PARASIT

Donna meringis, sudut bibirnya keluar sedikit darah. Namun anehnya, Donna justru melemparkan senyuman. Terkesan sangat mengerikan.

" Oma?? Apakah ini wujud kekalahan mu?" Cibir Donna.

" Kau.. "

Tangan Ambarita terangkat kembali, namun Andara pala cepat menahannya.

" Oma, tahan emosi mu"

" Tapi dia kurang ajar !" Hardik Ambarita sembari menuding wajah Donna.

Donna mengesat darah di sudut bibirnya kemudian menghisap nya kembali.

" Berhenti lah bersikap semaunya Oma, Kau tahu semua ini terjadi karena kau" Balas Donna.

" Hentikan Donna!!" Andara Pala tidak akan tinggal diam jika Donna sudah menghina Nenek nya.

" Kenapa ? Kau masih saja takut dengan dia Andara ? Kalau saja bukan karena dia, kau pasti sekarang tidak akan menikah dengan perempuan bodoh itu!"

" Siapa yang kau bilang bodoh ? Hah!!" Ambarita tidak terima Celina dihina.

" Kau lah yang bodoh, tidur dengan pria lain dan memfitnah cucu ku yang menghamili mu! Dan kau pikir aku akan percaya begitu saja? Itulah kebodohan mu Donna. Aku sudah tahu tentang Edo, Edo Botanica !"

Donna terkesiap kaget, pupil matanya melebar sempurna.

Ambarita mencebik melihat perubahan raut wajah Donna.

" Kenapa ? Kaget aku tahu tentang pacar mu itu?"

Donna melirik Andara Pala , pria itu memalingkan wajahnya.

Jujur hati si pria merasa terkhianati. Andara Pala baru sadar jika dirinya begitu bodoh, menunggu selama Lima tahun lebih untuk bisa menikah dengan wanita yang ternyata malah bercinta dengan pria lain.

" Jangan kau pikir aku takut !! Aku tidak akan menyerah, meskipun nanti aku akan kalah. Aku pastikan kalian tidak akan pernah lupa bagaimana aku mencoreng muka kalian !"

Donna menunjuk wajah Ambarita dan Andara Pala secara bergantian. Setelah nya dia angkat kaki dari tempat tersebut.

" Apa?? Wanita itu masih punya nyali untuk mengancam kita!!" Ambarita sungguh geram sekali dengan Donna. Sudah salah masih saja merasa paling teraniaya.

***

Kabar tentang kehamilan Donna dengan cepat merebak, menjadi topik trending nomor satu di semua televisi, Twitter, Instagram, dan YouTube.

Hal itu dikarenakan dia hamil anak dari Andara Pala . Sontak kabar yang sengaja dihembuskan oleh Donna berdampak besar terhadap saham PT ARTHAMA TBK.

Para investor menarik saham mereka, harga bursa saham anjlok, para rekan bisnis banyak yang memutuskan kontrak secara sepihak.

Andara Pala memejamkan matanya, hal ini membuat kepalanya pusing tujuh keliling. Bagaimana caranya ia mengatasi hal ini ?

Ambarita mendadak terkena serangan jantung, dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Mendengar kabar itu, Donna tersenyum penuh kemenangan. Lea dan Nada merasa salut akan keberanian Donna melakukan gebrakan melawan sebuah perusahaan besar.

" Tapi kau tahu kan Don, apa dampak dari perbuatan mu?" Ucap Lea.

Donna mengangguk pelan, dia tahu. Baginya, dia tidak mau jatuh sendirian. Seluruh keluarga ARTHAMA harus jatuh bersamanya.

Celina menghela nafas berat, jemari nya memainkan bolpoin, pikiran nya menerawang jauh.

Celina tidak bisa membiayai perusahaan ARTHAMA bangkrut. Dia harus melakukan sesuatu. Tapi dia tidak tahu harus berbuat apa.

Tiba-tiba ponsel nya berbunyi, Itu nomor Ambarita . Segera Celina mengangkat nya.

" Celina , Oma masuk rumah sakit " Suara Azka menyahut dari seberang.

Celina membeliakkan matanya, kedua tangannya gemetar. Hampir saja ponselnya jatuh berkecai.

>>>

Setibanya di rumah sakit, Celina tidak diizinkan masuk sebab Ambarita baru saja tidur.

" Andara mana?" Tanya Celina .

" Aku tidak bisa memberitahu dia, karena sekarang dia sedang berjuang untuk mendapatkan kepercayaan para investor " Jawab Azka Boe.

Celina menggigit bibir bawahnya, ia terduduk lesu.

" Aku harus bagaimana ?" Rintih Celina lirih.

Azka Boe duduk di samping Celina , ia menyentuh pundak gadis itu.

" Kau diam saja, hal ini sudah biasa. Jatuh bangun dalam bisnis adalah salah satu proses menuju sukses "

Hati Celina sedikit tentram mendengar penuturan Azka Boe, pria itu tersenyum lembut padanya.

Tiba-tiba Celina melihat Maudi Dania dan Raja Sujakna. Mereka berjalan beriringan sambil mendorong kursi roda.

Setelah diperhatikan dengan teliti, rupanya Syafa Namata yang duduk di atas kursi roda itu.

Celina bangkit, dia ingin tahu adik tirinya itu kenapa masuk rumah sakit.

" Papa.. " Sapa Celina , ketiganya terkejut melihat Celina ada disana.

" Celina ?"

Celina meraih tangan Raja Sujakna kemudian mencium punggung tangan pria tersebut. Namun dia membiarkan Maudi Dania .

" Syafa kenapa Pa ?" Tanya Celina selanjutnya.

" Tidak perlu lah kau kepo padaku" Desis Syafa Namata , mendahului Raja Sujakna menjawab.

" Aku hanya ingin tahu" Balas Celina .

Syafa Namata tersenyum miring. Ia menggerakkan jari telunjuk nya sebagai kode supaya Maudi Dania melanjutkan perjalanan.

Celina pun membiarkan, dia sudah tidak mau ada lagi keterkaitan hubungan dengan para Parasit itu.

" Sebaiknya kalau bertemu mereka, bersikaplah seolah-olah tidak mengenal nya" Azka Boe sudah berdiri di samping Celina .

Celina tersenyum tipis, ia menoleh ke arah Azka Boe.

" Pria itu adalah Ayahku, meskipun dia tidak menyayanginya ku dengan adil. Tapi sebagai anak, aku hanya ingin menghormati nya "

Azka manggut-manggut.

" Kau memang wanita yang baik"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam ini untuk kesekian kalinya, Andara Pala pulang pagi. Itu pun dia langsung masuk ke dalam ruang kerjanya.

Celina yang pura-pura tidur hanya bisa menatap punggung pria itu dari balik selimut.

Hati Celina menilai jika suaminya itu mungkin menyalahkan dirinya. Karena sebab menikah dengan Celina , Donna melakukan segala cara untuk menghancurkan ARTHAMA.

Celina tidak bisa membiarkan hal ini berlarut-larut, menahan sakit hati itu sangat lah menyiksa. Maka dari itu, Celina sudah berniat jika malam ini dia akan bicara serius dengan Andara Pala .

TOK TOK TOK

Andara Pala menoleh, baru saja dia mengait kan jasnya ke senderan Kursi.

" Masuk!!!"

Perlahan daun pintu terdorong ke dalam, lalu munculah Celina .

" Kau belum tidur ?"

" Aku ingin kita bicara "

" Celina ,,, Aku cape" Andara Pala mengeluh supaya Celina tidak menggangu nya.

" Cape?? Kau cape padaku?"

" No!!!"

" So???" Balas Celina lebih menekan. Andara Pala meraup wajah nya kasar.

" Please.. Berikan aku waktu untuk sendiri " Pinta Andara Pala .

" Sudah berhari-hari kau seperti ini Andara, kalau pun kau menyalahkan aku atas semua ini. Aku terima !"

Andara Pala berdecih, ia menatap ke sekeliling dengan gusar.

" Masalah ini tidak sesederhana itu "

" Lalu?? Sebenarnya yang mempersulit masalah ini adalah pikiran mu. Kalau pun kau ingin cerai, ok!! Kita cerai !! Tapi setidaknya bicara dengan ku, berbagi kesusahan itu adalah bagian dari pernikahan " Nada suara Celina meninggi.

Andara Pala terdiam, ia menatap wajah Celina dengan penuh. Hasratnya jadi terpancing, apalagi ketika anak mata berwarna hazel milik Celina berkaca-kaca. Hatinya terenyuh sakit.

Dengan cepat Andara Pala menarik pinggang sang istri, kemudian melumat bibirnya dengan rakus.

Celina tercengang, serangan suaminya diluar dugaan. Namun jujur dia tidak mampu untuk menolak.