NovelToon NovelToon
Agent UnMasked

Agent UnMasked

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Roman-Angst Mafia
Popularitas:599
Nilai: 5
Nama Author: mommy JF

“Namamu ada di daftar eksekusi,” suara berat Carter menggema di saluran komunikasi.

Aiden membeku, matanya terpaku pada layar yang menampilkan foto dirinya dengan tulisan besar: TARGET: TERMINATE.

“Ini lelucon, kan?” Aiden berbisik, tapi tangannya sudah menggenggam pistol di pinggangnya.

“Bukan, Aiden. Mereka tahu segalanya. Operasi ini… ini dirancang untuk menghabisimu.”

“Siapa dalangnya?” Aiden bertanya, napasnya berat.

Carter terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Seseorang yang kau percaya. Lebih baik kau lari sekarang.”

Aiden mendengar suara langkah mendekat dari lorong. Ia segera mematikan komunikasi, melangkah mundur ke bayangan, dan mengarahkan pistolnya ke pintu.

Siapa pengkhianat itu, dan apa yang akan Aiden lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17: Langkah Selanjutnya

Aksara duduk di sudut ruangan kecil tempat persembunyiannya, memandangi peta yang terbentang di atas meja tua dengan sorot mata penuh tekad. Sudah beberapa hari ia mencoba merangkai semua petunjuk yang ia temukan selama perjalanannya, mengumpulkan potongan-potongan bukti yang tersebar seperti puzzle yang sulit disatukan. Ada banyak pertanyaan di kepalanya, tetapi kini satu hal mulai jelas: semua ini mengarah padanya, dan ia memiliki sesuatu yang diinginkan kelompok itu dengan sangat berbahaya.

Aliyah masuk membawa secangkir kopi hangat dan meletakkannya di meja, menatap Aksara dengan penuh perhatian. "Kau sudah tidak tidur selama dua malam, Aksara. Apa kau yakin bisa terus seperti ini?"

Aksara menghela napas panjang. "Aku tidak punya pilihan, Aliyah. Setiap detik berarti. Jika aku lengah sedikit saja, mereka akan menemukan kita, dan semua ini akan berakhir sebelum kita tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Aliyah duduk di kursi di hadapannya, mencoba membaca wajah Aksara yang tampak tegang. "Apa kau menemukan sesuatu?"

"Ya," jawab Aksara sambil menunjuk beberapa titik di peta. "Ini tentang penelitian yang mereka lakukan. Aku pikir ini hanya tentang menciptakan agen-agen kuat, tapi ada sesuatu yang lebih besar dari itu. Mereka tidak hanya ingin membuat agen tanpa emosi, mereka ingin menciptakan manusia baru—spesies baru yang lebih kuat, lebih tahan terhadap penyakit, dan bisa hidup lebih lama."

Aliyah terkejut mendengar penjelasan itu. "Apa hubungannya denganmu?"

Aksara terdiam sejenak, mengingat sesuatu yang pernah ia lupakan bertahun-tahun lalu. "Darahku," ujarnya pelan, hampir seperti bisikan. "Dulu, saat aku masih menjadi bagian dari mereka, ada tes medis rutin yang selalu mereka lakukan padaku. Aku pikir itu hanya prosedur biasa, tapi sepertinya mereka menemukan sesuatu yang spesial dalam darahku. Mungkin itu sebabnya aku menjadi target mereka sekarang."

***

Sementara itu, di tempat lain, Oberoi sedang memantau situasi melalui beberapa perangkat yang ia miliki. Ia telah mencoba menghubungi beberapa kontak lamanya untuk mencari tahu lebih banyak tentang penelitian yang disebutkan Aksara. Namun, setiap kali ia mendekati sumber informasi, ada sesuatu yang menghalangi—seolah-olah ada pihak yang sengaja menghapus jejak-jejak penting.

"Ini lebih besar dari yang kita duga," gumam Oberoi pada dirinya sendiri. "Jika mereka benar-benar menemukan cara untuk menciptakan manusia baru, ini bukan hanya masalah pribadi Aksara. Ini bisa mengubah dunia."

***

Kembali di persembunyian, Aksara mengambil sebuah kotak kecil dari dalam tasnya. Kotak itu sudah lama ia simpan, dan hanya ia yang tahu apa isinya. Dengan hati-hati, ia membuka kotak itu dan mengeluarkan sebuah vial kecil berisi cairan bening.

"Apa itu?" tanya Aliyah dengan penasaran.

"Ini sampel darahku," jawab Aksara. "Aku menyimpannya sejak terakhir kali mereka melakukan tes padaku. Aku tidak tahu apa yang mereka temukan, tapi aku yakin ini kunci dari semuanya."

Aliyah menatap vial itu dengan perasaan campur aduk antara takut dan penasaran. "Jadi, mereka mengincarmu bukan hanya karena kau tahu terlalu banyak, tapi juga karena kau adalah kunci dari penelitian mereka?"

"Benar," jawab Aksara tegas. "Dan itu berarti aku tidak bisa hanya bersembunyi. Aku harus mengambil langkah berikutnya sebelum mereka menemukanku. Kita harus menghancurkan penelitian mereka sebelum terlambat."

***

Percakapan mereka terhenti ketika Oberoi masuk dengan wajah serius. "Aku punya kabar buruk," ujarnya tanpa basa-basi. "Mereka sudah tahu kau masih hidup, Aksara. Dan mereka mengirim tim khusus untuk mencarimu."

Aksara menatap Oberoi dengan tajam. "Berapa lama waktu yang kita miliki sebelum mereka sampai di sini?"

"Tidak banyak," jawab Oberoi. "Mungkin satu atau dua hari. Kita harus segera bergerak."

Aliyah yang mendengar itu langsung merasa cemas. "Lalu apa rencanamu, Aksara?"

Aksara menatap peta di atas meja sekali lagi, merasakan adrenalin mengalir di tubuhnya. "Kita akan mengambil langkah yang lebih berani. Aku tahu di mana pusat penelitian mereka. Jika kita bisa masuk ke sana dan menghancurkan data mereka, kita bisa menghentikan semua ini."

Aliyah terkejut mendengar rencana itu. "Itu terlalu berbahaya! Kau bisa terbunuh, Aksara!"

"Aku tahu," jawab Aksara sambil menatap Aliyah dengan tegas. "Tapi ini satu-satunya cara. Aku tidak bisa terus bersembunyi selamanya. Jika aku tidak menghentikan mereka sekarang, mereka akan terus mengejarku, dan orang-orang di sekitarku akan terus berada dalam bahaya."

***

Aksara menatap vial kecil di tangannya dengan sorot mata penuh determinasi. Ia tahu, cairan bening di dalam vial itu adalah harapan terakhir sekaligus ancaman paling besar. Jika jatuh ke tangan yang salah, dunia bisa berubah menjadi tempat yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Apa pun yang terjadi, langkah berikutnya bukan hanya tentang menyelamatkan dirinya sendiri, tetapi juga menghentikan kekuatan yang bisa menghancurkan masa depan umat manusia. Namun, di dalam benaknya, terlintas satu pertanyaan yang mengusik pikirannya—siapa sebenarnya dalang di balik semua ini? Apakah Miska benar-benar sekutu, atau justru musuh dalam selimut? Dan yang paling menegangkan, apakah Aksara siap menghadapi kenyataan bahwa ia mungkin harus mengorbankan segalanya, termasuk nyawanya sendiri, demi menghentikan mimpi buruk ini?

Bersambung.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hi semuanya jangan lupa like dan komentar ya.

Terima kasih.

1
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Erik Andika: mampir di channel ku kak kalo berkenan juga
ziear: oke kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!