"Saya tidak akan pernah memaksa kamu untuk mencintai saya. Tapi yang harus kamu ketahui, cinta datang karena terbiasa bersama. Saya harap semoga kamu bisa merasakan cinta yang telah saya rasakan sejak tiga tahun yang lalu sampai saat ini Dik"
Satu kejadian yang tak pernah terduga yang saat ini sedang dialami oleh seorang gadis yang tidak percaya yang namanya cinta, gadis itu ialah Green Abreena.
Suatu hari, Abreena dinikahkan dengan seorang ustadz yang sama sekali tidak pernah ia kenal sebelumnya. Sebuah pernikahan yang terpaksa tanpa adanya cinta yang tak bisa dihindari oleh seorang gadis cantik.
Apakah kehidupan pernikahan yang dijalani oleh Abreena dan seorang Ustadz akan berjalan dengan mulus tanpa adanya ujian dipernikahan mereka?
Dan bagaimana cara mereka melalui ujian yang datang menerpa rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MamaRizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Kehebohan di Pratama.Corp
Sementara itu di Pratama.Corp
Dayyan baru saja sampai di lobby perusahaan. Ia keluar dari dalam mobil dan meminta bantuan pada satpam untuk memarkirkan mobilnya di basement kantor.
Kenapa tak Dayyan langsung yang memarkirkan mobilnya? Jawabannya karena Dayyan malas kalau harus ke basement dulu kemudian ia harus berjalan ke lobby kantornya. Karena jarak antara basement dan lobby kantor cukup jauh.
Dayyan berjalan memasuki lobby kantor dan menuju ke lift khusus CEO. Disepanjang Dayyan berjalan semua mata para karyawannya menatap kearahnya.
Sebab Dayyan berjalan dengan tangan kiri yang memegang tas kerjanya. Dan tangan kanan yang menenteng kotak makan yang sudah dapat dipastikan oleh para karyawan kalau itu adalah bekal makan siangnya.
Tak ada yang salah dari pemandangan itu. Hanya saja yang ada dipikiran mereka adalah sejak kapan Pak Dayyan mau kekantor membawa bekal seperti itu.
"Itu Pak Dayyan kan iya?"
"Iya itu memang Pak Dayyan"
"Tapi itu beneran Pak Dayyan kekantor bawa bekal gitu?"
"Emang kenapa?"
"Nggak biasanya Pak Dayyan kekantor mau bawa bekal. Kan biasanya juga OB yang bawakan makan siangnya ke ruangan Pak Dayyan"
"Mungkin itu makan siang spesial kali buatan orang yang spesial buat Pak Dayyan"
"Atau itu bekal yang masakin istrinya Pak Dayyan?"
"Pak Dayyan kan belum nikah, gimana bisa ada istri tiba tiba gitu"
"Tapi bisa jadi kan?"
Bisik bisik itu terdengar jelas ditelinga Dayyan. Dan Dayyan hanya menanggapinya dengan senyuman.
Sampai dilantai khusus CEO dan beberapa para petinggi di perusahaan. Dayyan berhenti didepan meja sekretarisnya yang ternyata asisten pribadinya juga ada disitu.
"Selamat pagi" sapa Dayyan dengan senyuman manisnya.
"Selamat pagi Pak"
"Pagi Pak Bos"
Jawab mereka berdua berbarengan.
"Weeesss Pak Bos bawa bekal hari ini. Mau dong makan bekalnya" goda Dion asisten pribadi Dayyan dan juga sahabat Dayyan sewaktu kuliah dulu.
"Iya dong" jawab Dayyan bangga.
"Makanan spesial ini, nggak boleh dibagi keorang lain" lanjutnya sambil menunjukkan kotak bekalnya.
"Iya lah paham gue mah. Dasar Bucin" sindir Dion.
"Ingat dilarang mempunyai sifat iri hati" ceramah singkat Dayyan.
Kemudian Dayyan dan Dion masuk kedalam ruangan Dayyan.
Dayyan langsung meletakan bekal makan siangnya diatas meja sofa, lalu duduk dikursi kebesarannya.
Sedangkan Dion berdiri dihadapan Dayyan diseberang meja kerja dan membacakan jadwal Dayyan di ipad yang selalu ia bawa.
"Oke Pak Bos jadwal hari ini jam 08:30 WIB kita rapat dengan bagian marketing. Jam 13:00 WIB setelah makan siang kita ada janji temu dengan rekan bisnis dari AD Grup untuk membahas kelanjutan kerja sama kita. Dan jam 17:00 ada jadwal isi pengajian diacara aqiqah anaknya si Haikal. Hanya itu jadwal hari ini Pak Bos" ucap Dion.
"Baiklah kalau begitu segera siapkan rapat kita pagi ini" ucap Dayyan.
Dion yang mendapatkan perintah dari Bos sekaligus sahabatnya langsung membungkukkan setengah badannya dan keluar dari ruangan Dayyan.
Sementara itu diluar ruang Dayyan.
Anggi sempat melongok melihat ketangan kanan Dayyan yang menenteng kotak bekal. Ia pun mengernyitkan alisnya menatap kearah kotak bekal yang ada ditangan Dayyan.
Selama lima tahun menjadi sekretaris atasannya itu, Anggi tak pernah melihat Dayyan membawa bekal kekantor.
Setelah sadar dari melongoknya, Anggi pun langsung mengerjakan pekerjaannya yang sedikit menumpuk.
Ketika sedang fokus mengerjakan pekerjaannya, Anggi dibuat terkejut karena suara deheman seseorang dibelakangnya.
Ekhemm
"Ngagetin aja iihh" rajuk Anggi mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa sih Bee, serius banget sama komputernya. Sampai aku keluar ruangan nggak tau" ucap Dion sambil mengelus kepala Anggi dan menyenderkan di perutnya.
"Aku lagi baca ulang berkas yang untuk rapat nanti loh Mas" jawab Anggi tanpa melihat kearah Dion.
"Apa ada yang salah Bee?" tanya Dion yang juga melihat kearah komputer milik Anggi.
"Heheheh nggak ada Mas" ucapnya sambil menyengir kuda.
"Mas"
"Kenapa Bee?"
"Ehmmm itu tadi nggak salah Pak Dayyan bawa kotak bekal?" tanya Anggi ragu.
"Nggak Bee. Kan memang dia tadi bawa itu kan. Emang ada yang salah Bee?"
"Iya nggak ada Mas. Tapi kok tumben aja gitu Mas. Kan Pak Dayyan mggak pernah bawa gituan Mas"
"Lohh kamu belum tau Bee kalau teman Mas yang anti wanita itu sudah menikah dua minggu yang lalu?" tanya Dion memastikan.
"Iya belum lah Mas. Kan kamu nggak ada bilang sama aku" protes Anggi.
"Masih muda uda lupa" ucap Dio. Sambil mencubit pipi Anggi.
"Sakit Mas iiihhh kebiasaan banget sih" keluh Anggi.
"Gemes Bee kamu cepat banget lupanya" ucap Dion mengelus pipi Anggi yang chubby.
"Dayyan uda nikah Bee dua minggu yang lalu sama mahasiswa kedokteran. Itu tadi bekal dibawain sama istrinya" lanjut Dion.
"Oohhh pantes wajahnya lebih cerah Mas" puji Anggi.
"Namanya pengantin baru sayang" ucap Dion sambil memcium kening Anggi
maaf 🙏 Thor aku kritik tulisanmu banyak salah, nulisnya ngantuk ta gmn thor