NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:714.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mommy Ghina

Kekhilafan satu malam, membuat Shanum hamil. Ya, ia hamil setelah melakukan hal terlarang yang seharusnya tidak boleh dilakukan dalam agama sebelum ia dan kekasihnya menikah. Kekasihnya berhasil merayu hingga membuat Shanum terlena, dan berjanji akan menikahinya.

Namun sayangnya, di saat hari pernikahan tiba. Renaldi tidak datang, yang datang hanyalah Ervan—kakaknya. Yang mengatakan jika adiknya tidak bisa menikahinya dan memberikan uang 100 juta sebagai ganti rugi. Shanum marah dan kecewa!

Yang lebih menyakitkan lagi, ibu Shanum kena serangan jantung! Semakin sakit hati Shanum.

“Aku memang perempuan bodoh! Tapi aku akan tetap menuntut tanggung jawab dari anak majikan ayahku!”



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Ceraikan Shanum!

Pipinya dicium! Mata Shanum menyalak, tapi sayangnya tangannya tidak bisa menggapai pipi suaminya.

“Kurang ajar!” sergahnya.

Ervan tahu mengapa gadis itu marah. “Saya tunggu di luar. Kalau butuh apa-apa, panggil ya.” Ervan tidak menunggu jawaban, langsung melangkah keluar dan menutup pintu kamar mandi setengah rapat. Kemudian mencoba menetralkan degup jantungnya yang sempat berirama cepat.

“Ish, kenapa bisa-bisanya aku mencium pipinya,” batin Ervan.

“Bisa-bisanya pria itu cium pipi Shanum! Emangnya Shanum ini cewek gampangan, mau disosor sana sini ... ergh! Laki-laki sama saja, dasar playboy!” Shanum geram, tangannya pun mengusap pipi bekas dicium Ervan.

Di luar, perawat menunduk sopan. “Terima kasih, Pak. Saya sangat menghargai bantuannya.”

Ervan hanya mengangguk dan menyandarkan punggungnya ke dinding, mengembuskan napas panjang.

Beberapa menit kemudian, suara pintu kamar mandi diketuk dari dalam.

“Suster, saya sudah.” Suara Shanum terdengar pelan.

Ervan langsung masuk kembali. “Mau ngapain? Yang Shanum panggilkan susternya, bukan Bapak? Atau mau ambil kesempatan dalam kesempatan lagi ... hah!” cerocos Shanum dengan mendelik curiga.

“Bisakah kita tidak ribut di kamar mandi? Suster mana bisa mengendong kamu keluar.”

“Enggak adik, enggak kakaknya, ternyata sama-sama mesum, otaknya sama. Menyesal sekali Shanum—“ Belum menyelesaikan kalimat, Ervan sudah menunduk. Dengan perlahan dan hati-hati, ia kembali menggendong Shanum keluar, lalu membaringkannya kembali di ranjang. Perawat segera merapikan posisi bantal dan menyelimutinya.

“Terima kasih ya, Pak. Saya lanjut cek tekanan darahnya dulu, ya, Bu Shanum. Dan nanti sekitar jam 9 akan ada pemeriksaan kembali dengan dokter Karina.”

Shanum hanya mengangguk lagi, kali ini matanya mulai tampak kesal melihat sosok suaminya yang kini berdiri di sisi ranjang.

Setelah pengecekan selesai, perawat pamit meninggalkan ruangan.

Suasana hening kembali tercipta. Hanya suara jam dinding yang terdengar, berdetak lambat.

“Sarapan dari rumah sakitnya mau kamu makan?” Pertanyaan Ervan memecahkan keheningan yang sempat terjadi di antara mereka berdua.

Shanum melengos dari tatapan suaminya yang kini menyodorkan piring yang berisikan roti panggang dan telor rebus.

“Tadi Bik Laras beli roti manis, mau saya ambilkan?” Ervan masih tampak berusaha membuat istrinya kembali berbicara.

Lagi dan lagi Shanum diam, malas membuka suaranya. Dan bersamaan itu pula ponsel milik Shanum yang diletakkannya di atas nakas berbunyi. Ervan yang masih berdiri antara sisi ranjang dan nakas menajamkan matanya.

‘Mas Yogi.’ Nama ini yang tertera di layar ponsel Ervan, lantas ingatannya berkelana saat ia menelepon Shanum tempo hari. Tangan Ervan tergerak mengambil ponsel Shanum, namun gadis itu lekas merebut darinya.

“Mas Yogi,” gumam Shanum sebelum menjawab panggilan telepon.

Dengan santainya Shanum menerima tanpa menatap Ervan yang menatap tajam padanya. “Assalamualaikum, Mas Yogi.” Suara Shanum begitu lembut dan ramah.

“Waalaikumsalam, Shanum. Sekarang kamu ada di mana? Kok belum datang ke toko. Ini tadi Mbak Tia ke kost’an kata bu kost kamu nggak ada?” cecar Yogi dibalik telepon.

Duh, Shanum baru teringat belum kasih kabar pada Tia atau Bu Ririn kalau hari ini tidak masuk kerja. “Shanum ada di rumah sakit, Mas. Kemarin waktu pas rapi-rapi barang di tempat acara ... Shanum jatuh kepeleset.” Terpaksa Shanum berkata bohong. Alis mata Ervan saling bertautan, matanya pun menyipit, sekilas Shanum melihatnya, tapi secepat mungkin ia mengalihkan pandangan ke arah jendela.

“Astaghfirullah, pantas saja kemarin kita cari kamu tidak ketemu. Kenapa kamu nggak kasih kabar. Sekarang dirawat di rumah sakit mana, nanti kalau sempat kita jenguk.”

“Eh, jangan repot-repot Mas Yogi, Shanum di rawat di rumah sakit Brawijaya, kemungkinan nanti sore juga sudah pulang kok,” balas Shanum, menolak secara halus. Bukannya kenapa-napa, pertama ia dirawat di ruangan yang begitu mewah, lalu yang kedua ada tunangannya Meidina. Ia tidak mau jadi gunjingan rekan kerjanya.

“Tidak merepotkan kok, namanya orang sakit ... ya harus dijenguk. Ya sudah, nanti kabari saja kalau memang sore sudah diizinkan pulang,” putus Yogi.

“Iya Mas, makasih banyak perhatiannya. Nanti Shanum kirimkan foto kalau memang Shanum dirawat, tidak bohong kok. Sekalian nanti juga akan minta surat izin dari dokter.”

“Oke, cepat sehat ya. Kalau begitu aku lanjut kerja, banyak orderan kue lagi.”

“Ya, Mas. Semangat kerjanya ya.” Shanum mengakhiri panggilan teleponnya.

“Eh!” seru Shanum terkesiap, ponselnya sudah berpindah tangan di tangan Ervan dan disimpannya ke dalam satu celana bahannya.

“Kenapa hp Shanum diambil? Kembalikan hpnya!” serunya dengan merentangkan tangannya mencoba menggapai badan suaminya.

“Agar bisa kamu foto selfie dan mengirimnya sama laki-laki yang bernama Yogi itu!” balas Ervan ketus.

Kening Shanum mengernyit, “Ya, memangnya kenapa?”

“Oh, jadi ini alasan kamu semalam minta kita bercerai. Karena sudah ada laki-laki lain yang akan bertanggungjawab! Dasar perempuan —“

“Murahan! Ya, Shanum perempuan murahan. Dan Shanum berhasil menjebak kakaknya kak Reinaldi. Biar Shanum bisa hidup nyaman dan jadi orang kaya dengan cara instan!” lantangnya dengan sorot mata tegasnya.

Ervan bergeming.

“PUAS! Inikan yang mau Bapak ucapkan! Sudah Shanum ucapkan sebelum Bapak mengotori mulutnya sendiri untuk mengatai perempuan miskin ini. Jadi tidak perlu repot-repot,” tegas Shanum.

Pria itu melangkah mendekat, Shanum menarik napasnya dalam-dalam dengan kembali memalingkan wajahnya ke arah yang berbeda.

“Shanum sangat menyesal meminta tolong. Shanum memang telah melakukan kesalahan, tapi bukan berarti harga diri Shanum seenaknya diinjak-injak! Lebih baik kita cerai hari ini juga. Talak lah Shanum. Masih banyak di luar sana laki-laki yang bisa menghargai—akh!”

Gadis itu terkesiap, dagunya terangkat secara paksa karena capitan jemari Ervan. Pandangan matanya beradu pandang dengan sorot mata suaminya yang begitu tajam.

Dalam per sekian detik pandangan mereka berdua terkunci, tanpa bersuara, dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

“Talak Shanum sekarang juga!” seru Shanum sembari menepis tangan Ervan, tapi justru salah satu tangan Ervan memegang tengkuknya, ia tak bisa memalingkan wajahnya.

“Lepaskan Shanum!!” pekik Shanum tak tahan.

Rahang Ervan mengeras, bahkan giginya menggertak melampiaskan emosinya yang tiba-tiba menguasai dirinya tanpa alasan yang tidak ia mengerti.

“Saya amat tidak suka kamu dekat atau menerima telepon dari pria lain. Mengerti!”

Shanum berdecih pelan, sudut bibirnya tersenyum miring. “Shanum tidak butuh penjelasan! Shanum hanya butuh ditalak sekarang juga, Shanum menyesal dan minta maaf!” sentaknya. Dan bersamaan itu juga tubuh Shanum tersentak, sampai-sampai salah satu tangannya memegang bahu suaminya saat pria itu duduk di sisinya.

Wajah pria itu semakin memerah, deru napasnya nampak naik turun. Shanum bisa merasakannya, bahkan gadis itu semakin tak kuasa melihat sorot mata Ervan yang seakan-akan sedang mengobrak-abrik perasaannya.

“Ingin bercerai?” Ervan berkata lantang, pandangan matanya pun turun ke bibir ranum milik Shanum.

Bersambung ... ✍️

1
Cicih Sophiana
perjuangkan cinta mu Ervan jgn putus harapan... semoga Shanum mengerti dan sadar klo kamu sangat mencintai nya...
Sri Widjiastuti
up nya G lupa ya thor??
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
ah kau shanum salah paham melulu. ngerti ga sih shanum ini tahta tertinggi dalsm. mencintai apa? ya mengikhlaskan org yg kita cintai bahagia, walau bukan dengan kita.
Sri Widjiastuti
biar melek itu mata nya nyonya diba
LISA
Makin seru nih..moga aj Shanum tidak goyah meskipun Rey udh sadar dr komanya..dan Shanum tetap mencintai Ervan.
Ma Em
Ervan kamu jgn putus asa perjuangkan cintamu pada Shanum apalagi sekarang Shanum sdh menjadi istrimu jgn hanya karena Renaldi sekarang sdh sadar akan kesalahannya dan msh mencintai Shanum Ervan langsung mengalah tetaplah pertahankan cintamu pada Shanum, semoga pernikahan Ervan dgn Shanum langgeng tdk perduli anak yg dikandung Shanum anak Renaldi kalau Ervan tulus menyayangi anak yg dikandung Shanum pasti Shanum juga akan senang dan bahagia.
🔮 ve spa
Yachh pasti sudah ada dunk Van 😍
Noor hidayati
shanum salah paham kayaknya,dikira ervan main² saja sama shanum
Kar Genjreng
Shanum sudah dengar kan perasaan Ervan terhadap mu itu tulus masalah pembatalan pernikahan mu dengan Rai,,,bukan salah Suami mu,,karena Renaldi ingin membuang anak dalam kandungan mu,,masih bisa ngatkan. makanya sudah benar kamu menjadi istri Ervan,,,kasian sudah berjuang Melan banyak netizen yang membully mu,,, pokonya ganti panggilan nya agar Suami mu tau kamu mulai membuka hatinya untuk suamimu,,,jangan jadi mutung dan salah paham,,lagi ,,
anonim
Shanum sudah menjadi istrimu ya dipertahankan bagaimana caranya - coba dengan semakin perhatian sama Shanum - ambil hatinya. Jangan menyerah kau Ervan toh kamu cinta sama Shanum, pertahankan pernikahanmu
Esther Lestari
Shanum jangan salah paham dulu dengan kata2 Ervan saat bicara dgn orangtuanya tadi. Dia takut kehilangan kamu.
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
berdoa aja van semoga kalian berjodoh
Sugiharti Rusli
semoga dengan pengakuan Ervan pas Shanum tidur, tapi sudah terbangun, dapat membuka hati Shanum kalo suaminya benar" mencintainya dengan tulus
Sugiharti Rusli
dia ga mau kalo Shanum terpaksa meneri ma dirinya karena mereka sudah terpaksa menikah dulu yah
Sugiharti Rusli
soalnya kan selama ini Shanum belum mengungkapkan perasaan dia sebenarnya ke Ervan, apa sudah cinta juga atau belum
Sugiharti Rusli
sepertinya Shanum sudah salah paham dengan pernyataan Ervan kepada kedua ortunya yah
Tarwiyah Nasa
shanumnya menurutku jg gampang plin plan pikirannya..
Sugiharti Rusli
yah memang sebaiknya permasalahan yang terjadi sama anak" mereka papa Wijatnako dan mama Diba tidak perlu ikut campur yah
Dwi ratna
😭😭😭😭😭😭
Dwi ratna
hadeh shanum km kyknya salah paham,msa gk paham klo Ervan cinta km,km mlh mau mundur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!