Baca aja 👊😑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendi 20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan pertama
Mulai hari ini Kirana akan tinggal di rumah milik Tuan Raja dan Nyonya Amira. Tuan Asher sudah pergi dari rumah itu setelah beberapa jam mengobrol dengan Tuan Raja. Dan kini yang tersisa di rumah tersebut hanyalah Tuan Raja, Nyonya Amira dan Kirana.
Kirana yang belum akrab dengan Tuan Raja dan Nyonya Amira pun memutuskan untuk mengurung dirinya di dalam kamar. Gadis itu melanjutkan rasa sedihnya karena Tuan Asher benar-benar membawanya ke Desa ini. Walau pun Desa ini begitu indah bagi Kirana, Kirana masih lebih menyukai hidup di kota, karena jika hidup di kota ia bisa bebas melakukan hal apapun. Sedangkan di desa ini? Apa yang bisa Kirana lakukan?
Kirana sibuk bersedih di dalam kamarnya. Tanpa menyadari bahwa hari sudah berganti dengan malam.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Kirana Sayang, ayo makan malam dulu." Terdengar suara lembut milik Nyonya Amira dari luar sana.
"I--Iya, Tante!" Kirana segera beranjak dari atas tempat tidur lalu segera membuka pintu kamarnya. Ia pun langsung berpapasan dengan Nyonya Amira.
"Ayo, ikut Tante." Nyonya Amira menarik tangan Kirana dan membawanya turun ke lantai utama.
Di meja makan.
Kirana terlihat diam ketika melihat Tuan Raja dan Nyonya Amira mulai memakan hidangan yang ada di atas meja, sedangkan dirinya hanya bisa memandangi makanan miliknya dengan perasaan yang sangat-sangat canggung. Sungguh, perasaan yang asing ini membuat Kirana tidak nafsu makan.
"Kenapa diam saja, Sayang? Ayo, dimakan makanannya!" ujar Nyonya Amira ketika menyadari Kirana tak kunjung memakan makanannya.
"I--Iya, Tante." Dengan sangat terpaksa, Kirana berusaha melawan ketidak nafsu makannya. Ia mulai menyantap hidangan yang ada di hadapannya secara perlahan.
Beberapa menit kemudian. Setelah makan malam. Mereka bertiga pun berkumpul di ruang keluarga untuk menonton tv.
"Hoammm~" Tanpa sadar Kirana menguap.
"Kamu mengantuk, Sayang?" Nyonya Amira menyadari hal itu.
Dengan ragu-ragu, Kirana pun menganggukan kepalanya untuk menanggapi pertanyaan tantenya itu.
"Yasudah. Kamu tidur duluan saja, Sayang. Tante dan Paman masih mau menonton tv," ujar Nyonya Amira seraya mengelus puncuk kepala Kirana.
"I--Iya, Tante. Kalau begitu Kirana tidur duluan, yah." Setelah mengucapkan hal itu dengan perasaan yang sangat canggung, Kirana pun segera berdiri dari duduknya dan pergi dari sana.
"Dia sangat pemalu, Sayang," ujar Tuan Raja yang langsung dibalas anggukan cepat oleh Nyonya Amira.
_____________________________________________________
Tengah malam. Semua penghuni rumah sudah tertidur. Namun ... Kirana tiba-tiba terbangun dari tidurnya karena merasa tenggorokannya sangat kering.
"Haus ...."
Dengan segera Kirana menyeka selimut yang sedang menutupi tubuhnya. Dia pun beranjak dari atas tempat tidur lalu keluar dari kamar.
Tap ... Tap ... Tap ...
Kirana melangkah menuruni anak tangga satu-persatu. Setelah tiba di dapur, ia pun segera membuka kulkas dan mengambil air minum yang dingin.
Namun ... Ketika dirinya berbalik untuk mengambil gelas. Tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan seorang pria yang berdiri tepat di hadapannya.
"Siapa kau?" Suara berat pria asing itu benar-benar membuat jantung Kirana berdegup kencang tak karuan.
Bersambung.
░K░o░m░e░n░ ░y░a░ ░b░i░a░r░ ░a░u░t░h░o░r░ ░s░e░m░a░n░g░a░t░ ░j░a░n░g░a░n░ ░l░u░p░a░ ░l░i░k░e░ ░k░a░r░y░a░ ░a░u░t░h░o░r░
Kok aneh menitipkan anak di rumah orang lain. Lebih wajar kalau ke rumah Kekek-neneknya atau paman-bibinya. Setidaknya ada hubungan kerabat.
Apalagi anak gadis.