william ga pernah ngasih tau gue perihal lo di sekolah ini"

Cewek itu melepaskan tangannya dari wajah tasya, lalu menepuk-nepuk kedua tangannya dengan senyum licik.

"gue ga takut, kakak ngga berhak buat ngatur-ngatur gue untuk berbuat sesuatu"

Plakkkk

Satu tamparan melayang di pipi tasya. Kini keheningan mengambil alih, membuat suasana semakin mencekam.

Cewek itu menghela napas kasar sambil menyisir rambutnya ke arah atas.

"sella" cewek itu seperti memberi kode kepada salah satu temannya.

Sella yang semula hanya berdiam diri dan hanya menjadi penonton, kini memasuki salah satu bilik toilet. Tidak lama kemudian dia keluar dengan seember air di tangannya.

Cewek itu menatap temannya yang bernama rea dan kayla secara bergantian, lalu mengangguk. Kedua temannya itu mengerti kode yang di berikan oleh cewek itu. Kini kedua temannya, mendorong tubuh tasya hingga tubuh tasya membentur ke dinding. Setelah itu, sella yang tadi mengambil sebuah ember dengan air di dalamnya, kini mengosongkan isi ember itu dengan menyiramkan air tersebut pada tasya.

"KAK!" tasya mengusap wajahnya yang basah kuyup. Dia pun mulai menggigil kerena tubuhnya yang basah sejadi-jadinya.

Tawa mereka pecah. Cewek itu kembali maju untuk mencengkeram wajah tasya, dan berbisik pelan di telinga tasya.

"anatasya deanza putri, sekali lagi gue peringatin sama lo, untuk ga dekat-dekat lagi sama william" katanya. "kalau lo berani caper sama william, gue bisa lakuin lebih dari ini"

Setelah mengatakan itu, cewek itu memberi kode kepada sahira untuk membuka pintu toilet tersebut, lalu mereka berlima keluar, meninggalkan tasya dengan keadaan basah kuyup, tasya mulai terisak.

Hujan yang terus-menerus turun, menciptakan suasana hening dan sepi di sekitar halte. Pohon-pohon yang berkibar-kibar di pinggir jalan, meneteskan tetesan air hujan. Langit yang di penuhi awan hitam yang terus menggumpal, seperti memberi tau bahwa hujan tidak akan berhenti dalam waktu dekat.

Tasya duduk seorang diri di halte, dengan keadaan yang menyedihkan. Sesekali dia berdiri dan berjalan bolak-balik karena merasa lelah dengan posisi duduknya. Tubuhnya sangat merasa kedinginan, terlebih lagi dia masih menggunakan seragam yang basah karena perlakuan dari kakak kelasnya.

"kak..."

"apa?"

"aku tau aku ga tau diri, ngerepotin kakak terus. Tapi boleh ya, nanti pulang sekolah aku ikut kakak lagi"

"hm"

Jawaban william pagi tadi sangat jelas membuat tasya tersenyum senang dan sangat berharap. Meski tasya tau dirinya akan menerima omelan dari sang kakak, setidaknya dia bisa terus berada di dekat kakaknya. Namun, setelah tasya menunggu lebih dari dua jam dalam keadaan hujan deras, dan seragam yang basah, william tak kunjung datang menjemputnya.....

Tasya menatap ponselnya yang mati dalam genggaman tangannya. Tidak ada harapan, ini semua salahnya karena terlalu banyak menaruh harapan kepada kakaknya. Namun, apa yang salah dengan menaruh harapan kepada kakak sendiri?

"bunda.... Dinginnn" keluh tasya dengan suara yang amat rendah. Kepalanya mendongak, menatap langit yang tak berhenti menurunkan air dengan sangat deras.

"langit, kamu pasti sama kaya aku ya, lagi sedih. Tapi boleh ga aku minta tahan sebentar nangisnya? Aku capek, mau pulang"

"langit.... Menurut kamu, kalau aku pulang ke atas sana, aku bakal bahagia ga?"

Tasya mengeratkan genggamannya pada cardigan basah yang membalut tubuhnya.

"papah sama kakak juga pasti bakal bahagia kalau aku mati, papah bakal jadi orang pertama yang paling bahagia"

Tasya menunduk saat bulir air matanya terjatuh.

1
Galuh Setya
gak da season 2 nya kah thorq
Wiwik Daryanti
membaca sesak dada dr awal smpai menanggis msh pnsaran kisah tasya
Shinta Dewiana
gini je hmmm.. udah baca menguras airmata sm senam jantung...endingnya begitu...hmmmm
Shinta Dewiana
keluarga setan
Shinta Dewiana
baguslah tasya benar2 pergi...muda2han ada yg benar2 tulus yg mau nolonh tasya
Shinta Dewiana
syukurlah klu tasya pergi dr rmh itu
Shinta Dewiana
dasar biadap
Shinta Dewiana
memang bagusnya kamu pergi dr rmh itu....sya
Shinta Dewiana
greget deh
Shinta Dewiana
huh calon rupanya
Shinta Dewiana
siapa tamu yg mau datang ya..apa bakal ada anak angkat atau ibu baru
Shinta Dewiana
sedih trus kapan bahagia ya
Shinta Dewiana
keluarga biadap
Shinta Dewiana
anjing2
Shinta Dewiana
apa tasya mau di buang di bali ya..biar tdk ada yg tau dia keluarga anggara
Shinta Dewiana
maunya tasya bisa mandiri jg lg pulang ke rmh itu..
Shinta Dewiana
hisss....
Shinta Dewiana
cih...ngapain juga lo nanya emang lo siapa...hiss....tasya enggak perlu takutlah sm.keluarga lo
Shinta Dewiana
kenapa bryan jd aneh...sok cari tasya..
Shinta Dewiana
tu kan tasya jangan terlalu lebai baiknya males banget deh..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!