NovelToon NovelToon
Married With Mr. Idiot

Married With Mr. Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:13.7k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Niat hati mencari suami kaya agar terbebas dari belenggu ibu tiri, membawa seorang Lilyana nekat mengait pria kaya yang ditemuinya di taman. Namun, apa jadinya jika pria itu mengalami keterbelakangan mental alias idiot.

"Ya, ayo menikah ...!" pria berpenampilan tuan muda bertepuk tangan dengan gaya khasnya yang seperti bocah.

"Oh, no!"

Bagaimana kelanjutannya? Yuk, simak ceritanya.

***

Jangan lupa juga baca novel author yang lainnya: (My Son Is My Strength, Sang Antagonis & Membalaskan Dendam Janda)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yang Berhak Marah

Lily melirik suaminya lewat cermin di depannya, wajahnya masam tak enak di pandang. Untung saja tampan, kalau tidak Lily sudah mengusirnya sejak tadi karena membuat sakit mata.

“Bang! Kenapa sih, mukanya masam mulu?” tanya Lily jengkel sendiri, ingin meraih handuk dari tangan Vian yang digunakan untuk mengerikan rambutnya yang basah. “Udah ah, aku bisa sendiri. Malah banget lihat muka jelek, Abang!”

“Jangan bantah lagi, Lily! Aku nggak suka!” sentak Vian seperti anak tantrum, Lily melongo. Seharusnya dia yang marah, kenapa malah dia. Bingung gadis itu.

“Apaan sih, Abang nggak jelas banget!” Lily bangkit tidak ingin lagi rambutnya dikeringkan oleh Vian, ia langsung menuju ranjang dan membenamkan seluruh tubuhnya di sana.

Vian gelagapan dengan wajah sebalnya, “Jangan tidur dulu Lily, rambut kamu masih basah.” Lelaki itu menghampiri gadis itu, dan menarik paksa selimutnya.

“Seharusnya aku yang marah di sini, kenapa malah Abang!” raungnya dengan tangan melipat di dada.

“Apa, kok jadi kamu. Seharusnya aku!” Vian malah menunjuk dirinya sendiri. Dua pasangan pasutri itu malah berebut siapa yang berhak marah. “Kamu itu nggak dengerin aku, kenapa harus terjun kolam demi nenek sihir itu. Kalau kamu ikut tenggelam juga gimana?” tanya pria itu dengan sorot kekhawatiran.

“Tapi nyatanya aku nggak apa-apa ‘kan, lagi pula menolong orang itu sudah seharusnya dilakukan.” Kata gadis itu masih dengan nada sungutnya, namun sesaat kemudian ia tertegun mendapati sorot kekhawatiran di mata sang suami saat mata keduanya bertemu.

“Abang khawatir sama aku?” Vian membuang muka, membuat gadis itu mendadak terharu. “Ihhh, so sweet...” Lily menyingkirkan selimut yang masih menutup tubuhnya, ia bangkit dan langsung bergelantungan memeluk Vian.

Vian yang membuang muka menghembuskan napas perlahan, lalu senyum tipis tersungging di bibir seksinya. Baru saja ingin membalas pelukan gadis yang telah membuatnya khawatir, gadis itu dengan cepat mendorongnya kuat. Alisnya tidak bisa tidak terangkat kali ini.

“Aku masih marah tahu,” Lily balik badan lalu menduduki dirinya di pinggir ranjang, tangannya kembali melipat di dada.

Vian menggaruk kepala, bingung. Mencoba mengingat kesalahannya yang entah apa?

“Tukannnn! Abang nggak ingat kesalahannya apa!” Jujur saja, pria itu bukannya tidak ingat tetapi tidak tahu.

“Ma’ap,” akhirnya Vian hanya bisa mengucapkan permohonan maaf dengan lirih, bahkan sangat memelas bak anak kecil. “Memangnya kesalahan aku apa?” tanyanya memberanikan diri.

Baru saja meredam amarahnya melihat tampang Vian yang begitu polos, gadis itu kembali dibuat marah mendengar pertanyaan.

“Abang itu bilang bibir aku kaya ikan buntal!” semprot Lily langsung di depan wajahnya, membuat Vian mundur beberapa langkah dengan bahu menciut. Bibit-bibit suami takut istri.

“I-itu, a-aku hanya salah bicara, bibir Lily merah kaya cery kok.” Elak pria itu tidak memiliki alasan lain di otaknya, dan memang melihat bibir Lily yang merah seperti cery.

Lily membuang muka dengan wajah merona merah dipuji seperti itu, semakin hari suaminya yang bergelar idiot ini semakin pintar saja.

***

Hari berikutnya di meja makan, semua makan dengan tenang. Arthur duduk di kursi tengah yang menjadi singgasananya sebagai kepala keluarga, di samping kanannya ada Kirana yang mencuri-curi pandang pada Lily, sedangkan samping kirinya ada Vian. Dan Lily tentu duduk di samping suaminya, sesekali ia akan melayani Vian jika butuh sesuatu.

Mata gadis itu juga menatap awas pada Kirana yang selalu meliriknya di seberang sana. Ia menjadi sedikit risih.

“Ada apa, Rana?” tanya Arthur yang juga menyadari hal itu. Mereka kini tengah menikmati makanan penutup.

Kirana berdehem, “Terima kasih!” katanya yang ditujukan pada Lily. Ia tentu bukan seseorang yang tidak tahu berterima kasih setelah ditolong.

“Hah!” tanpa dikomando ketiga orang itu bergumam bingung. ‘Terima kasih untuk apa? Dan kepada siapa?’ Sekiranya begitulah yang ditunjukkan oleh raut wajah mereka.

“Terima kasih?” ulang Arthur bermaksud memperjelas.

“Terima kasih telah menolongku kemarin gadis kamp— huh! Maksudku Lily.” Ujar Kirana setengah hati. Lily langsung bergumam dengan mulut berbentuk O.

“Itu sudah seharusnya, Tante. Sebagai makhluk sosial, kita harus saling tolong menolong!” Kata Lily mengangguk-anggukan kepalanya.

“Memangnya kamu kenapa, Rana?” tanya Arthur pada istrinya itu, tetapi sama sekali tidak mendapatkan balasan. Sedangkan ia sendiri tidak mengetahui permasalahan yang telah terjadi, tidak ada seseorang pun yang menceritakan padanya.

Kirana masih terpaku akan pikirannya. Ia sudah berniat jahat pada gadis itu, tetapi malah dibalas dengan pertolongan tanpa sungkan. Itulah salah satu yang membuat ia bungkam pada sang suami, jika saja mereka yang berbuat ulah, Kirana tidak akan segan mengadukannya.

Karena telah lama menunggu, Arthur beralih pada Vian dan Lily dengan alias terangkan dan sorot mata penuh curiga.

Vian melepaskan peralatan makan, lalu mengangkat kedua tangannya. “Sumpah Yah, kali ini bukan kami pelakunya.” Belum apa-apa ia sudah membersihkan namanya, takut kena ceramah 2 jam lagi. Sedangkan Lily mengangguk kuat membenarkan. Dalam hal seperti ini keduanya memang sangat kompak.

“Tante Kirana itu jatuh di kolam kemarin Ayah, bukan kami penyebabnya, dia jatuh sendiri!” tekan Vian di akhir kalimatnya, mulut pria itu mencebik sana sini layaknya bocah yang masih menyimpan dendam.

“Apa! Jadi kamu jatuh di kolam, gimana? Semua baik-baik ‘kan? Apa kita harus ke dokter?” raut kekhawatiran jelas tampak di wajah kaku Arthur, pria itu bahkan bangkit untuk mengecek kembali keadaan sang istri.

“Iya, aku baik-baik saja. Udah, Mas lanjutin makannya.” Ucap Kirana tak enak, perasaannya mendadak tak karuan.

“Terus yang tolong itu, Lily!” lanjut Vian tak lupa melambungkan nama sang istri. Kini Arthur juga ikut berterima kasih padanya.

“Sama-sama, Ayah. Aku senang bisa bantu Tante Rana.” Balas Lily.

“Oh ya, hari ini jadwal kontrol Vian dengan dokter Cakra. Kamu tolong antar ya,” pinta Arthur, karena hari ini ia harus bertemu klien penting.

“Siap, Ayah.” Lily mengangguk.

***

Dua mobil iringan menuju rumah sakit tempat dokter Cakra melakukan praktik, rumah sakit terkenal di ibu kota Larasati Hospital.

Vian dan Lily masuk dengan bergandengan tangan, sesekali keduanya akan saling senggol-menyenggol. Di belakangnya terdapat Zaky yang selalu setia mengikuti ke mana pun Vian pergi, ia juga bersama ketiga bawahannya.

Setiap ada tenaga medis yang melewati mereka, terutama dokter dan perawat akan menyapa dengan ramah.

“Aneh, mereka nyapa kita ramah banget, apalagi bang Vian. Pake nunduk lagi, udah kaya nyapa pemilik rumah sakit aja,” komentar Lily.

‘Karena memang bos Vian pemiliknya, Nona.’ Batin Zaky terkekeh dalam hati.

Rombongan mereka tiba di ruangan dokter Cakra, dokter itu menyambut mereka dengan baik. Dan mulai melakukan serangkaian tes pada Vian.

Beberapa saat kemudian tatapan lekat mengarah pada Lily, membuat gadis itu merasa tidak nyaman.

“Ada apa ya, Dok?”

***

1
Tantri Tantri
mana ni update yg baru
Lisa Kusmiran07
lanjut
R4Z1
up lagi Thor
Lisa Kusmiran07
Kirana penuh siasat
Lisa Kusmiran07
semangat up
Lisa Kusmiran07
Lily jangan terpengaruh sama nenek lampir,
Lovely_88
Hahahaha lucu 2 org yg sama2 polos ternyata 😅😅 lily otw unboxing nih
Lisa Kusmiran07
semangat kak up nya
Nurwana
keren...
Lovely_88
Bertindaklah lbh cerdas lili licik dibalas ama licik li kerjain jg tuh emak tiri'y Vian biar kapok loe kan cerdas li 😅😅klo perlu bikin kyk vian jg tu emaknya biar idiot.
Nur Afifah
😁😁😅
Lisa Kusmiran07
lanjut kak,,lucu menghibur
Naaila Qaireen: Siap Kak, makasih dukungannya❤
total 1 replies
Nurwana
Lily mo dikadalin....
Nurwana
dasar Nenek lampir Thu Kirana... gara gara obat itu Vian berubah total.
Nurwana
hahahaha 😂😂😂😂😂
Nurwana
jgan sampai nhe Vian pura pura idiot deh....
Lovely_88
kapan up'y kakak 😊g sabar nih
Lovely_88
aduh jgn2 yg ngebuat vian kecelakaan tuh semoga lili bisa nolongin Vian syukur2 bisa ngebuka deh y busuk'y paman'y 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!