Pembalasan Istri Yang Tersakiti

Mendengar ucapan langsung dari kliennya itu membuat arman merasa sangat malu.

Ia memilih untuk keluar dari ruangan itu.

Dengan di ikuti oleh sekretarisnya sambil membungkuk berjalan di belakang kursi mereka.

"Apa bapak belum sarapan?"tanya lili sang sekretaris.

"Diam kamu li,sialan gara-gara suara perut aku gagal untuk presentasi di depan mereka"umpat arman kesal.

Lili menahan dirinya untuk tidak tertawa tak ingin membuat bosnya itu semakin kesal.

"Lebih baik kita cari sarapan dulu pak,masih ada kesempatan kita untuk presentasi nanti,biarkan perusahaan lain melakukan presentasi dahulu pak"ucap lili berusaha menenangkan bosnya itu.

Mau tak mau arman mengikuti lili menuju kantin untuk mengisi perutnya yang keroncongan.

"Kamu yakin kita makan di sini?"tanya arman ketika sampai di dalam kantin.

"Tentu saja pak, memangnya kenapa?"tanya lili melihat bosnya itu enggan untuk duduk.

"Apa kamu yakin makanan di sini bersih dan sehat?".

Bagaimana dengan rasanya?"cerocos arman melihat sekelilingnya banyak karyawan yang makan di sana.

"Saya jamin pak makanan di sini higienis,enak dan tempatnya bersih.

Kita tidak ada waktu banyak untuk mencari restoran di luar pak?"jelas lili.

Arman menghembuskan nafasnya perlahan apa yang di katakan sekretaris itu benar adanya.

Ia harus segera mengisi perutnya dulu dan segera kembali ke ruangan meeting tadi untuk melakukan presentasi lebih baik dari perusahaan lain.

Lima belas menit kemudian mereka kembali menuju ruangan itu.

Arman berdehem menarik nafas dan menghembuskan perlahan ini bukan pertama kali ia melakukan presentasi namun karena ada kejadian tadi membuatnya sedikit canggung.

"Silahkan pak arman anda jelaskan projek rencana yang anda buat?"ucap salah satu investor.

Pandangan adrian tak lepas dari arman yang berada di depan sedang melakukan presentasinya.

Tanpa ada hambatan arman melakukan presentasi dengan baik suara tepuk tangan terdengar untuk mengapresiasi kerja keras dari masing-masing perusahaan.

Dan kini adalah saat yang paling di tunggu-tunggu,pemberitahuan siapa yang akan mendapatkan tender kerja sama itu.

Arman menoleh ke arah adrian yang duduk tak jauh darinya.

Dengan membenahi dasi dan tersenyum smirk arman sangat yakin ia yang akan memenangkan tender itu.

Dengan begitu perusahaannya tidak terancam failed,belum lagi bantuan dari istrinya akan semakin membuat perusahaannya lebih stabil.

"Mohon perhatiannya atas banyak pertimbangan dari pihak kami sudah memutuskan siapa yang akan melakukan kerja sama dengan kami.

Semua perusahaan yang ikut sangat berkompeten dengan rencana projek masing-masing namun kami hanya memilih satu perusahaan saja.

"Selamat kepada pak adrian kita akan melakukan kerja sama ke depannya.

Kami setuju dengan rencana yang anda buat"ucap salah satu perwakilan investor itu menjabat tangan pemegang perusahaan Handoko grup itu.

Arman mengepalkan tangannya karena ia tak percaya akan kalah saing dengan perusahaan adrian.

"Bagaimana bisa,sialan aku yakin adrian berbuat curang agar mendapatkan tender ini"batin arman menatap ke arah adrian dengan penuh kebencian.

"Saya harap bagi perusahaan yang belum terpilih menerima semua keputusan yang dibuat,lain kali pasti akan ada peluang kerja sama dari perusahaan lain,sekian dan terima kasih".

Acara pun di tutup adrian banyak mendapatkan selamat dari berbagai pihak di sana.

Ia tak menghiraukan arman yang terus menatapnya tajam.

Rencana awal dia sudah berhasil perlahan namun pasti perusahaan arman akan hancur dan mempunyai banyak hutang pada pihak bank.

Arman sengaja menunggu adrian keluar ia pura-pura berjabat tangan dengan adrian sambil berbisik "jangan seneng dulu kamu,kali ini kamu beruntung tapi tidak untuk kesempatan lain".

Adrian hanya tersenyum lalu pergi meninggalkan arman di sana.

**Di dalam kantor arman yang frustasi membuka pintu ruangannya dengan kasar dan melempar barang-barang yang ada di meja kerjanya tapi tidak dengan laptopnya.

"Ah sialan minggu depan aku harus menggaji karyawanku,pakai uang apa aku membayarnya?"teriak arman sambil mengacak rambutnya kasar.

"Cuma ocha harapanku satu-satunya,dengan cara apa aku membujuknya lagi haaahh".

Tak lama pintu ruangan arman di ketuk oleh lili.

"Masuk ada apa?"tanya arman tanpa melihat ke arah lili.

Lili terkejut melihat ruangan arman yang berantakan seperti kapal pecah.

"Bapak kenapa?"tanya lili mendekat ke arah bosnya.

"Tidak usah banyak tanya,ada perlu apa kamu kemari?".

"Saya ingin memberikan surat ini pada bapak dari seseorang"ucap lili memberikan surat itu pada arman.

Arman pun melihat ke arah lili mengambil surat itu dengan kasar.

Namun matanya membulat melihat surat itu ternyata dari pihak pengadilan.

"Bapak kenapa?"tanya lili melihat arman yang hanya diam tak bicara apapun.

"Kenapa kamu masih di sini,keluar kamu jangan ikut campur urusan saya"ucap arman ketus mengusir lili ke luar ruangannya.

Setelah memperhatikan surat itu cukup lama akhirnya arman pun membuka suratnya.

"Jadi ocha benar-benar ingin menggugat cerai dariku"gumam arman.

"Ini gak boleh terjadi aku bahkan belum mendapatkan apapun darinya.

Aku harus memikirkan cara agar ocha tidak meminta cerai dariku sebelum aku berhasil menguasai semua aset yang ia punya".

**Di tempat lain aulia sedang melakukan kerja di luar lapangan harus menemui nasabah di setiap rumah-rumah.

"Uh panas sekali,untung aku keluar pakai mobil coba kalau pakai motor bisa hitam kan kulitku"ucap aulia berhenti di sebuah rumah mewah.

"Wah rumahnya bagus sekali,pasti aku betah kalau tinggal di sini".

Aulia baru bekerja sebagai pegawai bank di luar lapangan setelah keluar dari pekerjaannya sebagai Admin di bank syariah.

"Nyesel aku dulu keluar dari bank syariah kerjanya cuma duduk dan berada di ruangan Ac daripada sekarang aku harus panas-panasan begini"gerutu aulia sambil mengusap keringat di dahinya.

Setelah memarkirkan mobilnya di depan rumah mewah itu.

Aulia melihat ada seorang pria paruh baya dengan perut buncit sedang menunggu kedatangannya.

"Selamat siang apa anda bapak bagus?"tanya aulia sopan.

Pria itu mengamati penampilan aulia dari atas sampai bawah.

"Benar,anda nona aulia ya mari silahkan masuk?"ucap pak bagus.

Aulia mengangguk dan berjalan mengikuti pria itu masuk ke dalam rumah.

Aulia bertugas untuk menemui langsung nasabah di rumahnya yang ingin menabung atau meminjam uang .

"Saya ingin membayar semua hutang saya ada berapa nona aulia cantik"tanya pak bagus tersenyum memperhatikan aulia yang duduk di depannya.

"Sisa hutang anda tujuh juta rupiah sudah beserta bunganya pak"terang aulia sambil melihat data di buku yang ia bawa.

Pak bagus menyerahkan uangnya kepada aulia namun sengaja menyentuh tangan aulia.

Aulia dengan segera menepis tangan pak bagus ia tak suka melihat tatapan mengerikan yang pak bagus lakukan padanya.

"Nona aulia kenapa kamu mau bekerja panas-panasan begini,apakah uang dari suamimu kurang?"tanya pria itu.

"Saya belum mempunyai suami?"jawab aulia singkat.

"Oh benarkah perempuan secantik anda belum punya suami,bagaimana kalau nona aulia menjadi istri ke tiga saya saja?"ucap pria itu tersenyum sambil menaik turunkan alisnya.