Sinopsis :
Seakan tak percaya pada hidup yang seolah khayalan. Baru semalam ia tertidur karena kelelahan dan sekarang ia berpindah jiwa ke masa lampau, Chu Wei memasuki tubuh seorang janda berusia 32 tahun yang namanya sama dengan nya, memiliki 3 anak laki-laki yang sudah dewasa. Beruntung di keajaiban masih ada keajaiban, DING! "Sistem Pasar, beli dengan harga murah, jual dengan harga mahal" setidaknya ada sistem yang bisa membantu nya dari kelaparan.
"Ibu mertua saya sangat misterius sekarang, dia selalu mengeluarkan barang-barang secara misterius. Mengapa selalu mengumpulkan sayuran? Darimana uangnya itu datang? Namun saya tidak berani bertanya, asalkan ada makanan untuk di makan, itu sudah cukup."
Note : Slow Update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAS( BY.AR), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
"Bu! Saya kembali"
Gu Zhi kembali dengan membawa cangkul dan keranjang di belakang punggung nya.
Anak pertama nya pun mencari sayuran liar untuk mendapatkan pujian dari Ibunya. Jika Ibunya memberikan permen, ia akan memberikan nya pada istrinya.
[ DING! Berhasil di jual dengan harga 495 koin tembaga ]
Chu Wei melemparkan dua biji permen susu, setelah mendapatkan pujian Gu Zhi pun pergi dengan puas.
Chu Wei membeli bawang daun dari sistem pasar. Harga bawah daun yang di tanam dengan sistem modern sangat subur dan murah.
[ DING! 3 pon daun bawang, menghabiskan 6 koin tembaga ]
[ Sisa koin tersisa 19.464 koin tembaga ]
Chu Wei membawa dan di berikan kepada Wu Hua Ning. "Malam ini masaklah sup kelinci dengan campuran acar sawi putih dan bawang daun"
Man Yue selsai menguliti kelinci tersebut ia pun membawa nya.
Kelinci tersebut di masak oleh Wu Hua Ning.
Chu Wei melemparkan dua biji permen di tangan Man Yue. "Ambil ini! "
Man Yue melihat itu adalah permen. Ntah kenapa ada perasaan emosional dalam hatinya. Ia menerima dengan senang. Permen ini sangat enak, ia akan memakan satu dan menyimpan nya satu untuk suaminya.
Bau harum sup kelinci semerbak memenuhi halaman. Anak-anak yang mencium wangi nya tidak bisa tidak menjatuhkan air liur mereka.
Chu Wei memasukkan beberapa potong daging ke dalam mangkuk di isi dengan daun bawang dan kimchi nya. Warna kimchi yang merah membuat hidangan sup kelinci berkaldu merah. Rasanya sangat enak karena ada tambahan rasa pedas.
Meskipun rasa pedas adalah rasa yang langka di desa, karena pada zaman ini hanya jahe dan merica, rempah terjangkau yang memberikan rasa pedas pada makanan. Ada pula cabai, namun harga nya sangat tinggi dan biasa di konsumsi anggota kerajaan atau bangsawan.
"Yuzi! Antarkan ini pada nenek mu, setelah Anda kembali kita akan mulai makan."
Chu Wei memberikan mangkuk yang masih mengepul itu.
Yuzi berlari kencang, rumah Chu Wei dan mertuanya tidak jauh. Hanya dengan melihat keluar saja Chu Wei bisa melihat rumah Ibu mertuanya.
Kebetulan pintu pagar terbuka, Yuzi segera masuk dan berteriak.
"Nenek! "
Nyonya tua Gu keluar dari rumah, melihat itu adalah cucu nya dari menantu pertama nya.
"Ibu ku memerintahkan ku untuk memberikan ini padamu"
Yuzi menyerahkan mangkuk itu, kuah dari mangkuk terjatuh sedikit. Ia menjilat nya dan rasanya benar-benar enak.
Nyonya tua Gu terkejut itu adalah sup dengan daging. Ia tak bisa menyembunyikan pertanyaan nya. "Darimana datangnya daging ini? "
"Ibu saya mendapatkan kelinci di gunung, jadi dia memasak nya."
Yuzi tidak menunggu lama lagi. Ia masih harus menikmati sup daging kelinci itu, kemudian ia lari dengan cepat.
Setelah Yuzi pergi, Nyonya tua Gu berbalik masuk.
"Menantu pertama menangkap kelinci dari gunung dan memberikan kita semangkuk, saya akan membagikan nya kepada kalian."
Nyonya tua Gu hanya memiliki dua menantu. Chu Wei dan satu lagi Wen Yi, di rumah ini ia memiliki empat cucu yang tinggal. Anak tertua dari menantu kedua bernama Gu Wangsu berumur 15 tahun, Gu Dami berumur 14 tahun, Gu Hua berumur 5 tahun dan Gu Yua berumur 4 tahun.
Satu laki-laki dan tiga perempuan. Masing-masing mendapatkan satu potong.
Setelah nya nyonya Gu menyimpan nya di atas laci kayu.
"Daging nya sangat enak, apakah kita harus pergi ke rumah bibi pertama untuk meminta nya lagi? " Ucap Gu Yua.
Gu Hua mengangguk dengan mata cerah, daging ini sangat enak dan berempah ia tidak cukup hanya memakan satu potong.
"Jangan membuat ulah! Kamu sudah mendapatkan bagian mu. Jika kamu kesana dan meminta, awas saja aku akan memukul mu sampai cacat! " Wen Yi bukan tidak mau, ia sudah lama tidak makan daging. Namun kakak ipar Chu We bukan orang yang ramah, ia tidak mau terlibat dengan orang yang bahkan Ibu mertuanya sulit hadapi.
•••
Gu Zhi sedang memotong kayu bakar di halaman.
Ketika aroma wangi daging tercium ia tidak bisa mengalihkan hidung nya dan air liur nya sudah keluar karena aroma berbau sedap ini.
Gu Mao baru saja kembali dari mengambil air, ketika ia mencium aroma lezat dari dalam rumah, perutnya langsung keroncongan.
"Baunya enak sekali... "
Mereka menengok ke dalam seperti anak anjing kelaparan.
Mereka baru makan dua mangkuk nasi putih pagi tadi, mengapa menjadi lapar lagi?
Gu Yuzi yang baru datang pun merasakan hal yang sama, perutnya tidak bisa terkendali mencium aroma daging yang wangi ini.
Mereka langsung masuk ke dalam.
Mereka melihat asap sup daging mengepul di atas mangkuk besar. Di dapur Chu Wei mengangkat nasi putih yang baru matang.
Nasi putih dan sup daging, melihat semua itu Wu Hua Ning dan Man Yue sudah mati rasa. Bagaimana Ibu mertua mereka bisa langsung memasak semuanya, satu hari berturut-turut makan nasi putih. Apakah Ibu mertuanya tidak lagi berencana melanjutkan hidup nya...
Lupakan saja, makan saja apa yang ada di rumah. dan rasakan perasaan lega setelah makan, jangan sampai Ibu mertua mereka memberikan semuanya kepada keluarga Chu.
Wu Hua Ning dan Man Yue dengan cepat membantu Chu Wei.
Makanan pun sudah terhidang di atas meja dan siap di santap.
"Daging kelinci ini sangat enak! "
"Rasa sup nya benar-benar tak tertandingi! "
"Acar ini terasa sangat membakar mulut! "
"Mulut ku terbakar, hah! Panas"
Malam ini keluarga Chu Wei makan dengan meriah. Daging dan nasi putih, mereka makan sampai kenyang.
Di keluarga Gu.
Pak Tua Gu baru saja pulang dari ladang. Ia dapur untuk makan, nyonya tua Gu menyiapkan makanan untuk suaminya.
"Apa ini, daging? " Pak tua Gu terkejut, sudah lama sekali ia tidak makan daging.
"Tadi Gu Yuzi kemari dan memberikan ini, menantu pertama yang memerintahkan nya."
Pak Tua Gu semakin terkejut."Menantu perempuan? Kapan dia menjadi begitu berbakti? "
Nyonya tua Gu menatap sinis suaminya. "Jika kamu tidak mau, jangan makan! Cucu-cucu mu masih meneteskan air liur untuk daging ini! "
Pak tua Gu tidak mengatakan apa-apa lagi, aroma daging yang harum dan kuah nya berwarna merah. Begitu di makan rasa gurih dan pedas di akhir bercampur di lidah nya.
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat yah
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍