IG: puputhamzah24
Ayunda terpaksa menikah dengan Gunadarma yang sikapnya dingin dan sombong. Guna dan Ayu bekerja di perusahaan yang sama dan ini semakin membuat hati Ayu makel. Ada-ada sajah titah dan tuduhan Guna terhadap Ayu.
Adinda, adiknya Ayu, demi sebuah ponsel mahal, rela didekati seorang pria bertitel CEO. Akankah Adinda berhasil mendapatkan suami CEO seperti saudarinya atau malah nasibnya lebuh apes?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puputhamzah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cuti?
Ayunda saat ini sedang memanaskan masakannya dan menatanya di meja. Ia kemudian segera menuju lantai dua dengan membawa dua porsi makanan. Kedua mertuanya tersenyum melihat kehadiran menantunya yabg sepertinya membawa sesuatu hal yang spesial untuk mereka.
"Cicipin masakan Ayunda Mi, Pi!" ucap Ayunda meletakan makanan itu keatas meja.
"Wah Pi nonton sambil makan tomyam enak banget ya pi" ucap Elin.
"Makasi ya nak!" ucap Aditya.
"Mi, Pi Ayu keatas dulu, soalnya Mas Guna mau makan!" ucap Ayunda.
"Iya nak, makasi ya" ucap Elin.
"Sama-sama Mi" ucap Ayunda.
Ayunda segera menuju lantai tiga dan menghela napasnya lelah saat menaiki tangga. Guna telah duduk dimeja makan dan melihat kedatangan Ayu yang terlihat kelelahaan.
"Mas rumah ini gede banget, kalau nanti punya rumah nggak usah gede-gede ya Mas!" pinta Ayunda.
"Bukannya para wanita sukanya yang gede-gede?" ucap Guna membuat Ayunda mengerutkan dahinya.
"Maksudnya?" tanya Ayunda bingung.
"Berlian gede, kalung gede, rumah yang gede pokoknya serba gede" ucap Guna sinis membuat Ayunda ingin sekali memukul wajah tampan suaminya jika itu tidak dosa.
"Emang Mas pikir semua wanita begitu apa? Ayu nggak tuh!" kesal Ayu.
"Ambilkan!" perintah Guna memberikan piringnya kepada Ayunda.
"Mas kan bisa ambil sendiri, manja banget!" gerutu Ayunda membuat Guna menaikkan satu alisnya.
"Saya punya istri dan kewajiban istri melayani suami!" ucap Guna.
Ayunda mengambil makanan untuk Guna "Besok makan dibawah saja, Ayu capek Mas kalau masak tiap hari kayak gini!" jujur Ayunda.
"Kalau capek nggak usah kerja di kantor, Uang yang Mas kasih lebih dari cukup untuk kamu! !" ucap Guna.
"Nggak mau...!" kesal Ayunda.
"Terserah kamu, Saya hanya tidak suka mendengar kamu mengeluh!" jelas Guna.
Guna memakan stiknya dan juga tomyamnya dengan lahap membuat Ayunda merasa bangga karena suaminya ternyata menyukai masakannya "Enak?" tanya Ayunda.
"Lumayan tapi tidak seenak masakan di Restauran!" ucap Guna membuat Ayunda memutar kedua bola matanya.
"Ya iyalah emang Ayu Chef apa?" Ucap Ayunda kesal namun tidak dengan Guna yang sepertinya terlihat terhibur melihat kekesalan istrinya.
Guna mengelap bibirnya dengan tisu dan ia telah menyelesaikan makan malamnya. Ia melipat tangannya dan sengaja menunggu Ayunda yang belum menghabiskan makanannya.
"Nggak usah tungguin aku Mas!" ucap Ayunda.
"Saya sedang tidak menunggu kamu" ucap Guna.
D**ari tadi ngeliatin aku, bohong banget kamu Mas...
"Mas katanya ada acara di Bali buat karyawan, Ayu boleh ikut nggak Mas. kuotanya kan terbatas itu hanya Melan sama Heri yang dapat dari divisi Ayu. Hmmm...Ayu mau ikut Mas!" pinta Ayunda.
"Kenapa kamu ikut? itu reward mereka, kamu harusnya lebih berusaha lagi kalau mau dapat reward seperti mereka" ucap Guna
"Ayu kan pengen liburan, main ke pantai lihat bule-bule, main pasir, lihat matahari terbenam atau terbit... " ucap Ayunda.
"Kuota itu udah cukup buat karyawan nggak bisa ditambahin lagi. Kalau saya mengikutsertakan kamu terus mereka pasti akan nanya apa prestasi kamu?" tanya Guna.
Ayunda menyebikkan bibirnya dan segera membereskan meja makan. Sebenarnya ia ingin ikut pergi karena ia tahu Guna dan Vivian kabarnya akan ikut pergi ke Bali. Bolehkah ia mengawasi Guna? bukannya ia adalah istrinya Guna. Ayunda tersenyum karena ia masih memiliki izin cuti sekitar tiga hari lagi tahun ini.
Kenapa nggak gue manfaatnya. Gue punya uang banyak dari suami. Kalau kantor nggak ngasih gue reward gue bakalan ambil cuti dan pergi ke Bali bersama Adinda... hehehe...
dikit2 nangis