Yoanda menikah dengan Bagas karena perjodohan kakek nya, tapi Yolanda sangat menyukai dan mencintai Bagas karena selain tampan tubuh Bagas ideal sehingga membuat Yolanda jatuh hati kepada Bagas, tapi Bagas sedikit pun tidak menyukai Yolanda karena postur tubuh yang subur dan tidak ideal.
Selama menikah dengan Yolanda Bagas tidak pernah menyentuh nya sama sekali, Bagas malah membenci Yolanda, hingga suatu saat Yolanda melihat Bagas dengan wanita cantik dan sangat mesra.
Setiap hari Bagas selalu menyakiti hati nya dan bahkan memfitnah dan mengusir nya dari rumah hingga hidup Yolanda terlunta-lunta karena aset yang pernah di berikan keluarga Bagas diambil nya.
Hingga suatu saat Yolanda berpikir akan merubah hidup nya dan akan melakukan balas dendam kepada Bagas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuat Sarapan
Pagi hari aku terbangun oleh suara dering telepon yang menggema di dalam kamar, dengan mata ku yang masih terpejam aku menerima panggilan tersebut.
"Mbak Yola maaf semalam aku sudah tidur? Ada apa sampai mbak menghubungi ku puluhan kali." Ucap dari seberang telepon yang ternyata Lea yang sudah membuat keributan di pagi buta ini.
Dengan perlahan aku membuka kedua mata ku, kulihat jam yang berada di dinding kamar menunjuk kan baru jam lima pagi.
"Ini masih pagi lo Lea, kamu ini sudah berisik aja." Ucap ku sambil menguap.
"Ya aku tau mbak kalau ini masih pagi, aku kaget lo ada banyak panggilan tak terjawab, ada apa mbak? apa mbak mau ngambil mobil ya?" Pertanyaan yang tadi saja belum di jawab, Lea sudah memberikan beberapa pertanyaan lagi.
"Oh iya, soal mobil itu tolong kamu antarkan ke rumah nya mas Bagas ya."
"Lo, memang nya mbak sekarang dimana?"
"Nanti siang kita ketemu, mbak sudah ngga tinggal di rumah itu lagi."
"What! Sebenar nya ada apa sih mbak?"
"Ya sudah nanti siang saja, sekarang kamu mandi lalu berikan mobil itu."
"Ya sudah baiklah, kalau gitu aku mandi dulu." Lea pun memutuskan panggilan nya.
Ku regangkan semua sendi-sendi ku, aku mengikat rambut dan turun dari tempat tidur.
Aku langsung pergi ke dapur dengan niat untuk membuat sarapan untuk aku dan kak Leo.
Bibir ku tersenyum mengingat sekarang aku sudah punya seorang kakak yang baik dan juga pemilik restoran mewah.
"Aku kerja di retoran kak Leo saja ya? Ya sudah aku mau menyiapkan sarapan untuk kak Leo dulu." Gumam ku sambil mengikat rambut panjang ku.
Aku melihat ke sekitar rumah, seperti tidak ada kehidupan sama sekali, mungkin kak Leo masih tidur, aku terus berjalan menuju dapur, ku dengar ada suara seseorang yang seperti nya lagi mengiris sesuatu.
Dengan perlahan aku masuk dengan ke dua mata ku yang waspada, begitu aku masuk, wanita paruh baya itu pun melihat ke arahku hingga kami berdua kaget.
"Kodok loncat, kodok loncat." Teriak ibu itu sambil mengangkat pisau ke atas.
Antara kaget dan ingin tertawa yang aku rasakan pagi ini, ibu itu membuat aku tersenyum di pagi hari.
"Maaf bu, saya mengagetkan ibu ya?" Tanya ku kepada beliau.
"Iya sampai bibi kaget, eh non siapa? Kenapa ada di rumah ini? Jangan-jangan_" Belum selesai ibu itu menyelesaikan kalimat nya, aku sudah memotong kalimat dan membuat ibu itu kembali terlonjak kaget.
"Jangan-jangan apa hayo." Aku sengaja menepuk bahu nya.
"Jangan-jangan kodok ya." Lagi-lagi aku di buat tertawa oleh ibu itu.
"Maaf non, bibir bibi ini suka spontan."
"Ngga apa-apa bi, justru saya yang minta maaf karena sudah membuat bibi kaget, kenalkan saya Yolanda bi, saya adik angkat nya kak Leo." Aku memperkenalkan diri sebelum bibi itu mempunyai pikiran yang tidak-tidak.
"Saya bi Narsih, berarti di rumah ini sekarang ada perempuan nya dan bisa menjadi teman nya kodok." Aku hanya mengangkat tangan ku untuk mengambil gelas tapi bi Narsih ini malah kaget dan kembali memanggil kodok, kasihan itu si kodok di panggil bi Narsih terus.
"Maaf non."
"Sudah lah bi jangan minta maaf terus, ngga apa-apa santai saja, lagian bibi membuat saya bahagia kok." Aku tersenyum sambil menatap nya.
"Terus non kenapa pagi-pagi sudah ke dapur?"
"Saya mau membuat sarapan bi." Aku membuka kulkas dan mengeluarkan bahan-bahan untuk membuat nasi goreng.
"Biarkan bibi yang menyiapkan nya non, non di kamar saja istirahat." Ucap bi Narsih.
"Ngga apa-apa bi, pagi ini dan untuk pertama kali nya aku membuat sarapan untuk kakak." Jawab ku sambil menyiapkan bahan-bahan yang di butuhkan.
Bi Narsih pasrah dengan kemauan dari Yola, bi Narsih merasa nyaman dengan Yola, baru pertama kali bertemu saja bi Narsih sudah senang dengan Yolanda.
******
{ Pov Leo }
Sedangkan di sebuah kamar, Leo masih berada di balik selimut, dia sangat malas sekali untuk bangun, dengan kedua mata yang masih terpejam Leo mencari-cari ponsel nya, dengan kedua mata yang di buka sedikit Leo mencari nama bos Ricard di kontak nya lalu menekan icon berwarna hijau.
"Ya, ada apa kamu pagi-pagi sudah menghubungi saya?" Tanya Ricard.
"Maaf bos untuk hari ini saya libur dulu ya."
"Tidak! Tidak ada kata libur." Jawaban dari Ricard membuat kedua mata leo terbuka sangat lebar.
"Tapi bos,"
"Tidak ada tapi-tapian."
"Selalu begitu, kalau begini terus bisa-bisa aku jomblo sampai mati." Gumam Leo pelan.
"Ngomong apa kamu, saya bisa mendengar nya." Ucap Ricard.
Leo terus berpikir bagaimana bisa membuat bos nya menyetujui keinginan nya, Leo teringat dengan Yola yang sekarang sudhamenjadi adik angkat nya, bibir Leo tersenyum penuh arti.
"Bos kan teman nya Yola, kemarin saja dia selalu membela Yola, baiklah bos, kali ini anda akan selalu meminta ku untuk libur." Gumam bathin Leo dengan bibir tersenyum.
"Leo, kenapa kamu diam? Jangan aneh-aneh, lagian kamu minta libur juga mau apa, jangan kan anak istri saja ngga punya." Selalu saja itu yang diucapkan Ricard di kala Leo meminta izin untuk libur.
"Bukan begitu bos, semalam saya bertemu dengan Yolanda di pinggir jalan, karena saya kasihan kepada nya jadi saya bawa pulang saja dia ke rumah." Ucap Leo dengan harapan Ricard mau memberikan libur.
"Yola? Maksud kamu Yolanda yang bertubuh subur yang kemarin saya bawa ke restoran?" Tanya Ricard penasaran.
"Iya bos yang itu, biarpun tubuh nya subur tapi di lihat-lihat dari dekat dia itu cantik lo bos." Leo memancing bos nya agar semakin penasaran.
"Kenapa dia bisa ada di rumah kamu?" ada sedikit rasa cemburu di hati Ricard begitu mendengar Yola ada di rumah Leo.
"Dia di fitnah sudah berselingkuh dengan bos, lalu keluarga nya menghina dan mengusir Yola tanpa membawa uang sepeser pun, yang dia bawa hanya koper berukuran sedang yang isi nya cuma baju dia doang, saya yang melihat dia sendirian di jalan malam-malam sendirian merasa kasihan jadi saya bawa nginap saja di rumah saya." Leo menceritakan inti nya ke Ricard.
"Baiklah kamu tunggu di rumah, saya kesana sekarang juga." Ricard langsung memutuskan panggilan nya.
"Kalau anda bukan orang yang pernah menolong saya dari gelandangan hingga saya bisa seperti sekarang sudah ku racun kamu bos, selalu saja seenak jidat nya menutup panggilan." Gumam Leo sambil menatap ponsel nya.