Aura adalah gadis desa yang terpaksa putus sekolah karena masalah ekonomi keluarga,ayahnya sakit sakitan dan ibunya membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya,Aura memiliki seorang adik perempuan bernama Nia yang masih sekolah SMA,Aura memilih putus sekolah dan mencari kerja di kota besar,Hingga membawanya jatuh cinta kepada orang kota yag ternyata mantan pacar ibunya dulu,
Bagaimana kelanjutan cerita ini,dan bagaimana bisa kekasih ibunya bisa menjadi kekasih anaknya,ikuti terus ya novel ini😍😍🙏🏻🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahra Putri Mandala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Pak ibu kemana kok ibu aneh dari kemaren banyak diamnya?"Tanya Aura pada ayahnya saat sarapan pagi.
"Eeeemmm itu ibu kamu lagi sakit gigi Ra mungkin sekarang dia sedang keapotik membeli obat,"Bohong pak Alvin lalu melirik Bara.
"Kok ibu gak bilang pak sama aku atau Nia biar kami yang belikan,aku susul ibu ya pak?"Aura beranjak akan menyusul ibunya.
"Eh gak usah Ra,sebentar lagi juga pulang sudah kamu sarapan sama kekasih kamu dulu biar bapak saja yang susul sekalian mau ambil obat,"Kata pak Alvin yang sebenarnya bu Rena dirumah Bu Cesa sahabat bu Rena.
"Oh baiklah pak,mas ayo sarapan,oh iya bagaimana sekolah kamu Nia?"Tanya Aura pada adiknya disela sela makan pagi mereka.
"Lancar mbak aman,mbak tenang saja Nia gak akan mengecewakan mbak,"Jawab Nia
"Baguslah,cepat sarapannya dan berangkat biar mas Bara yang antar,mbak mau kerumah Sinta sepeda kamu mbak pinjam ya,"Ijin Aura
"Waaaaahhh asik diantar pakai mobil sama cogan lagi,bakal heboh sekolah Nia mbak,"Jawab Nia sambil terkikik
"Husss kamu ini,cepetan habisin,"Perintah Aura.
Mereka lalu melanjutkan sarapan tanpa bicara lagi hanya suara denting sendok yang terdengar,selepas sarapan seperti biasa Aura akan membereskan meja dan mencuci piring tadinya Bara akan membantu tapi Aura melarang dia justru menyuruh Bara mengantar Nia saja dan Bara hanya bisa pasrah.
"Ayo om keburu telat,"Ajak Nia pada Bara
"Iya sebentar saya ambil kunci mobil dulu,"Kata Bara lalu masuk kedalam untuk mengambil kunci mobilnya.
Selama perjalanan Nia yang lebih cerewet berbeda dengan Aura yang cenderung pendiam Bara hanya sesekali menyahut tetapi terkadang Nia bisa membuat Bara tertawa saat Nia menceritakan tentang kakaknya.
"Om nanti turun dulu ya sebentar saja,pliiiiss,"Mohon Nia karena dia ingin pamer tentang calon kakak iparnya agar dia tidak dibuli lagi.
"Mau apa Nia apa kamu gak malu jika aku turun dikira aku kekasih kamu bagaimana?"Jawab Bara
"Masa bodoh om,sebenarnya aku suka dibuli om,tapi aku hanya diam aku gak mau buat masalah jika aku sampai dipanggil kepala sekolah kasihan mbak Aura jadi aku diam saja mereka sering membuliku om,"Cerita Nia yang terlihat sendu.
"Kenapa kamu tidak melapor saja,"Jawab Bara
"Guru gak akan percaya om karena yang membuli adalah anak anak mereka,pasti mereka gak akan percaya,"Cerita Nia
"Baiklah,kamu tenang saja mulai hari ini gak akan ada yang berani buli kamu,"Ucap Bara
"Yeeee makasih om,"Jawab Nia sumringah.
Bara terkejut saat Nia meminta berhenti karena sekolah yang nia tempati adalah sekolah dia dan Renata dulu,dan sekarang sekolah itu adalah milik sahabat Bara jadi dia bisa meminta sahabatnya untuk menyetop pembulian.
"Ayo turun Nia saya juga mau bertemu kepala sekolah kamu,"Ajak Bara
"Loh memangnya om Bara kenal sama kepala sekolah Nia,"Jawab Nia
"Yah dia rekan bisnis saya,sudah ayo jalan mau bengong saja tuh teman teman kamu pada lihat kesini,"Ajak Bara.
Semua siswa menatap mobil mewah yang berhenti di parkiran sekolah,pada penasaran siapa gerangan yang membawa mobil mewah,saat Nia turun banyak teman temannya yang melongo seolah tak percaya apa lagi saat Bara turun dengan gagahnya dan menggandeng Nia untuk diajak jalan semua siswa pada bisik bisik merasa iri.
"Eh gila itu si Nia sama siapa ganteng banget pakai mobil mewah lagi,"Ucap salah satu siswa
"Ganteng seh tapi kayaknya sudah berumur deh,jangan jangan Nia simpanan om om,"Bisik satunya lagi
"Mana mungkin kalau Nia simpanan gak mungkin dia akan berani menunjukkan simpanannya ke banyak orang,"Jawab satunya.
"Sudah sudah jangan suudzon saja,"Mereka lalu membubarkan diri dan mengikuti kemana Bara melangkah.
"Wah om kita jadi pusat perhatian loh,"Bisik Nia pada Bara
"Biarkan saja,aku sengaja gandeng kamu agar yang membuli kamu melihat ini,"Jawab Bara santai
"Tapi jika nanti mereka semakin membuli gimana om,"Takut Nia
"Tenang saja saya jamin kamu gak akan di buli lagi,"Jawab Bara yakin.
Bara lalu mengantar Nia ke kelasnya setelah itu dia memasuki ruang kepala sekolah,ternyata banyak berubah sekolah yang dulu menjadi kenangan antara dirinya dan Renata.
"Ternyata sudah banyak berubah,"Gumam Bara dia lalu menurunkan kaca matanya dan masuk kedalam ruangan kepala sekolah.
Dikediaman Cesa,Renata menangis membuat Cesa semakin bingung,entah apa yang akan dia lakukan karena memang sesulit ini hubungan mereka bertiga.
"Sudah dong Ren jangan nangis terus bisa bisa anak kamu curiga loh,"Saran Cesa
"Tapi Sa aku harus bagaimana sekarang,aku belum siap jujur sama Aura dan Aura sangat mencintai dia,"Jawab Rena
"Ren jawab jujur sebenarnya kamu masih cinta kan sama Bara kan?"Selidik Cesa.
"Kamu bicara apa Sa,aku sudah mengubur itu semua semenjak menerima mas Alvin jadi suami aku Sa,tapi yang aku fikirkan bagaimana soal Aura jika mengetahui semua ini,apa dia akan membenciku Sa?"Jelas Rena
"Ren janganlah berprasangka buruk dulu,Aura bukan anak yang seperti itu aku yakin Aura mau mengerti jika kamu jujur kalau dia tahu dari orang lain yang ada dia akan membenci kamu,"Jelas Cesa
"Ya aku paham Sa tapi tetap aku merasa takut Sa,untuk saat ini aku belum siap,"Ucap Rena
"Tapi jika kamu selalu menghindari Aura bukankah Aura akan curiga sama kamu Ren?jika memang itu keputusan kamu ya hadapi dong Ren,jika kamu seperti ini justru Aura bertanya tanya kenapa ibunya berbeda?"Jawab Cesa
"Benar juga Sa,aku harus hadapi semua ini,terimakasih ya Sa sudah mau mendengar keluh kesahku dari jaman dulu hingga sekarang hanya kamu yang aku percaya,"Ucap Rena tulus
"Oke gak masalah kita kan teman,ya sudah lebih baik kamu pulang hadapi semua bersikaplah biasa seolah olah tidak terjadi apa apa agar Aura tidak curiga sama kamu,belajarlah menerima kenyataan Ren walau itu berat,ingat masa depan anak kamu ada di kamu Ren,"Nasehat Cesa
"Kamu benar Sa,aku pamit dulu ya Sa aku harus pulang aku yakin Aura sudah curiga sama aku,"Pamit Renata yang sudah berdiri akan pulang
"Ya baiklah,hati hati semangat ya,jika kamu sudah siap jujur aku bersedia dan siap jadi saksi kamu oke,"Ucap Cesa
"Iya Sa terimakasih aku pamit dulu ya,"Renata lalu memeluk Cesa dan setelah itu bergegas pulang.
Cesa adalah sahabat bu Renata dari jaman sekolah yah mereka tahu bagaimana kisah cinta Rena dan Bara,Cesa juga tak menyangka jika Aura akan menjadi kekasih Bara yang usianya jauh lebih tua dari dirinya.
"Hah bisa bisanya Aura jatuh cinta sama om-om ya,aneh apa Bara gak menua kali ya,"Gumam Cesa yang penasaran seperti apa Bara saat ini hingga membuat Aura jatuh cinta.
"Haduuuhh kenapa aku jadi ikut pusing mikirin mereka seh,lebih baik aku segera memasak untuk suamiku,"Gumam Cesa lagi sambil menepuk jidatnya.
Dia lalu bergegas ke dapur untuk memasak sedangkan Bara kini telah selesai berbicara dengan kepala sekolah lalu memutuskan untuk kembali pulang dia takut Aura mengkawatirkan dirinya.Saat perjalanan pulang dia melihat Alvin ayah Aura yang tertatih sedang membawa sebuah karung yang entah apa isinya,Bara menepikan mobilnya dan menghampiri Alvin.
"Apa yang anda bawa mari saya bantu?"Ucap Bara sopan
"Terimakasih,ini pupuk untuk memupuk tanaman dibelakang rumah,"Jawab Alvin
"Masukkan ke mobil saja,saya ingin berbicara dengan Anda,"Jawab Bara lalu membantu mengangkat pupuk tersebut,Alvin tidak bisa menolak walau bagaimanapun dia turut andil dalam masa lalu istrinya.
