seorang gadis yatim piatu bernama Miranda yang di besarkan di sebuah panti asuhan setelah kedua orang tua nya meninggal dunia karena sakit.
besar di panti membuat Miranda menjadi sosok yang kuat dan mandiri,hingga dia berhasil membuka beberapa usaha yang mempunyai beberapa cabang.
suatu hari bertemu dengan seorang wanita bersama anak laki lakinya,kedekatan Miranda dengan Ratmi dan Rangga anak laki laki nya membuat Miranda mendapat figur seorang kakak.
tepat hari dimana Miranda meminta Ratmi menjadi kakak angkatnya,miranda juga bertemu dengan seorang pria yang sangat menarik perhatiannya.
seiring berjalannya waktu kedekatan Miranda dan pria itu semakin intens hingga akhirnya si pria meminta Miranda menjadi kekasihnya,bukan hanya Miranda tapi Ratmi sang kakak angkat pun ikut senang dengan kabar yang di berikan adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cageor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan ulang tahun
Tut... Tut....
'ya? Kenapa mba?'
Kamu udah di rumah gi?' tanya Ratmi.
'baru banget sampe mba,aku mah di atas motor. Ada apa?'
'Mira udah di rumah?'
'belum kayanya,motornya belum ada!'
'nanti hubungi mba ya pas Mira udah sampe! Mba mau bicara sama kalian berdua'
'oke... Nanti aku telpon'
Ratmi memang lebih sering menelpon Gia karena secara pemikiran lebih dewasa di banding Mira,walaupun posisi Mira jauh lebih tua.
Gia bukan tipe kepo dan ikut campur urusan orang,Gia punya pemikiran jika orang itu merahasiakannya berarti tu sesuatu yang memang kita gak perlu tahu atau belum saat nya tahu,beda dengan Mira yang akan merajuk dan memaksa.
20 menit kemudian ponsel Ratmi berdering,setelah berbincang sebentar Ratmi mengatakan tujuannya meminta dua wanita itu menelpon,sempat hening sejenak saat Ratmi mengatakannya dan tak lama di susul dengan suara gaduh meloncat dan lainnya.
Mira dan Gia sangat senang mendapat kabar dari Ratmi saking senang nya mereka langsung memesan makanan yang akan di bagikan besok pagi ke panti dengan membawa nama Ratmi dalam doa mereka.
POV Ratmi
Pagi itu saat baru bangun aku langsung menuju kamar mandi dan mencoba alat yang telah ku beli,karena yang kurasakan gejalanya hampir sama seperti sebelumnya,saat mengandung Rangga juga seperti ini gejalanya.
setelah menunggu beberapa menit aku melihat ke alat yang telah ku beli itu,betapa terkejutnya saat aku melihat ada garis dua di sana,air mata ku pun jatuh saat melihat itu,ini adalah hari yang sangat ku nantikan,dimana aku sangat menunggu kehadirannya. *'terima kasih untuk kehadiranmu nak'* ucap Ratmi sambil mengelus perut nya.
'oh iya... Apa kasih kejutan ini aja ya ke ayah,kan bentar lagi dia ulang tahun.' batin Ratmi.
Setelah membersihkan sisa sisa sampah di kamar mandi,Ratmi keluar untuk membangunkan sang suami karena harus berangkat pagi.
"yah... Ayah... Bangun"
"iya bun,,,"
"gimana? Udah kuat kerja?"
"harus kuat ah"
"yaudah yuk...biar bunda panasin makanan nya buat ayah sarapan"
Setelah sang suami menuju kamar mandi untuk membersihkan diri Ratmi menuju dapur untuk membuat sarapan,saat makanan sudah hampir jadi semua,Ratmi mendengar sang suami muntah muntah,dia langsung buru buru menyusul.
"kenapa yah?"
"gak yahnih bun..."
"ayah pucet banget,apa gak usah kerja aja kali yah"
"jangan deh bun... Akhir tahun kan ayah mau temenin bunda pulang kampung,nanti malah gak dapet cuti"
"tapi emang ayah kuat?"
"kalau gak kuat nanti ayah ngomong sama yang lain... Yang penting udah setor muka"
"yaudah... Terserah ayah"
Pagi itu suaminya berangkat walaupun dalam keadaan sakit,tak lupa dia mencium anak dan istri nya sebelum dia berangkat.
Menjelang siang ternyata Anto tidak kuat dan dia meminta salah seorang rekannya mengantarnya ke tempat dimana kekasih nya berada.
"kamu kenapa mas?"
"gak tahu sayang...bawaan nya lemes"
"aku panggilin dokter ya!"
"jangan ah... Aku mau istirahat aja disini boleh gak?" tanyanya pada sang kekasih.
"boleh lah"
"yaudah aku cuma butuh istirahat aja sebantar."
Hampir satu jam Anto tertidur disana,wangi kopi ruangan Mira membuatnya tidur dengan pulas,bahkan Gia yang tiba tiba datang pun sampai tidak tega melihat wajah pucatnya. Mira mengatakan pada sang adik kau kekasih nya sedang sakit dan Gia hanya menganggukkan kepalanya.
Gia keluar dari ruangan itu,lalu kembali dengan membawa plastik berisi makanan,saat masuk ke dalam ruangan ternyata Anto sudah bangun,Gia mendekat dan memberikan plastik yang dia bawa.
"makan mas..." ucapnya singkat sambil memberikan plastik di tangannya.
Tidak hanya Mira,Anto pun syok dengan apa yang baru terjadi,selama 4 tahun ini baru hari ini Gia menunjukkan perhatiannya pada Anto,apalagi dia memanggil Anto dengan sebuttan mas.
Anto yang terharu dengan perjuangannya mendekati Gia langsung tersenyum dengan perlakuan Gia.
Gia duduk di hadapannya dn dengan telaten menyuapi Anto hinga bubur yang ada di tangannya tandas,lalu memberikan minun padanya,Mira pun turut serta memberikan obat dan vitamin agar Anto cepat pulih.
"kayanya aku bakal sembuh lebih cepat jika ada dua bidadari yang melayani ku seperti ini" goda Anto pada dua wanita itu.
Anto pamit pulang pada dua wanita itu,beda seperti sebelumnya hanya akan ada Mira yang mencium tangannya kali ini Gia pun melakukan hal yang sama.
Ya... Gia memang sedang berusaha berdamai pada dirinya sendiri,biar bagaimana pun Anto tidak salah,Gia hanya tidak suka pada Anto yang menurut Gia mempunyai aura lain,tapi Gia tidak bisa menyalahkan itu pada Anto karena rasa itu hanya Gia sendiri yang rasakan jadi orang lain tidak bisa kena imbas nya.
*****
3 hari memang Anto mengalami muntah dan badannya yang lemas.Ratmi dengan setia mendampingi nya hingga merawatnya siang malam,karena di hari kedua Anto memaksakan diri untuk bekerja,Anto malah di bawa pulang mengunakan mobil oleh teman teman nya hingga membuat sang istri panik.
Di hari ketujuh ini tepat dengan ulang tahun nya dan tepat hari pertama dia kembali bekerja setelah beberapa hari istirahat.
Setelah sang suami berangkat Ratmi sudah di sibukkan dengan membuat tumpeng dengan ukuran sedang ,Gia dan Mira pun ikut membantu mengirimkan lauknya. Pagi pagi sekali Gia dan Mira sudah memasak ayam goreng,bihun goreng,perkedel,telur balado,orek tempe hingga telur dadar suwir. Sedangkan Ratmi hanya di ijinkan masak nasi dan membuat hiasannya saja,kedua adiknya tidak ingin terjadi sesuatu pada sang kakak yang sedang hamil muda.
sore itu tumpeng telah selesai,Ratmi sebenarnya ingin mengundang adik angkat nya itu,namun dia tahu jika sang suami memang sebenarnya tidak terlalu suka jika ulang tahun di rayakan,dia ingin ulang tahun menjadi momen saling mendekatkan saja.
Ratmi dan Rangga sudah rapi dan menunggu Anto pulang,sementara itu Anto baru saja keluar dari salah satu toko Mira setelah sebelumnya Mira dan Gia mengajaknya tiup lilin dengan menaruh pizza sepanjang satu meter di depannya,Anto juga pamit lebih dulu karena dia tahu kalau istrinya pasi masak sesuatu,karena itu selalu terjadi di saat dirinya ulang tahun.
*selamat ulang tahun kami ucapakan,selamat panjang umur kita kan doakan,selamat sejahtera sehat sentosa,selamat panjang umur dan bahagia...*
Rangga dan Ratmi menyanyikan lagu itu saat Anto membuka pintu,dia tersenyum pada mereka lalu menghampiri dan meniup lilin yang da di atas tumpeng tersebut setelah sebelumnya mereka memanjatkan doa.
Setelah itu Ratmi memberikan kado pada sang suami,dengan perlahan Anto membuka kado itu yang tenyata adalah sebuah kotak dan betapa terkejutnya dia saat dibuka ternyata isinya sebuah test pack dengan 2 garis dan laporan hasil dari bidan yang menyatakan Ratmi HAMIL dengan kehamilan yang sudah berusia 6 minggu.
Anto meneteskan air mata bahagia,akhirnya penantian 4 tahun dia dapatkan juga,dari awal pernikahannya memang mereka memilih untuk memiliki dua orang anak,sampai usia Rangga yang kelima belum juga di berikan adik sampai akhirnya saat ini Tuhan kembali mempercayakannya.
Kebahagiaan yang saat ini dia rasakan tidak dapat ada yang bisa menggantikannya,kehamilan Ratmi membuatnya sangat senang,tida berhenti air mata harunya terus turun,ucapan syukur dan doa tak henti nya pada istri dan sang calon anak yang ada di dalam perut.