Season 2 dari Novel "Anak Genius Milik Sang Milliarder"
Rachel dan Ronand telah beranjak remaja, kini usianya sudah menginjak 17 tahun. Rachel yang tak ingin selalu dibandingkan dengan kejeniusan Ronand, memilih untuk menyembunyikan identitasnya sebagai saudara dan orang kaya.
Semua siswa di sekolahnya, tidak ada yang mengetahui jika Rachel dan Ronand adalah saudara kembar. Justru mereka dirumorkan sebagai pasangan kekasih karena beberapa kali terlihat dekat.
Akankah keduanya berhasil menyembunyikan identitas mereka sampai lulus sekolah? Atau semua rencana itu gagal, seiring dengan kisah percintaan mereka yang terjadi di sekolah itu?
Temukan jawabannya hanya di NovelToon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beda Sikap
"Onty, ayo cekolah. Mika antal nanti campai depan cekolah," seru Mika dengan antusias. Ia sudah seperti Ibu-Ibu yang tengah membangunkan anaknya.
Pagi ini Rachel masih tidur, seakan tidak berminat untuk bangun dan pergi ke sekolah. Bahkan dua hari ini, Rachel tidak berangkat sekolah karena kondisinya belum stabil.
Namun Mika yang ingin melihat Rachel kembali ceria, mengharuskan Ontynya masuk sekolah lagi. Padahal Chiara dan Julian membiarkan saja anaknya itu tidak masuk sekolah.
"Onty mau tidur aja, kurcaci cadel. Onty ngantuk," ucap Rachel yang kembali menarik selimutnya dan menutupi seluruh tubuhnya.
"Astaga... Cudah kaya lempel caja ini Onty. Badanna dibuntus celimut,"
"Becok bial Mika calikan daun picang bial tayak lempel benelan," ucap Mika sambil menggelengkan kepalanya.
Sreettt...
"Halus kacih contoh baik bial Mika becok lajin cekolah. Macak Mika punya Onty pemalas tayak gini," ucapnya lagi setelah berhasil menarik selimut yang dipakai oleh Rachel.
"Emangnya kalau Onty rajin sekolah, kamu bakalan begitu juga besok?" tanya Rachel yang sebenarnya kesal dengan Mika karena tidurnya terganggu.
"Ndak juga sih. Telgantung becok ada temanna ndak. Coalna Mika ndak cuka mikil. Cekolah kan halus mikil," ucap Mika dengan santainya membuat Rachel mendengus sebal.
Aaaa...
Onty boncel, lepacin.
Sini kamu,
Geli,
Mandi cana, bau. Mika cudah mandi dan pakai palfum mahal punana nenet dayung,
Oh... Jadi yang tumpahin botol parfum milik Oma itu kamu, Mika?
Eh... Ndak ya, Onty boncel tadi.
Fitnah...
Hahahaha...
***
Mika menemani Rachel masuk ke dalam sekolah. Lebih tepatnya Mika ingin menjadi bodyguard untuk Rachel agar tidak ada yang mengganggunya. Tak lupa dengan Ronand yang berada di belakang keduanya sambil membawa tas kecil milik Mika.
Kalau dilihat-lihat, mereka itu mirip lho. Kitanya saja yang nggak sadar,
Berarti Rachel dan Ronand belum ada pawangnya,
Ada. Keluarganya itu pawang paling mengerikan,
Kita mah apa dibandingkan keluarga mereka? Diinjak sedikit aja udah hancur,
"Kok pada ngelihatin kita sih, Abang?" tanya Rachel pada Ronand karena merasa aneh dengan teman-teman di sekolahnya. Saat mereka bertiga masuk area sekolah, seketikan perhatian langsung terarah pada ketiganya.
"Mereka udah tahu kalau kita kembar dan merupakan anggota keluarga Roberto," ucap Ronand membuat Rachel membulatkan matanya.
"Aduh... Kok bisa sih? Alamat nih banyak orang bermuka dua mulai berdatangan," gerutu Rachel dengan raut wajah paniknya. Tentu saja Rachel tak terima dengan semua ini.
"Muka dua? Memangna bica manucia punya muka dua? Wajah olang kan catu," ucap Mika dengan tatapan polosnya.
"Yang punya muka dua itu orang jahat di belakang tapi baik di depan kita," ucap Rachel namun tak membuat Mika mengerti.
"Udah nggak papa. Mungkin udah saatnya ini terbongkar. Biar Raffa atau Susan tuh nggak disebut perebut lagi. Kasihan," ucap Ronand yang tak mau teman-temannya terkena imbas dari sandiwara mereka.
Rachel juga pasti terkena imbas dari fans Ronand yang tak suka dengan kehadirannya. Hal itu membuat Ronand sedikit khawatir dengan keselamatan Rachel. Mika menggenggam erat tangan Rachel dan membawanya pergi ke dalam kelas Ontynya itu.
"Nggak usah pada ngeliatin aku kaya begitu. Biasa aja, aku manusia kaya kalian." tegur Rachel saat melihat semua teman kelasnya menunduk saat ia masuk namun diam-diam mencuri pandang ke arahnya.
"Meleka pada takut cama Onty. Muka Onty nyelemin kaya hulk," ceplos Mika membuat teman sekelas Rachel menahan tawanya. Mereka tak berani terang-terangan tertawa karena takut dengan kekuasaan keluarga Rachel.
Plakkk...
"Heh... Restu Ibu, diam-diam bae." Rachel menggeplak bahu Restu dengan kencang.
"Sakit, Mpok Rachel."
"Astaga..." gumam Restu yang merasa tak bisa bebas berbincang dengan Rachel.
"Biasa aja kali. Anggap aja aku teman kalian kaya biasanya. Marga keluargaku ya? Nggak usah dipikirkan. Toh... Aku bukan orang yang menggunakan kekuasaan untuk menindas oranglain. Selama orang itu baik ya nggak masalah, aku mau aja temenan sama mereka." ucap Rachel dengan tegas kemudian membawa Mika duduk di kursinya.
"Coba Onty opelasi plastik di tempat potocopy depan cekolah. Bial meleka ndak takut lagi," ucap Mika membuat Rachel membekap mulut keponakannya itu.
Semua teman kelas Rachel begitu terkejut dengan fakta yang baru saja terungkap. Keluarga Roberto yang mereka tahu kekayaannya seperti apa. Mereka tak mengira jika Rachel ternyata dari keluarga Roberto. Dari tingkah lakunya saja tak mencerminkan dari keluarga konglomerat.
"Bersikaplah biasa saja sama kita, terutama Rachel. Dia bukan orang kaya yang sombong. Selama satu tahun lebih kalian kenal, pasti tahu bagaimana Rachel itu. Ya itu sifat dan sikap aslinya," ucap Ronand yang sedari tadi diam saat mengantar Mika dan Rachel.
"Kita juga nggak akan berbuat seenaknya selama kalian tidak melakukan tindakan kriminal atau menyakiti kami," lanjutnya.
"Kami hanya canggung saja. Apalagi keluarga kalian terkenal kaya dan disegani orang," ucap Nawang dengan pelan.
"Yang disegani itu Opa dan Papa kita di dunia bisnis. Ini di sekolah, jadi ya beda." ucap Rachel dengan nada tak suka.
"Kita akan mencoba bersikap biasa saja dan berinteraksi santai sama kamu, Rachel. Tapi maaf jika nanti kesannya agak kaku," ucap Restu mewakili teman-temannya.
Hmm...
Rachel hanya menanggapinya dengan deheman saja. Ia malas jika semua orang membahas statusnya sebagai anak dari keluarga Roberto. Mika malah kini duduk anteng di kursi kosong sebelah Rachel sambil minum susu dengan dotnya.
"Pakai gelas, Mika. Udah besar juga masih pakai dot," tegur Rachel saat Mika asyik dengan dunianya.
"Bialin, ndak lugi juga talo Mika pakai dot kok." Mika mengedikkan bahunya acuh. Baginya ia tak merugikan orang jika minum pakai dot.
"Nanti pulang dijemput Opa. Masa kamu ikutan masuk kelas begini," ucapnya yang tak enak jika membawa keponakan masuk kelas.
"Mika kan bodygualdna Onty, wajal aja dong. Ndak ada yang belani ngusil Mika kok. Tuh teman-teman Onty pada diam-diam caja," ucap Mika membela diri.
"Mereka diam karena takut sama keluarga kita, kurcaci cadel." bisik Rachel saat tatapan semua orang teralihkan pada mereka.
"Takut?"
Mika merasa aneh dengan ucapan Rachel. Apa yang perlu ditakutkan dari keluarga mereka? Sama-sama manusia, bukan hantu. Mereka juga baik walaupun mukanya pada judes. Terlebih Mama Martha, memang galak dan jutek namun aslinya sekarang baik. Suka royal dengan anak dan cucunya.
Oh... Onty boncel cetan kali ya? Makana pada takut cama kita,
Sembarangan, Onty manusia se..
Cetengah kuda,
Ahahaha...
Eh... Nggak, Mpok Rachel. Bercanda kita,
Siapa itu cewek yang ada di belakang Bu Amin?
Deg...
Onty boncel, itu kan...
lanjut thor...
SEKALIAN UNDANG SON HOREG PUNYA OM BREWOK MIKAAAA...
JANGAN LUPA NENEK GAYUNG DI AJAK HOBAAAAHHH💃💃💃💃💃💃