Keikhlasan Hati Anita

***

Angin sore mengiringi langkah berat Anita, selepas dari taman Anita memutuskan untuk langsung pulang karena tak lama lagi toko juga akan tutup pikirnya.

Dalam perjalanan Anita masih memikirkan setiap kata yang di lontarkan Jessica.

"Sungguh sakit bukan".Tanyanya pada diri sendiri.

Air mata yang sudah mengering dengan sendirinya dibarengi dengan sampainya Anita di kediaman suaminya.

Sebelum masuk ia kembali memastikan apakah sudah sudah tidak ada lagi air mata di wajahnya, takutnya mama mertuanya akan curiga jika ia habis menangis.

Tapi feeling seorang ibu tak dapat di elak, Sandra yang hendak keluar tiba tiba bertemu dengan Anita yang sepertinya habis menangis melihat kantong matanya yang bengkak.

"Nit kamu kenapa nak, kamu habis menangis?".Tanya Sandra tiba tiba.

"Mama..Oh enggak kok ma Anita gak papa tadi cuman kelilipan aja".Balas Anita gelagapan dengan berusaha menguasai rasa terkejutnya karena tiba tiba mertuanya itu ada didepannya tanpa ia sadari.

"Serius kamu gak papa?".Tanyanya lagi masih tidak percaya.

Takut kelepasan didepan mertuanya Anita memilih menunduk, seketika matanya menangkap sebuah koper yang ada di samping mamanya itu. "Mama mau pergi?".Tanya Anita mengalihkan.

"Iya mama mau ke lombok kebetulan ada keluarga disana yang nikah".Jawab Sandra seakan lupa dengan pertanyaannya sendiri kepada Anita.

"Lama gak ma".Rasa takut Anita semakin terasa karena hendak ditinggal mertuanya.

"Gak lama kok..tadi mama udah kirim pesan ke Danil..kamu baik baik ya dirumah".Ucap Sandra

Anita hanya mengangguk

"Mama pergi dulu".

"Hati hati ma".Anita menyalami mertuanya.

Dengan perasaan berat Anita menoleh menatap punggung mertuanya sebentar kemudian pergi ke kamarnya.

"Entah apa yang akan terjadi denganku..lindungi hambamu ini ya rabb".

***

"Anitaaa"Teriak Danil.

Anita yang baru beberapa menit yang lalu menutup matanya tersentak dari tidurnya mendengar teriakan suaminya.

"Anitaaaa..dimana kamu".Teriaknya lagi.

Pelayan yang melihat aura panas dari Danil memilih menghindar dari pada harus terkena masalah.

Sedangkan Anita dibuat gemetar dengan teriak emosi Danil.

Ceklek..

Dengan refleks Anita berdiri sambil meremas kedua tangannya.

"DASAR BODOH..tidakkah kau dengar teriakanku sehingga kau tak menjawah..HAH".Bentak Danil setibanya.

Anita tak berani mentap wajah garang suaminya, ia sudah menebak apa yang membuat suami semarah itu dan tak lain adalah Jessi pasti sudah mengadukannya.

"Mama papa..Anita takut". Jerit batin Anita.

"Apa yang sudah kau katakan kepada Jessica..Hah".Sarkas Danil geram.

"Aku..".Kata Anita terbata. "Aku apa HAH..mau menyangkal?".Potong Danil sebelum Anita menyelesaikan ucapannya.

"Dasar wanita tidak tau diri".Kali ini suara Danil sedikit rendah.

"Mas".

"Apaaaa".Bentak Danil kembali.

"Emang apa yang dikatakan Jessica mas".Walau takut Anita berusaha bersuara.

"Kamu tanya pada dirimu sendiri..apa yang sudah kamu katakan kepada &essi sehingga ia tiba tiba datang menangis".Sepertinya Jessi telah memutar balikkan fakta.

"Aku harap mas tidak percaya dengan apa yang dikatakan Jessi mas".Anita berusaha membela diri.

Danil yang mendengar itu tersenyum sinis membuat Anita kembali menunduk.

"Terus aku harus percaya dengan kamu!!..IYAA!!".Masih dengan bentakan.

"Kamu terlalu tinggi bermimpi Anita".Geram Danil dengan tatapan yang memancarkan aura dingin.

Baru kali ini Anita benar benar dibuat tercengang oleh sisi lain Danil, dengan sikap Danil kemarin kemarin Anita sudah terbiasa tapi kali ini ia kembali dikejutkan dengan sikap Danil yang mampu mengubah ekspresi sehingga sangat sulit ditebak.Mulai dari emosinya tiba tiba datar dan tak lama kemudian berubah lagi menjadi dingin.

"Kamu fikir dengan aku diam saja membiarkan kamu berkeliaran kamu merasa sudah bebas?..TIDAK".Lanjutnya lagi.

"Maaf mas jika aku selalu mengharapkan pengakuan darimu".Ucap Anita lirih.

"Tapi Apa aku salah membela diriku sendiri didepan perempuan yang mencoba merebut suamiku"Lanjutnya.

"Apa aku salah mengakui bahwa aku memang istri sahmu mas". "Jawab mas".Seketika tangis Anita pecah tak terbendung lagi.

"Katakan mas apa aku salah mempertahankan hak ku sendiri".Masih dengan suara tangis berusaha meluapkan apa yang selama ini mengganggu pikirannya.

"Apa aku salah mas".Dengan lirih tak mampu lagi menopang dirinya sehingga tiba tiba saja ia terkulai lemas didepan suaminya.

Sebelum kembali berbicara Danil menatap Anita yang terkulai lemas didepannya itu, sorot mata yang tajam mampu menembus relung hati Anita yang tengah terluka. "Ternyata aku salah mendiami mu selama ini, ternyata aku salah membiarkanmu sehingga itu membuatmu melupakan batasanmu".Ucap Danil datar.

Setelah mendengar itu Anita berusaha bangkit dari duduknya ia tak ingin berlama lama diam begitu saja.

.

.

.

.

.

"Mempertahankan hak sendiri bukanlah suatu kesalahan".-St khadijah.

🌹🌹🌹🌹🌹Jujur saat nulis ini author ikut tegang lho.

Selamat membaca.

Assalamualaikum💚