NovelToon NovelToon
I'M The Male Antagonist'S Wife

I'M The Male Antagonist'S Wife

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Keluarga / Roman-Angst Mafia / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami / Transmigrasi
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: eka zeya257

Raeesha gadis dingin ,pendiam badgirl ,urakan dan juga ahli beladiri .

Anak pertama yang di asingkan bahkan di anggap sampah oleh keluarganya , gadis penuh luka yang mencoba menutup lukanya sendiri.

Sayangnya dia harus meregang nyawa di tangan ayah kandungnya sendiri hanya karena adik tirinya yang tidak suka akan keberadaannya di rumah mereka , Raeesha yang mengira akan masuk ke akhirat ternyata memasuki tubuh seorang wanita yang menjalani kehidupan pahit dalam bilik rumah tangga , wanita yang terobsesi dengan suaminya sendiri tanpa perduli dengan kebencian dari suaminya.

akan kah Raeesha mampu mempertahankan kehidupan keduanya ? dan menemukan kebahagiaannya ?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

...☠️☠️☠️...

Jalanan yang semakin senggang membuat Ruby bisa kebut-kebutan, angin malam yang berhembus berhasil menusuk kulit Ruby dengan hawa dinginnya.

Dia sudah menempuh perjalanan selama dua jam lamanya, pikirannya masih kalut dia tidak bisa memikirkan hal positif tentang sahabatnya, yang ada di benaknya hanya kekhawatiran jika sahabatnya benar-benar telah pergi jauh.

Beberapa jam kemudian Ruby telah tiba di bandung, dia sampai di bandung menjelang pagi tanpa istirahat sedikit pun Ruby menancapkan gasnya menuju kediaman Naomi.

Sesampainya dia di depan gerbang kediaman Naomi, dia sedikit terkejut sebab di halaman rumah Naomi banyak karangan bunga bertuliskan bela sungkawa dan ada nama sahabatnya di karangan bunga itu.

"Ini nggak mungkin, pasti semua bohong kan," gumam Ruby menatap nanar karangan bunga di depannya.

Satpam yang berjaga di pos akhirnya berjalan menghampiri Ruby.

"Permisi, ada perlu apa Nona datang kemari?"

Ruby menoleh kesamping dimana satpam itu berdiri, "Pak, apa benar di sini kediaman keluarga Lamdrez?"

Satpam tersebut mengangguk, "Apakah, Nona ada perlu dengan pemilik rumah ini?"

Ruby terdiam sesaat dia bingung harus menjawab apa, karena sekarang tubuh yang dia miliki tidak mengenal keluarga Lamdrez sama sekali.

Hingga beberapa saat kemudian datanglah orang tua Naomi menghampiri mereka berdua.

Tap. Tap. Tap.

"Ada siapa, Pak?" ujar perempuan paruh baya saat tiba di hadapan mereka berdua.

Satpam yang mendapat pertanyaan dari tuan rumahnya langsung menjawab, "Ini bu ada-"

"Saya kakak kelasnya Naomi, Tan," sahut Ruby memotong ucapan satpam tersebut.

Perempuan paruh baya itu terkejut, dia langsung menyuruh satpam membukakan gerbang untuk Ruby.

"Duh maaf yah, Tante nggak tau kalau Naomi punya kakak kelas yang cantik seperti kamu," ujar ibu Naomi yang bernama Erna Lamdrez.

Ruby mengangguk kikuk, "Nggak apa-apa, Tan, saya juga baru sempet mampir kesini ngomong-ngomong Naomi dimana, Tan?"

Perempuan paruh baya itu tersenyum tipis sebelum mengajak Ruby masuk ke dalam rumahnya.

"Kita masuk dulu yuk, udaranya dingin nggak bagus buat kesehatan,"

Mau tidak mau akhirnya Ruby mengikuti ibu Naomi memasuki mansion Lamdrez, mansion yang menjadi rumah keduanya saat dia masih di tubuh Raeesha.

Erna Lamdrez membawa Ruby menuju ruang tamu, "Silahkan duduk, Nak. oh iya nama kamu siapa?"

"Saya Ruby, Tan," jawabnya, lalu mendudukan tubuhnya di sofa.

Erna mengangguk, di lalu menyuruh pelayan membuatkan teh serta membawa camilan untuk Ruby.

"Maaf yah, rumah kami sedang berantakan," ujar Erna merasa tak enak.

"Nggak apa-apa, Tan, kalo boleh tau kenapa di luar banyak karangan bunga kaya gitu, Tan?" tanya Ruby mulai mengorek informasi.

Perasaan Ruby semakin tak karuan saat melihat raut wajah ibu Naomi berubah sendu.

"Naomi~ dia sudah kembali ke sisi yang maha kuasa, Nak. dia mengalami kecelakaan tunggal satu minggu yang lalu setelah acara pertunangannya dengan Zaen," sahut Erna sedih.

DEGH.

Perasaan Ruby seperti di hantam batu besar, sakit dan juga sesak bahkan kedua matanya sudah berkaca-kaca dia tidak percaya jika sahabatnya telah pergi untuk selamanya.

"Tante nggak bohong kan? padahal saya baru ketemu sama dia beberapa bulan yang lalu tan," ujar Ruby tak percaya.

Erna mengangguk lesu, "Tante serius, Nak. bahkan kami semua juga merasa ini mimpi terlebih anak itu sedang bertekad untuk membawa keadilan bagi sahabatnya,"

Mendengar hal tersebut kedua alis Ruby mengernyit ke atas, "Maksud Tante apa?"

Erna tersenyum hambar sebelum menjawab pertanyaan Ruby, "Naomi sedang memperjuangkan keadilan sahabatnya, kami sekeluarga tidak bisa menerima kematian Raeesha seperti itu."

"Raeesha sudah kami anggap seperti anak kami sendiri, dan Naomi menginginkan kasus tersebut di buka kembali. Namun baru setengah jalan kami mengusut kasus itu tiba-tiba takdir mengambil anak kami."

Mendengar hal tersebut perasaan Ruby benar-benar hancur, dia tidak menyangka jika keluarga Naomi akan bersusah payah melakukan hal itu untuknya.

Ruby tak bisa lagi berkata-kata, dia memilih pamit pada ibu Naomi untuk menenangkan batinnya.

"Saya turut berduka cita atas kepergian Naomi, Tan. semoga dia di terima di tempat terbaik di sisinya."

Erna mengangguk singkat, "Makasih doanya, Nak Ruby,"

"Sama-sama, Tan. kalo gitu saya pamit dulu saya masih ada keperluan lain di luar," ujar Ruby lalu berdiri dari duduknya.

Erna ikut berdiri, dia kembali berucap, "Kamu hati-hati di jalan, Nak, sekali lagi terima kasih sudah berkenan kesini."

Ruby tersenyum tulus lalu mengangguk, dan bergegas pergi meninggalkan mansion Lamdrez.

..._______________...

Ruby membawa motornya seperti orang kesetanan, jam baru menunjukan pukul tujuh pagi dan jalanan masih lenggang.

Dia mengendari motornya menuju pantai, dia ingin meluapkan segala perasaannya yang sejak tadi meronta-ronta ingin di dengarkan.

Sesaat kemudian Ruby telah sampai di tepi pantai, dia memarkirkan motornya secara asal di sana. Senja yang mulai menyingsing menemani keheningan Ruby.

Dia turun dari motornya dan berjalan menuju tepi air yang sedang berombak kecil.

Tatapan Ruby terlihat kosong, ingatannya kembali pada masa-masa saat dia bersama Naomi hingga beberapa detik kemudian bulir kristal mulai turun dari kedua kelopak matanya.

"Kenapa kamu harus lakuin itu demi aku Naomi, kenapa hah!" teriak Ruby melampiaskan rasa sakitnya.

Dia meremas rambutnya dengan kasar, bulir bening semakin deras membasahi kedua pipi Ruby.

"AAARRGHHH, KENAPA TUHAN NGGAK ADIL SAMA AKU? KENAPA HARUS ORANG TERDEKATKU YANG KAU AMBIL TUHAN? KENAPA," teriak Ruby histeris.

Hantaman ombak kecil menyentuh jari kakinya yang terbalut sepatu, tubuhnya terasa lemas dia merasa semua tulangnya menghilang secara tiba-tiba dari tubuhnya.

Di sela isak tangisnya, ponsel miliknya tiba-tiba berdering di saku celananya.

Ruby mengambil ponselnya dan melihat nama Jean tertera di layar ponsel tersebut.

Klik.

"Ada apa, Jean?" tanya Ruby begitu telfon tersambung.

"Nona, anda ada dimana?"

"Bandung," sahut Ruby singkat.

"Bandung? Lalu bagaimana dengan masalah Luke, Nona," Nada suara Jean terdengar putus asa.

"Kamu yang urus, saya akan mengurus sisanya nanti," titah Ruby tak terbantahkan.

Helaan nafas berat terdengar dari seberang telfon, "Baik nona, saya harap anda segera pulang,"

Setelah memberi jawaban dan mematikan telefon Ruby kembali menghela nafas berat hingga berkali-kali, beberapa saat kemudian Ruby memilih berjalan kembali menuju motornya dan meninggalkan pantai, dia berniat istirahat di hotel sebelum pulang ke jakarta.

..._______________...

Di tempat lain lebih tepatnya ruang bawah tanah yang minim pencahayaan, di sana terlihat satu orang pria dan beberapa bodyguard yang sedang melihat tuan mereka menyiksa salah satu orang yang berhasil menyusup ke dalam markas mereka.

Ctaarr.

Ctaarr.

Dua kali cambukan melayang tepat di punggung pria yang terduduk di lantai dengan tangan yang terikat rantai.

"Siapa yang menyuruhmu hm, sampai-sampai kau berani masuk ke dalam markas ku," ujar pria yang mengenakan jas mewah di tubuhnya.

"Cih, sampai kapan pun saya tidak akan memberitahu anda. Lebih baik anda membunuh saya secepatnya," sahut pria yang terikat di rantai.

"Bajingan," hardik pria yang memakai jas.

Dia menyuruh bodyguardnya untuk memasukan tubuh pria tersebut ke dalam mesin penggiling daging.

Teriakan demi teriakan menggema di ruangan tersebut, sebelum akhirnya tubuh pria tadi berubah menjadi daging giling yang berserakan di lantai.

"Bersihkan tempat ini, jangan lupa selidiki siapa yang mengirim dia kemari," ujarnya pada para bodyguard.

"Baik, Tuan," jawab semua bodyguard serempak.

Pria tersebut kemudian pergi meninggalkan ruang bawah tanah miliknya, dia menuju ruangan bertuliskan ZD.

Pria tersebut adalah ketua organisasi yang beberapa waktu lalu pernah Ruby sebutkan.

BRAK.

Pintu terbuka dengan kasar membuat seorang pria yang juga mengenakan setelan jas menoleh terkejut.

"Ada apa dengan raut wajahmu yang gelap itu hm?" ujar pria tersebut.

"Ck ada penyusup, dan saya tidak tau siapa yang mengirimnya," sahut pria tersebut sembari mengusak rambutnya dengan kasar.

"Sudah lah, tidak perlu di pusingkan lagian mereka cuma seonggok tikus yang tidak berguna," jawab orang tersebut enteng.

"Ck kau bisa berbicara santai begitu, di saat kita sudah kehilangan salah satu mangsa terbaik hah," sentak pria tersebut.

Mendengar nada marah dari rekannya, orang tersebut hanya tersenyum tipis.

"Kita bisa mendapatkannya kembali, kau percayakan saja padaku."

"Bagaimana caranya?"

Orang tersebut tak menjawab, dia hanya tersenyum simpul di sela dia menikmati rokoknya, berbagai rencana telah tersusun rapi di kepalanya termasuk rencana penyerangan yang akan dia lakukan nantinya.

1
Fida
Luar biasa
AliNda AzaM
bagus
kriwil
yang ada dendam itu kan harusnya ressha kok malah pindah ke raga ga jelas 🤣
Bintang Juing
Luar biasa
Laura Leonz
jalan cerita yg menarik & menyedihkan endingnya😢
Mira Andika
Luar biasa
Baper kusut
Dia yg namanya tidak boleh disebut 🤣🤣🤣🤣 ada yg inget gk, siapa.. novel favorit q. lebih bagus cerita d novel timbang filmnya. itu menurut sih
Mira andika
Luar biasa
Kembae e Kucir
Buruk
Kembae e Kucir
Kecewa
❄️ sin rui ❄️
kosa kata nya banyak yg aneh salah satu nya ( apa pantas wanita memukul/menampar laki2 ) kan aneh abnget
Murni Murniati
ada mata mata mereka tak tau
Anonymous
Ini kayanya dunia mafia aku ta suka cerita mafia yg ta pernah selesiai jadi maaf thor aku skip sampe sini aja bacanya
Anonymous
Kebanyakan tts nya
Anonymous
Ck othor ini suka sekali menyiksa wanita
Anonymous
Kaya bacaan misteri aja pake petak umpet
Anonymous
Kontraknya othor ini menjual manusia makin kesini jadi ganti dunia mafia ceritanya malas banget mafia hidupnya hanya dendam dan kekerasan
Anonymous
Othornya pdnjahat inimah
Sity Herfa
Ya ampun dri semua cerita transmigrasi yg udh aq baca ini yg paling sad end..
bener bener ya kasian banget GK ada bahagia nya sama sekali..
nyesek amat thor 😭😭
percuma transmigrasi v ujung nya meninggoy juga...
Anonymous
Tolol banget katanya jago karate katanya pintar tapi jadi tolol
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!