Namaku Tiara Putri Mahesa, aku menikah dengan seorang Pria bernama Rio Anggara. Seorang pemuda sukses berjabatan Manager di Perusahaan Besar, dia sangat mencintaiku. Namun sikap dan sifatnya lambat laun berubah, dia menafkahiku dengan tidak layak, bahkan kerab tidak memberiku nafkah. Padahal Tugas Seorang Suami memberi Nafkah Lahir dan Batin Terhadap Istrinya. Tak jarang aku pun bagai seorang pengemis yang harus berkali kali mengiba meminta hakku. Namun kesabaranku seolah di injak injak dengan perbuatannya di belakangku, lelah dengan kesabaran yang tak pernah di hargai. Akhirnya aku Berontak dan Mundur.
Bagaimana kelanjutan kisahku? Yuk baca kisahku
Happy Reading❤️🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cillato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membujuk Tiara
Setelah mengadakan rapat keluarga, Rio akhirnya kembali pulang ke rumah kontrakan yang memiliki banyak kenangan bersama Tiara.
Saat memasuki Rumah, Rio mendadak menjadi terasa hampa. Rumah ini sangat sepi hari ini, biasanya rumah ini ramai saat Tiara masih berada disini. Dulu rumah ini ramai akan celotehan Tiara yang kadang mengeluh, dan tertawa dengannya. Tapi itu dulu sebelum Rio mengkhianati cinta sui pernikahan.
Rio rindu masa masa tersebut, tanpa terasa ia menetaskan air mata mengingat kenangan indah bersama Tiara.
"Maafin mas Ra, Mas Salah telah mengkhianatimu. Tapi mas juga tidak bisa berbuat apa apa, mas juga masih mencintai Mawar". Ujar Rio menangis menahan sesak didadanya, ternyata sesakit ini di tinggalkan oleh Tiara
Tapi semua ini adalah kemauan Rio, dia lebih memilih hawa nafsu dan berbuat hal yang menyebabkan Mawar hamil. Dan Rio juga harus mempertanggung jawabkannya.
"Ra, kenapa kamu terlalu egois. Coba kamu mengerti pasti kita masih bersama". Gumam Rio
Pagi hari seperti biasa, dia terbangun dan langsung melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Setelah keluar dari kamar mandi Rio mengerutkan dahinya, kemana baju untuk berangkat kerja
"Ra, baju mas mana? Kok belum kamu taruh diatas ranjang." Ucap Rio berteriak
Setelah beberapa lama tak ada sahutan, Rio akhirnya menyadari kalau Tiara sudah pergi dari rumah kontrakan ini.
"Arrgghh.. kenapa aku bisa lupa sih kalau Tiara sudah pergi dari sini". Ucap Rio mengacak rambutnya seraya melangkah ke arah lemari pakaian.
Setelah berpakaian, Rio melangkah hendak menuju dapur. Lagi lagi dia lupa jika Tiara sudah tidak disini, jadi otomatis tidak ada yang menyiapkannya sarapan dan menyiapkan kebutuhan Rio saat ini.
Rio termenung beberapa detik, dunianya seketika berubah karena tidak adanya Tiara di hidupnya.
Akhirnya Rio melangkah menuju mobilnya, ia menyalakan deru mesi mobil dan melajukan mobilnya untuk berangkat bekerja tanpa sarapan seperti biasanya.
Hari ini fikiran Rio tampak kacau tak seperti biasanya, ia memikirkan bagaimana cara untuk membujuk Tiara agar kembali lagi kepadanya.
Seolah olah hanya Tiara saja yang memenuhi isi otaknya saat ini.
Drrtt..
Drrtt..
Drrrtt..
Suara ponsel Rio berbunyi
"Hallo mas, kamu dimana sekarang? Apa sudah berangkat bekerja?". Tanya penelpon dari arah sebrang, yang tak lain adalah Mawar
"Ini mas dalam pekerjaan menuju kantor sayang, ada apa?". Jawab Rio
"Mas, nanti mas datang ya ke rumah untuk berbicara dengan orang tuaku. Bapak sama ibu menginginkan kita menikah cepat mas, mas tahu sendiri kan semakin lama perutku ini pasti semakin membesar. Jadi nanti aku tunggu mas sepulang kerja langsung datang kerumah ya". Ujar Mawar panjang lebar
Huusss...
Hanya Suara helaan nafas panjang Rio terdengar, Kepala Rio semakin berdenyut saja.
Lagi dan lagi masalah datang, sekarang orang tua Mawar memaksa Rio untuk menikahi anaknya secepatnya.
Rio memijit pelipisnya, Bagaimana dia bisa membujuk Tiara untuk kembali jika dia menikah dengan Mawar. Pasti Tiara tidak akan mau kembali lagi padanya, ia hanya bisa memukul setir mobil sebagai bentuk ungkapan kekesalannya.
"Halo halo mas, kamu masih disana kan?".
"Iya sayang, nanti mas usahakan ke rumahmu ya". Ucap Rio
"Pokoknya harus datang mas, aku gk mau tahu kamu harus datang. Kalau enggak anak ini akan aku gugurkan saja, toh kamu juga tidak peduli". Ujar Mawar mengancam Rio
Ancaman Mawar membuat Rio semakin pusing, tidak ada jawaban lain selain Rio harus menuruti perkataan Mawar.
"Iya sayang, nanti mas sepulang kerja langsung ke rumahmu ya". Ucap Rio akhirnya
"Oke mas, jangan lupa loh ya. Langsung ke rumah, aku tunggu". Ujar Mawar senang
"Aarrrgggghhh....". Teriak Rio kesal menyugar rambutnya kasar
"Bagaimana ini, rencanaku untuk membujuk Tiara kembali rujuk bisa gagal kalau orang tua Mawar mendesakku menikahi Mawar dengan cepat". Ucap Rio gusar, dia gelisah bagaimana langkah yang harus diambilnya nanti.
Dengan perasaan kesal Rio melajukan mobilnya hingga sampa pada perusahaan yang ternyata adalah milik Tiara mantan istrinya.
Setelah menyibukkan fikiran dengan bekerja, akhirnya jam pulang kantor pun tiba. Dengan langkah malasnya Rio berjalan menuju tempat parkir dimana mobilnya berada.
Tapi tak di sangka, Rio melihat Tiara yang hendak masuk menuju sebuah mobil mewah keluaran terbaru.
Seketika senyum Rio merekah, Itu pasti mobil baru Tiara. Dia membayangkan jika ia rujuk kembali dengan Tiara, pasti mobil itu akan menjadi miliknya juga.
Tanpa basa basi Rio berlari sebelum Tiara masuk ke dalam mobilnya, dan pulang begitu saja. No, Rio tidak akan menyia nyiakan kesempatan bertemu Tiara saat ini. Fikir Rio dalam hati
Greep..
Rio lagi lagi mencekal pergelangan tangan Tiara tanpa permisi terlebih dulu.
Tiara kaget pergelangan tangannya di cekal, sontak dia menoleh ke arah siapa orang yang mencekal pergelangan tangannya. Lagi dan lagi orang itu adalah Rio, entah kenapa Rio tidak ada habis habisnya mengganggu Tiara.
"Kamu lagi mas, ada apa lagi sih. Lepaskan tanganku, ingat ini masih di wilayah kantor. Aku bisa saja langsung memecatmu karena kamu berilaku tidak sopan padaku". Ancam Tiara yang seketika membuat nyali Rio menciut.
Bagaimana jika Rio di pecat dari Perusahaan itu, sedangkan itu satu satunya sumber penghasilan nya bahkan untuk mencukupi keluarganya juga.
"Ra, mas mau bicara sama kamu sebentar saja". Ucap Rio memelas
"Bicaralah mas, aku tidak punya banyak waktu". Jawab Tiara dengan ketus, Tiara malas sekali meladeni Rio sebenarnya. Tapi jika tak di ladeni, Rio pasti akan semakin bersikeras kepadanya.
"Ra, mas mohon kembalilah bersama mas. Mas tidak bisa hidup tanpamu, kamu juga pasti tidak bisa hidup tanpa mas kan. Kamu cinta mati sama mas Ra, jadi mari kita kembali bersama kita batalkan perpisahan kita ini". Ujar Rio tanpa tahu malu
Tiara hanya diam memutar bola mata nya dengan malas, serta menghembuskan nafas panjang.
"Maaf mas jika kamu hanya ingin mengatakan ini saja, kamu percuma mas. Sampai kapan pun aku tidak akan mau kembali lagi denganmu, menikahlah dengan Mawar mas, dia sedang mengandung anakmu. Bukannya itu pilihanmu sendiri..". Tiara menjeda ucapannya, untuk mengambil nafas dan dihembuskan kembali
"Bahkan Mawar adalah menantu idaman ibumu bukan aku mas, jadi berbahagialah dengan Mawar. Antara kita sudah tidak ada apa apa mas, jadi aku harap, Mas Rio jangan menggangguku lagi. Maaf mas aku pamit, masih ada urusan. Semoga Mas Rio selalu Bahagia". Ujar Tiara panjang lebar kepada Rio
"Tapi Ra.." belum sempat Rio berbicara, Tiara sudah masuk kedalam mobilnya dan langsung melajukan mobilnya.
"Aaarrgggg... Sial, sampai kapanpun kamu harus kembali lagi padaku Ra. Aku tidak akan melepaskanmu, ingat itu, kamu harus menjadi istriku lagi. Aku masih sangat mencintaimu Ra".
Teriak Rio di parkiran, banyak mata memandang ke arahnya. Bahkan banyak diantara mereka yang bertanya tanya apa sebenarnya hubungan antara bossnya dan Rio.
usulnya