NovelToon NovelToon
Suami Untuk Kirana

Suami Untuk Kirana

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:6.5M
Nilai: 5
Nama Author: Red Lily

Kirana, dalam hembusan terakhir sang Kakek dia menikah dengan sosok pria yang diyakini Kakeknya akan menjaganya dan membahagiakannya. Namun, siapa sangka kalau Arjuna adalah sosok suami yang menganggap Kirana sebagai musuh, bukan istri.

"Aku akan terus melafalkan namamu dalam doaku, karena aku mencintaimu." -Kirana Anindy.

"Menghilanglah dan pergi. Jika harta yang kamu inginkan, bawa itu bersamamu." -Arjuna Braja Satya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekhawatiran setiap insan

🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹

🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹

🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹

Arjuna bangun tatkala dia merasa tidak nyaman dalam tidurnya. Beralaskan kasur lantai yang lusuh dan bantal yang lepek, bagaimana bisa Kirana tidur di tempat yang seperti ini? 

Arjuna memandang langit-langit yang bahkan memperlihatkan celah-celah bolong yang tersinari cahaya bulan.

Karena tidak bisa tidur, Arjuna mengecup puncak kepala Kirana sebelum dirinya melangkah keluar dari kontrakan itu. Dia melihat sekitar, ini sudah jam 2 dini hari, dan di luar sangatlah dingin, apalagi melihat sawah membiarkan hewan-hewan malam berisik.

Karena bosan, Arjuna membuka ponselnya. Dia kaget melihat banyak pesan dan juga panggilan tidak terangkat dari Bundanya.

Iseng, Arjuna menelpon sang Bunda. Dan ternyata terangkat.

"Hallo, Assalamualaikum, Bang. Kenapa?"

"Waalaikum salam, bunda kok belum tidur?"

"Lagi tidur, kamu bangunin. Kenapa? Gimana Kirana? Kenapa gak angkat-angkat telpon tadi? Kirana gak kenapa-napa kan? Bunda mau ngomong sama dia."

"Kirana lagi tidur lah, Bun. Ini Abang kebangun karena di sini berisik. Insyaallah besok aku ajak Kirana pulang kok."

"Alhamdulillah, udah akur?"

"Udah, tapi masih canggung Abang, Bun."

"Yeee gimana sih, dulu aja pas maki-maki dia gak canggung."

"Bunda….," Rengek Arjuna yang mana membuat Bunda Eliza berdecak di sana. "Minta sarannya. Kudu gimana Abang?"

"Pelan pelan aja lah, kan Kirana juga baru list sifat pengertian kamu. Jangan maksa dia, biarin aja dia maunya gimana."

"Iya, Bun."

"Jaga mulut sama tindakan kamu, Bang. Atau dia bakalan pergi lagi."

"Gak boleh, Abang sayang sama dia."

"Sayangi dia karena dia istri Abang, bukan karena ayahnya."

"Iya, Abang emang sayang dia karena dia istri Abang."

"Ya udah sana tidur lagi, nanti Kirana bangun terus nyariin."

Belum juga Arjuna mematikan telpon, dia mendengar suara dari dalam. "Bun matiin dulu ya. Assalamualaikum."

Arjuna bergegas ke dalam rumah, dan dia mendapati Kirana yang sedang mendudukan dirinya.

"Hei, mau apa?"

"Jam berapa?"

"Belum subuh kok."

Kirana yang masih setengah sadar itu mengangguk anggukan kepalanya dan berusaha untuk berdiri.

"Mau kemana?"

"Wudhu." Kirana menjawab singkat dan pergi meninggalkan Arjuna yang termenung di sana.

Kirana membasuh wajahnya. Dan setelah keluar dari kamar mandi, Arjuna berucap, "Saya yang jadi imam. Boleh?"

Kirana menatap pria itu sesaat sebelum akhirnya mengangguk mengizinkan.

🌹🌹🌹

Arjuna benar benar memimpin sholat tahajud. Mereka membaca al-Quran dan juga bertasbih sampai subuh. Hal yang membuat Kirana kaget, kini Arjuna selalu membawa Al-Quran kemana-mana. Di dalam mobil juga tersedia alat sholat miliknya.

Melihat perubahan yang begitu besar pada suaminya membuat hati Kirana menghangat. Setidaknya dia yakin akan keputusannya sekarang.

Beres sholat subuh, Kirana tidak tidur lagi. Dia merasa lapar, jadi Arjuna mengupaskan buah-buahan untuknya.

Mereka duduk berhadapan di atas karpet tipis. Kirana sibuk menatap buah pear yang sedang dikupas oleh sang suami.

"Nah, makan."

"Makasih," ucap Kirana mulai mengunyahnya. Satu potongan selesai dikupas, saat itu juga Kirana melahapnya.

"Emang gak pernah ngidam, Ran?"

"Enggak."

"Malem malem pengen apa gitu?"

"Sering sih," gumam Kirana.

"Nah itu ngidam."

"Tapi gak maksa, kalau gak ada yaudah gak jadi pengennya."

"Pernah pengen apa aja?"

"Segala sih."

"Nanti kalau mau apa apa bilang aja, saya yang beliin." Arjuna berucap sambil menatap buah lain yang tengah dia kupas, dia masih malu menatap Kirana.

Dan perempuan itu menyadarinya, dia mengulum senyumnya melihat Arjuna yang begitu kaku.

"Nanti kita berangkat pagi ya, ada yang harus di packing gak?"

"Nggak, cuma baju doang kok. Semua barang di sini punya ibu kontrakan."

"Yang mana Ibu kontrakannya?"

"Yang di depan pesantren, nanti juga mau ke sana, pamit dulu."

"Saya anter."

Kirana mengangguk, dia memakan buah itu sambil menatap Arjuna lama. Dan ketika pria itu tidak sengaja menabrakan matanya pada netra sang istri, dia segera berpaling sambil berdehem.

"Mau apel gak?"

"Gak usah, Kak."

Sampai ketika mereka sedang sibuk dengan makanan di sana, terdengar suara pintu diketuk dengan kuat. "Assalamualaikum! Kak Rana! Hiks! Kakak beneran mau pergi ya?! Kak Rana?! Assalamualaikum ih!"

"Waalaikum salam. Kak tolong bukain," ucap Kirana yang sibuk memakai kerudung itu.

Arjuna pun melakukannya. "Siapa ya?"

"Hiks… pantesan Kak Kirana gak suka sama guru-guru ganteng, wong ini lakinya lebih ganteng. Kakak…" anak itu masuk begitu saja.

"Eh, jangan nangis. Kok di sini sih? Bukannya ngaji."

"Kakak katanya mau pulang ke Jakarta."

"Iya." Kirana memeluk tubuh anak itu.

"Suaminya gak jadi mati di Arab Saudi?"

"Gak jadi, dia selamet."

"Hiks… nanti aku gak bisa liat adik bayi lahir dong."

"Heh udah jangan nangis. Bukannya hari ini kamu ada test juz ke- 23 ya? Udah sana dulu, nanti juga kakak ke sana pamitan."

"Bener ya?"

"Iya."

"Om jangan bawa pergi Kak Kirana ya sebelum pamitan sama keluarga pesantren di sana," ucapnya menatap tajam Arjuna.

Pria itu hanya mengangguk. "Sana test dulu kamu."

"Takut di jalannya."

"Kak liatin dia dulu sampe depan ya."

Arjuna mengangguk, dia menuruti semua perkaraan Kirana.

Dan saat Arjuna keluar dari kontrakan, Kirana merasakan tubuhnya didera oleh rasa mual. Dia berlari seketika ke kamar mandi dan memuntahkan isinya.

Matanya terbelalak kaget melihat muntahnya bercampur dengan darah. Yang mana membuat Kirana segera mengunci pintu kamar mandi.

"Ran, kamu kenapa? Mual?"

"Gak papa kok, Kak." Kirana segera membasuh bekas muntahnya, menyeka air matanya karena rasa sakit yang dia tahan.

"Ran, buka pintunya. Jangan bikin saya khawatir."

Kirana tersenyum di sana. Dia berucap pada perutnya. "Adek denger gak? Papahnya khawatir, jadi Mama gak takut lagi kalau harus ninggalin adek. Papahnya sayang sama adek."

🌹🌹🌹

TO BE CONTINUE

1
Rinda
gk seru, maaf ya thor
Kendarsih Keken
Purwanti tahu kalau Mario kekasih nya adalah kakak nya Merlinda , nggak curiga gitu Pur kalau Mario hanya ingin mrmbalas ksn rasa sakit hati nya ke Arjuna melalui kamu
Kendarsih Keken
Mariooo ??
Kendarsih Keken
Eyang lope lope sekebon ❤❤
Kendarsih Keken
Si eyang ngga tahu kaleee yak , kalau mata nya Arjuna dari mata nya bapak nya Kirana 🤦‍♀️🤦‍♀️
Gina Safitri
Luar biasa
Kendarsih Keken
Syedih ... 😭😭😭
Mimi ifa
ceritanya bnyk gawangnya... /Scowl//Scowl//Scowl/
klo ada lanjutannya pasti tmbah penasaran...
Kendarsih Keken
Juna napaaa dach 😂😂😂
Kendarsih Keken
Sakit apa sihhh koq muntah bercampur darah ?
Kendarsih Keken
Nyesekkk sebenar nya Kirana sakit apa yak
Kendarsih Keken
Duh Kirana kenapa yak
Kendarsih Keken
Mila ... pecah ... 😅😅😅
Kendarsih Keken
Ya Allah syedih nya 😭😭
Kendarsih Keken
Oohhh seperti itu 😭😭
Maryam Renhoran
alhamdulillah
mksih yaa thor,
kutunggu karyamu selanjutnya 🫰😍
Maryam Renhoran
thor tolong endingnya yg bahagia yaa, Klu mengecewakan aku jadinya malas baca karyamu yg lain...🙏
Maryam Renhoran
😭😭😭😭
Maryam Renhoran
yaa Allah....🥲🥲🥲
Rose 19
pinter kamu mil, /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!