NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Elnada

Cinta Untuk Elnada

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Teen School/College / Diam-Diam Cinta
Popularitas:140.2k
Nilai: 5
Nama Author: Riria Raffasya Alfharizqi

Menikah muda? dengan musuh? oh Tuhan... jauh-jauh.

Tapi tidak berlaku bagi Elnada. Baginya menikah dengan musuhnya malah suatu anugrah. Elnada Zevinta gadis cantik, sedikit tengil juga terkenal bandel di sekolahnya harus menikah di usianya yang masih sangat muda.

Kehidupan Elnada awalnya sangat monoton sekali baginya, tetapi setelah menikah semua berubah, kehidupan monoton itu sirna dan tergantikan cerita yang cukup mengagumkan.


Enggaraksa Abigani, cowok populer di sekolahnya. Wajahnya tampan, juga memiliki kepintaran di atas rata-rata membuatnya banyak dikagumi lawan jenis. Sikapnya cuek, namun kehidupannya begitu misterius.


Cinta tapi gengsi, begitulah kisah keduanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bolos Karena Istri

Langkah Enggar begitu pasti, ia bukan pergi ke kelasnya seperti yang dibilang olehnya tadi ketika pamit dengan teman-temannya, melainkan ke parkiran sekolah entah dengan tujuan apa. Tangannya merogoh benda pipih di sakunya, lalu dengan cepat mencoba menghubungi seseorang yang ternyata nomor ponselnya tidak bisa dihubungi.

Tangannya meremat ponsel miliknya setengah kesal. Ia berniat masuk ke mobil untuk mencari dimana keberadaan Elnada, gadis yang sedari tadi mengusik ketenangannya setelah tahu gadis itu pulang tanpa alasan, bisa diartikan Elnada bolos dengan Gladis, karena jika Nadira gadis itu tadi sudah pamit dengan gurunya.

"Egar!" suara Narina mengejutkan Enggar.

Sejak kapan gadis itu di sana? tentu saja sudah sedari tadi ketika mengikutinya, dan Narina juga melihat bagaimana paniknya Enggar ketika mencoba menghubungi seseorang tadi.

"Mau kemana?" tanya Narina setelah sampai di depan Enggar.

"Gue ada perlu," ujar Enggar membuat kening Narina berkerut.

"Sepenting itu?" tanya Narina lagi yang membuat Enggar mengangguk secara perlahan.

"Sorry ya Na, gue duluan," pamit Enggar akhirnya diangguki oleh Narina masih dengan kebingungannya juga rasa penasaran yang tinggi.

"Nanti biar aku ijinin kamu Egar!" teriak Narina dibalas Enggar dengan senyum tipis.

Entah ide dari mana seorang Enggar pergi begitu saja hanya karena mendengar Elnada bolos. Yang jelas karena tindakan gadis itu membuatnya tidak tenang. Enggar juga akan bolos seperti yang dilakukan oleh Elnada.

"Baru sehari jadi istri udah berulah," gumam Enggar seraya melajukan mobilnya.

Enggar tentu saja kesusahan mencari keberadaan Elnada. Nomor gadis itupun tadi tidak dapat ia hubungi, setelah berperang dengan isi kepalanya, akhirnya Enggar menghubungi Oki dan meminta untuk dikirimkan nomor kedua sahabat Elnada saat ini juga.

"Anjir, Enggar kerasukan apa?" seru Oki setelah mendapat pesan dari Enggar.

"Kenapa-kenapa?" Raja penasaran dan mencondongkan tubuhnya untuk melihat layar ponsel Oki.

Seketika mata Raja melotot setelah melihat pesan di ponsel Oki dari Enggar. Detik berikutnya keduanya menoleh ke arah Narina, gadis yang sedang menulis di buku tebal miliknya.

"Mulai goyah iman dan takwa Enggar," komentar Oki diangguki oleh Raja membenarkan.

Setelah mendapat nomor kedua sahabat Elnada. Tanpa lama lagi Enggar langsung menghubungi salah satunya. Lebih tepatnya Nadira. Hal itu tentu saja membuat Nadira yang sedang merintih sakit langsung terkesiap dengan mata melotot melihat nomor baru yang mengirim pesan di ponselnya.

"El!" serunya membuat Elnada yang sedang sibuk mengupas biji bunga matahari menoleh.

"Ada yang nanyain lo," lanjutnya lagi.

Elnada enggan menanggapi serius, gadis itu tetap sibuk dengan kegiatannya di kamar Nadira. Berbeda dengan Gladis yang penasaran dan mencoba melihat apa yang Nadira maksudkan.

"Nomor siapa si? iseng kali," komentar Gladis membuat Nadira mengamati dan mengangguk membenarkan.

"Iya kali, mana nyarinya si Elnad bukan gua lagi," gumamnya kembali memegangi pipinya.

Tidak lama setelah itu kini giliran ponsel Gladis yang mendapat pesan dari nomor yang sama. Hal yang sama yang dikirimkan dari nomor tersebut, menanyakan keberadaan Elnada.

"Anjir gue juga ditanyain dong!" seru Gladis seketika membuat Nadira penasaran.

Sementara Elnada si target justru acuh tak acuh, ia masih sibuk dengan biji bunga matahari yang sedang dinikmatinya.

"Kok bisa si? Mau neror apa gimana?" Nadira mulai penasaran siapa yang mengirimkan pesan kepadanya dan juga Gladis.

"El, lo tahu nomor ini nggak?" tanya Gladis mendapat gelengan kepala dari Elnada.

"Liat dulu kek, ngeselin banget!" decak Gladis sebal.

"Iya, tuh nomor nanyain lo tau," kali ini Nadira ikut gemas dengan tingkah Elnada yang terkesan tidak mau tahu.

"Ya biarin aja si? lo pada nggak tahu suami gue malah asik sama cewek lain," jawab Elnada seketika membuat Gladis dan Nadira memeragakan orang ingin muntah.

"Nggak percaya banget," kesal Elnada melirik kedua sahabatnya sekilas.

"Lagian makin menjadi aja lo," komentar Gladis.

Ketiganya kembali melanjutkan untuk melihat film dari negeri gingseng, bukannya belajar di rumah karena sudah bolos Elnada dan Gladis justru asik di kamar Nadira. Sekalipun Nadira masih merasakan sakit pada giginya, nyatanya tidak membuat mereka benar-benar memberi waktu Nadira untuk beristirahat.

Namun tidak lama, ponsel Nadira kini berdering, sebuah panggilan telepon yang mengharuskan gadis itu beranjak dari duduknya dan mengambil ponsel yang tadi sengaja dijauhkan untuk menikmati film.

Ketiganya memang konsisten jika sedang nonton bersama, tidak ada yang sibuk dengan benda pipih milik masing-masing. Mereka akan menikmati suguhan film yang diputar.

"Matiin kek Nad," keluh Elnada diangguki oleh Nadira mengerti.

"Sorry-sorry," balasnya mengambil ponsel miliknya.

"Kaya yang punya cowok aja," komentar Gladis meledek.

"Lah, nomor yang tadi bukan si?" gumam Nadira kali ini membuat Elnada ikut menoleh.

"Seriusan?" tanya Gladis.

Nadira memperlihatkan layar ponsel miliknya. Seketika itu juga Elnada mendelik melihat nomor Enggar yang sedang mencoba menghubungi Nadira.

Jangan salah, meski ia dan Enggar tidak pernah akur karena masalahnya dengan Narina selama ini, tetapi Elnada sangat hafal sekali nomor Enggar, sudah diluar kepala dan bahkan tanpa harus menyimpannya.

Sedari lama Elnada sangat ingin menghubungi Enggaraksa, tetapi selalu ada banyak pertimbangan yang membuatnya mengurungkan niatnya itu selama ini, terlebih jika di depan Enggar gengsi Elnada sebesar gunung.

"Suami gue," ujar Elnada langsung meraih ponsel Nadira untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Sarap," ujar Gladis mendengar ucapan Elnada yang semakin aneh saja.

Dan di sinilah Elnada sekarang. Sedang menunggu kedatangan Enggar untuk menjemputnya di rumah Nadira.

Mendengar Enggar yang mengatakan sedang dalam perjalanan membuat Elnada tidak sabar untuk bertemu cowok tersebut. Berbeda dengan Gladis dan Nadira yang masih tidak percaya jika nomor yang tadi menghubungi mereka ialah nomor Enggaraksa, cowok nomor satu di sekolah yang membuat banyak siswi tergila-gila. Meski terkesan cuek.

"Lo percaya Nad?" tanya Gladis langsung mendapat gelengan kepala dari Nadira.

"Kaya nggak tahu Elnad aja, biasanya kan halu kalau menyangkut ka Enggar," jelas Nadira diangguki oleh Gladis setuju.

"Saran gue lo mending ke dokter buat periksa deh El, lama-lama bahaya buat otak lo," ujar Gladis menyarankan.

"Terserah kalian deh, jangan pingsan aja kalau nanti kak Enggar beneran jemput gue. Oh ya jangan lupa siap-siap HP lo pada buat abadikan," cerocos Elnada seketika membuat kedua sahabatnya menggeleng.

"Perlu di rukiyah emang lo, makin nggak jelas." Gladis menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Elnada yang terkesan ngelantur menurutnya.

"Njir, jadi merinding gue denger lo ngomong El," tambah Nadira.

Elnada mencebik, ia kesal dengan kedua sahabatnya yang masih saja mengatainya halu atau semacamnya. Tidak tahu saja mereka jika dirinya memang sudah menjadi istri Enggaraksa sekarang. Satu hari kemarin ialah hari yang paling singkat dan terkesan aneh bagi Elnada, hari yang mampu merubah hidup Elnada sekarang.

Bahkan terkadang Elnada sendiri masih merasa mimpi dengan kejadian yang terjadi dalam hidupnya kemarin.

"Mingkem lo pada ya kalau gue udah nglahirin anaknya kak Enggar," ujar Elnada penuh percaya diri yang tinggi.

"Iya, iya El. Gue janji kalau sekarang ini ni, kak Enggar jemput lo aja gue traktir lo selama sebulan," ujar Gladis membuat Elnada tersenyum licik.

"Siap-siap aja Gladis seyeng," ujar Elnada.

Tepat setelah itu tidak lama terdengar klakson dari balik pagar rumah Nadira. Elnada tersenyum senang dan langsung menghampiri mobil tersebut diikuti oleh Gladis dan Nadira di belakangnya.

1
Aysana Shanim
Udah tamat? Masih gantung banget ini huhu
Aysana Shanim
Basi banget. Udah sering gini. Siklusnya gitu aja terus. Capek banget jadi nada
Aysana Shanim
Kalo aku jadi enggar juga udah muak rasanya sih 😭
Aysana Shanim: Eh jadi elnad maksudnya
total 1 replies
Aysana Shanim
Semangat elll..
Aysana Shanim
Kayaknya sodara tiri nya el deh
Aysana Shanim
Oohh gitu.. Pantes aja enggar nggak suka narina. Itu mah fitnah namanya
Aysana Shanim
Jadi curiga, apa mereka punya anak yg lain ya?
Kayak yg dilihat di mall waktu itu.
Aysana Shanim
Ya Allaah 😭😂😂
Aysana Shanim
Apa papinya punya istri yg lain?
Aysana Shanim
Penasaran banget enggar aslinya suka sama nada nggak yaa
Alivaaaa
terimakasih Kak Riri yg sudah membuat novel yg sangat bagus 🥰 tapi rasanya masih belum rela kalo udah Tamat 😔
Alivaaaa
aaaaaaa bapeeeeerrr 😍😍
Alivaaaa
hahaha El El berani banget ya kamu 🤭🤣🤣
Alivaaaa
hahaha kena kau Na 😜
Alivaaaa
cemburu mas bro 😅
Alivaaaa
🤣🤣🤣
Alivaaaa
Narina tuh bermuka dua ya emang 😏
Alivaaaa
cie cieee 🤭🤣🤣
Alivaaaa
🤭🤣🤣
Alivaaaa
cemburu ya 🤭🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!