Bukan Salahku Turun Ranjang

Nala terbangun dari tidurnya dan menoleh pada Erlan yang masih tertidur nyenyak kemudian mendaratkan kecupan di puncak kepala anak itu.

Menoleh ke sisi lain ada Kaisar yang juga masih tertidur nyenyak. Nala mengamati wajah tampan suaminya dan tersenyum saat mengingat pria itu membela dirinya dari Jasmine yang menyakitinya.

Ia sangat menyayangi Jasmine sebagai saudara kandungnya namun tidak bisa ia pungkiri bahwa hati kecilnya selalu cemburu saat wanita itu menghubungi suaminya. Kakaknya itu memang tengah hamil anak Kaisar tapi setidaknya wanita itu bisa menghargai perasaan dirinya yang sekarang adalah istri Kaisar.

Kaisar tertidur begitu nyenyak sampai-sampai Nala menciumnya dan turun dari ranjang pria itu tidak menyadarinya.

Nala meregangkan ototnya kemudian berganti pakaian renang dan pergi menuju kolam renang.

Kembali ia meregangkan otot dan melakukan pemanasan kemudian melompat masuk ke dalam kolam renang.

Byurr!

Air dingin kolam renang begitu terasa di tubuh Nala namun ia sangat menikmati dan terus menggerakkan tubuhnya untuk berenang.

Kaisar bangun dari tidurnya sudah tidak menemukan keberadaan sang istri disebelahnya. Hanya ada Erlan yang masih tertidur nyenyak sambil memeluk bantal guling kecilnya.

“Sayang,” panggil Kaisar mencari keberadaan Nala dipenjuru kamar namun tidak ada.

“Sayang kamu dimana?” tanya Kaisar sembari membuka pintu kamar mandi mencari Nala namun wanita itu juga tidak ada di sana.

Mata Kaisar menyipit saat ia menuju balkon dan melihat kebawah Nala tengah berenang dengan pakaian renangnya. Bibirnya menyeringai kemudian bergegas keluar dari kamar untuk menyusul Nala yang sedang berenang.

Pria itu melepas kaos yang dia kenakan, menyisakan kolor pendek yang melekat ditubuhnya lalu melompat kedalam kolam renang dan menangkap Nala.

“Akkhh!” Nala terkejut tiba-tiba tubuhnya dipeluk seseorang. Namun seketika dia merasa lega saat menoleh kebelakang ternyata suaminya yang memeluknya.

"Mas, ngagetin aku aja deh," gerutu Nala dengan kesal namun Kaisar justru terkekeh.

“Kenapa nggak ngajak aku kalau mau berenang, hem?” tanya Kaisar yang pipinya menempel dengan pipi Nala.

Kini mereka sedang berdiri ditengah-tengah kolam renang dengan Kaisar memeluk Nala dari belakang dan pipi mereka yang saling menempel. Kaisar berbicara tepat ditelinga Nala membuat tubuh dingin Nala meremang merasakan deru nafas hangat yang menerpa telinganya.

“Kamu masih tidur tadi, Mas," jawab Nala yang tiba-tiba merasa gugup.

Ini pertama kalinya bagi Nala berada di dalam kolam renang dengan seorang pria. Meskipun Kaisar adalah suaminya dan pria itu berhak memeluknya namun tetap saja Nala belum terbiasa dan masih tetap gugup.

“Kan bisa dibangunin, Sayang, bukan malah ditinggalin," kata Kaisar menarik pelan hidung Nala.

“Tadi kamu nyenyak banget tidurnya, Mas, aku nggak tega bangunin kamu," balas Nala yang memang seperti itu kenyataannya.

“Lain kali bangunin aja ya, Sayang, biar kita bisa berenang bareng,” kata Kaisar yang dibalas anggukkan kepala oleh Nala.

Kaisar memiringkan kepalanya dan mengecup pipi Nala kemudian melepas pelukannya dan mengajak wanita itu ke tepi kolam renang.

Kaisar membantu Nala untuk naik kemudian bersama-sama berenang menikmati dinginnya air kolam renang yang mengenai tubuh mereka.

Satu putaran berhasil mereka lakukan bersama-sama namun pandangan Kaisar tidak sengaja melihat Rangga sedang berjalan menuju teras belakang dengan pandangan menatap ponsel ditangannya.

Bergegas Kaisar memeluk Nala dari belakang dan berbalik memunggungi Rangga. “Ada Rangga dibelakang, Sayang, aku nggak mau dia ngelihat kamu pakai baju renang kayak gini,” kata Kaisar.

Nala menoleh kearah pintu belakang, dan benar saja ia melihat Rangga ada disana tengah menarik kursi diteras belakang kemudian mendudukinya. Pandangan pria itu masih fokus pada ponselnya hingga Kaisar menegurnya barulah Rangga menoleh pada Kaisar.

“Lagi apa kamu dirumahku, Rangga?" tanya Kaisar pada Rangga yang mengganggunya berenang bersama Nala.

“Bukannya aku sudah telfon ya kalau mau numpang sarapan disini,” jawab Rangga dengan kening mengkerut melihat Kaisar berbicara dikolam renang namun tubuh membelakanginya.

Ya, memang benar apa kata Rangga bila dirinya sudah menghubungi Kaisar bila ia akan sarapan di rumah pria itu tapi Kaisar tidak menyangka bila Rangga akan datang sepagi ini.

“Ini masih setengah enam, Rangga, kamu mau sarapan apa jam segini? Pergi dari sini atau aku lempar kamu kekolam ikan disebelah," ancam Kaisar dengan kesalnya.

“Astaga, galak banget, Kai," sahut Rangga. Dia merasa tidak melakukan apa-apa tapi Kaisar justru memarahinya.

“Aku lagi renang sama Nala tapi kamu datang mengganggu kami!" kata Kaisar membuat Rangga bergegas bangkit dari duduknya.

"Maaf, Kai, aku nggak tahu," balas Rangga kemudian masuk kedalam rumah Kaisar.

...***...

Jasmine kembali melakukan pemotretan bersama Khayla disebuah gedung pencakar langit.

Sembari menunggu giliran dirinya dipotret Jasmine memainkan ponselnya hingga terdengar suara manajer wanita itu menyimpan ponselnya dan mendengarkan manajernya berbicara.

"Satu minggu lagi desainer Larissa akan mengadakan fashion show dan beberapa di antara kalian akan menjadi modelnya," kata manajer itu yang didengarkan dengan baik oleh Jasmine dan Khayla beserta para model lainnya.

Desainer Larissa adalah desainer yang cukup terkenal dengan memiliki banyak koleksi busana wanita modern dan kekinian.

Rancangan pakaian yang dibuat desainer Larissa selalu berhasil disukai banyak kaum wanita dan sudah memiliki banyak butik di beberapa kota di Negeri ini.

Menjadi model untuk fashion show hasil rancangan desainer Larissa tentu saja sangat diharapkan oleh semua model di agensi itu termasuk Jasmine dan Khayla.

Namun Khayla yang kebetulan keponakan desainer Larissa santai-santai saja tak seperti model lainnya yang deg-degan takut tidak terpilih.

"Syarat menjadi model rancangan desainer Larissa adalah, model tidak boleh dalam keadaan hamil dan harus memiliki tubuh yang fit karena fashion show akan dilakukan selama 4 jam tanpa henti," kata manajer itu lagi.

Khayla menoleh pada Jasmine yang duduk di sebelahnya.

"Jas, kamu kan lagi hamil berarti nggak bisa ikut fashion show ya," kata Khayla membuat Jasmine tiba-tiba dilanda kebimbangan.

Dirinya yang ingin mengepakkan sayapnya di dunia modeling harus terkendala kehamilannya padahal ia hanya pura-pura hamil untuk menarik perhatian Kaisar kembali.

Kini ia harus memilih, terus melanjutkan kebohongannya untuk menarik perhatian Kaisar tapi karirnya berjalan di tempat atau memilih karirnya namun kebohongannya akan terbongkar.

"Model yang hamil bisa nggak ikut fashion show juga?" tanya Jasmine pada Khayla.

"Ya nggak bisa dong, kamu kan dengar sendiri kata manajer kalau syarat fashion show rancangan desainer Larissa itu model nggak boleh dalam keadaan hamil," jawab Khayla.

Jasmine menghembuskan nafas berat kemudian menggenggam tangan Khayla dan menatap wanita itu.

"Aku butuh bantuanmu, Khay," kata Jasmine membuat Khayla mengerutkan keningnya.

"Bantuan apa?" tanya Khayla.

"Bantu aku bisa ikut fashion show," jawab Jasmine.

"Nggak bisa, Jas, kamu kan lagi hamil," balas Khayla.

Jasmine menggelengkan kepala. "Aku nggak hamil, Khay, aku cuma pura-pura hamil."