Jerat Cinta Duda Tua

Queen yang baru saja turun dari mobil Jeff, langsung di sambut oleh kedua sahabatnya. Emma yang melihat sesuatu yang berbeda dari Queen, menghentikan langkahnya.

" Ada apa Em ? ", tanya Queen heran. Emma tidak menyahuti pertanyaan Queen, ia sibuk mengamati wajah Queen. Saat menemukan hal berbeda dari diri Queen, mata Emma memicing tajam ke arah sahabatnya.

" Kau tadi habis melakukan apa dengan tuan Jeff ? ", pertanyaan Emma sukses membuat Queen gelagapan.

" Ayo Queen cepat jawab ",

" A aku tidak melakukan apa-apa ", bohong Queen.

Emma yang mendengar jawaban Queen tampak terkekeh pelan.

" Kau bohong Queen ",

" Aku tidak bohong Emma, aku tidak melakukan apa-apa dengan tuan Jeff ",

" Cih, masih saja tidak mengaku ", Emma tampak mengeluarkan sesuatu dan menyerahkan nya pada Queen.

" Lihatlah penampilanmu ".Queen pun segera meraih benda yang di berikan Emma yang ternyata adalah sebuah cermin. Ia pun segera mematut diri di cermin kecil itu. Mata Queen langsung mendelik ketika melihat bibirnya yang bengkak dengan lipstik sedikit berantakan. Queen pun melirik Emma seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" Masih mau berbohong ", ledek Emma seraya berkacak pinggang.

Queen yang tidak berkutik pun akhirnya mengaku juga. " Baiklah aku mengaku, duda tua itu baru saja menciumku ", lirih Queen di akhir kalimat.

" What ", Olive yang sedari diam sampai terkejut mendengar pengakuan Queen. " Bagaimana bisa ? ", tanyanya lagi.

" Tadi duda tua itu menyatakan perasaannya padaku ",

" Whatt? " Emma dan Olive kembali terkejut.

" Dan kau menerimanya? ", tanya Emma menyelidik. Queen pun mengangguk pelan dan kemudian menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya karena malu. Ia pasrah saja jika kedua sahabatnya itu akan meledeknya habis-habisan. Dan benar saja, setelahnya Emma dan Olive tampak tertawa terbahak-bahak.

" Apa aku bilang, jangan bicara sembarangan. Jadi termakan omonganmu sendirikan sekarang ", ejek Emma di sela tawanya.

" Benar, katanya tidak akan jatuh cinta pada pria yang lebih tua ", Olive pun ikut-ikutan meledek. Keduanya pun kembali tertawa dan hal itu membuat Queen merasa malu bercampur kesal.

" Puas sekali kalian tertawanya ", ucap Queen seraya berjalan meninggalkan Emma dan olive yang masih betah menertawainya.

" Hay Queen kau jangan marah ", ucap Emma sambil berjalan menyusul sahabatnya itu.

" Sejak kapan kau menyukai duda tua itu Queen ", tanya Olive penasaran. Queen tidak menjawab, ia berjalan menuju sebuah bangku yang berada di bawah pohon yang letaknya tidak jauh dari gerbang kampus. Ia pun mendudukkan diri di sana, kedua sahabatnya itu juga ikut duduk di samping Queen. Kini posisi Queen ada di tengah-tengah. Ia mulai membuka suara.

" Aku awalnya juga tidak menyadari semua itu. Tapi setelah kejadian mabuk waktu itu, dan tuan Jeff mengambil ciuman pertamaku, sejak saat itu jantungku selalu saja berdebar tidak karuan jika berada di dekat duda tua itu ",

" Benarkah secepat itu? ", Queen pun mengangguk membenarkan.

" Aku juga tidak tahu, kenapa bisa secepat itu aku jatuh pada pesona tuan Jeff. Mungkin karena kami tinggal satu rumah dan sering bertemu. Apalagi duda tua itu sering sekali menggodaku, aku kan jadi tidak berdaya ", jawab Queen yang tampak senyum-senyum sendiri saat mengingat tingkah mesum Jeff padanya.

Emma dan Olive yang melihat Queen senyum-senyum sendiri jadi cekikikan. Rupanya sahabatnya itu benar-benar sedang jatuh cinta pada lelaki yang selalu ia katai duda tua itu.

🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Malam harinya Jeff mengajak Queen untuk makan malam berdua di sebuah restoran mewah. Sepanjang perjalanan menuju restoran, Jeff terus saja menggenggam jemari Queen, dan sesekali juga menciumnya. Queen yang di perlakukan seromantis itu, merasa sangat bahagia.

" Seperti inikah rasanya memiliki kekasih ", batin Queen senang.

Setelah tiba di restoran, Jeff menarik tangan Queen dan menggandengnya sepanjang jalan menuju meja yang sudah ia reservasi. Seorang pelayan datang dan mengarahkan keduanya menuju meja yang letaknya di lantai dua restoran tersebut yang lebih privasi.

Setelah tiba, mata Queen langsung berbinar melihat meja yang sudah di dekorasi begitu indah. Meja dengan dua kursi yang saling berhadapan. Serangkai bunga mawar pink di dalam pot kaca. Kursi yang sandarannya diikat kain berwarna putih berbentuk pita besar. Lilin-lilin dan kelopak bunga yang menghiasi meja dan juga lantai di sekitar mereka. Sungguh Queen tidak menyangka jika Jeff bisa seromantis ini.

" Ayo ", Jeff pun mengajak Queen untuk duduk dan menikmati makanan yang sudah tersedia. Makan malam itu juga di iringi dengan dentingan piano yang melantunkan lagu-lagu romantis.

" Terima kasih ", ucap Queen setelah menyelesaikan makan malam itu. " Aku tidak menyangka tuan bisa menyiapkan hal seromantis ini ", Setelah mengatakan itu Queen tampak mengulum senyumnya.

" Dasar gadis nakal, kau selalu meledek ku. Apa kau pikir hanya lelaki muda yang bisa bersikap romantis hemm ", Queen tidak menjawab, ia terus menatap jeff yang malam ini terlihat begitu tampan.

" Tuan, apa yang kau suka dariku. Aku merasa tidak ada hal yang spesial dari diriku ini ", tanya Queen tiba-tiba. Ia penasaran, apa yang membuat lelaki tua itu menyukai dirinya. Padahal ia adalah gadis yang tidak pandai dalam berbagai hal.

" Aku tidak perlu alasan untuk mencintaimu Queen. Perasaan itu muncul begitu saja saat pertama kali melihatmu. Aku juga selalu merasa bersemangat jika berada di dekatmu. Kau membawa warna tersendiri di dalam hidupku Queen ", ucapan Jeff mampu membuat hati Queen bergetar. Ia segera berdiri dan berjalan menuju jeff. Setelah berdiri di depan lelaki itu Queen segera menghambur memeluknya.

" Aku sangat bahagia tuan. Terima kasih karena telah membuatku merasakan rasanya memiliki kekasih yang sangat mencintaiku ", ucap Queen dengan suara bergetar. Jeff pun membalas pelukan Queen dengan erat. Sesaat setelahnya terdengar isak tangis Queen dalam pelukannya.

" Hey, jangan menangis sayang, nanti aku bisa di hajar daddymu karena membuat anak gadisnya bersedih ", ucap Jeff sambil terkekeh pelan. Queen yang mendengar itu merasa kesal.

" Anda sungguh menyebalkan tuan, merusak suasana romantis saja ", omel Queen seraya melepas pelukannya. Bibir gadis itu tampak cemberut karena ledekan Jeffander.

Jeff yang melihat bibir Queen mengerucut jadi tidak tahan, ia segera menarik tengkuk gadis itu dan mendaratkan kecupan berulang kali.

" Jangan marah, aku akan selalu berusaha membuatmu bahagia, jadi tetaplah berada di sisiku ", ucap Jeff dengan nafasnya yang menderu. Queen pun tampak mengangguk pelan dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Jeffander dengan perasaan malu bercampur bahagia.

*********

Cie cie 😁

Ayo dong reader likenya di pencet biar othor semangat up datenya 😊

Terima kasih 😘😘