Sahabat Ku Madu Ku

''

''

Masih di hari Minggu biasa nya keluarga kecil Yuna berlibur membawa anak anak ketaman time zon makan dan lain sebagai nya. Namun hari ini Yuna sibuk membersih kan rumah nya menata ulang dekor yang sudah rapi sedari pagi Yuna menyibuk kan diri berusaha menghindari berinteraksi dengan suami nya

''Yun kamu tidak capek.'' Bu Diah kuatir melihat menantunya itu tanpa jeda mengerjakan semua pekerjaan mengganti gorden dan lain sebagai nya.

''Tidak Bu gorden ini susah lama tidak di ganti aku ingin suana baru. Seperti mas Adam yang sudah mencari hal baru sudah bosan dengan yang lama.'' ucap Yuna melirik suami nya dengan sinis.

''Maksud mu apa sayang aku tidak mengerti.'' tanya Adam ingin tau

Bu Diah benar benar merasa ada sesuatu yang menantu nya sembunyikan

Hari semakin siang Yuna baru berhenti di saat makan siang duduk di teras rumah menyuapi makan siang putri nya sengaja tidak duduk di meja makan.

''Kenapa princess pipi tidak makan di meja.'' tanya Adam menghampiri ibu dan anak itu

''Raya ingin melihat ikan.'' jawab raya

''Sayang biar aku yang suapi. Kamu makan lah dulu.'' Adam mengambil alih piring di tangan Yuna

''Tidak usah.'' tolak Yuna menjauh kan piring nya yang hendak di ambil Adam nada nya masih sama datar

''Raya kasi makan ikan nya sayang ikan juga butuh makanan.'' seru Yuna mengajak putri nya bicara.

''Bik jumi ambil kan makanan ikan dong.'' ucap Yuna ketika melihat bik jumi sedang berjalan tak jauh dari nya.

Bik jumi datang membawa toples makanan ikan dan memberikan nya pada raya.

''Bik jumi saja yang pegang. temani raya kasi makan ikan.'' Yuna sengaja menahan bik jumi agar tetap tinggal menghindari Adam yang sepertinya sudah sadar dengan perubahan nya

Adam menatap Yuna tidak berkedip sedang yang di tatap sibuk memperhatikan putri nya yang sedang memberi makan ikan. Seraya menyunggingkan senyum tipis nya Yuna benar benar mengabaikan Adam yang berada di samping nya.

''Sayang aku mau keluar sebentar ada urusan.'' Adam mencoba berkata memancing Yuna bicara pada nya

''Ya.'' jawab Yuna singkat

''Aku pulang sedikit terlambat.'' ucap Adam lagi menunggu jawaban Yuna

''Terserah.'' jawab Yuna singkat membuat Adam benar benar heran di buat nya.

''Sayang kamu kenapa.'' tanya Adam Ahir nya. Yuna menatap Adam sekilas tanpa menjawab lalu mengalih kan pandangan nya membuat Adam semakin yakin ada sesuatu yang di sembunyikan istri nya.

''Bu Yuna ada teman ibu di depan Bu sea.'' mbak minten datang memberi tau Yuna sea datang mencari nya.

saat Yuna hendak berdiri sea sudah ada di dekat nya dengan Bu Diah

''Kamu sendiri.'' tanya Yuna melihat tidak ada anak anak sea bersama nya.

''Anak anak di jemput nenek

nya.'' jawab sea

''Tumben.'' tanya Yuna heran

''Ya pastilah mengambil hatiku agar aku tidak bercerai dengan Nathan.'' sea

''Memang iya kalau nak sea bercerai dengan suami pasti anak anak yang akan menjadi korban.'' jawab Bu Diah mengingat diri nya dulu tetap bertahan dengan suami yang berselingkuh meski hatinya hancur demi putra semata wayang nya.

''Bertahan dengan rasa sakit. Setiap wanita korban perselingkuhan juga butuh ke bahagian Bu.'' jawab Yuna cepat seakan mengutarakan isi hati nya.

Adam merasa tersentil dengan ucapan istri nya yang tepat sasaran.

''Ibu tinggal dulu ya kalian ngobrol saja.'' Bu Diah menjauhi menantu dan sahabat nya sedang ada menemani raya dan Reyan yang sedang bermain sambil sesekali menatap Yuna dari kejauhan.

Yuna diam tanpa ekspresi ingin sekali menangis meraung di pangkuan sahabat nya itu mata nya sudah berkaca kaca sekuat tenaga Yuna menahan nya sea yang melihat itu yakin sahabat nya sedang tidak baik baik saja.

''Ar you okay Yuna. what happen to you.'' tanya sea pelan tanpa menjawab Yuna memejamkan matanya barengan dengan air mata nya yang ikut menetes.

''Apa kamu ingin mengatakan sesuatu.'' tanya sea lagi Yuna mengangguk tanpa menjawab

Dengan sigap sea menarik tangan sahabat nya untuk berdiri berjalan melewati Adam yang sedang menemani anak anak nya bermain

''Dam aku bawa Yuna keluar dulu.'' tanpa menatap atau menoleh sea berpamitan dengan Adam.

Sea melajukan mobil nya membawa Yuna menuju danau buatan tidak jauh dari rumah Yuna.

''Turunlah kita sudah sampai.'' kedua nya berjalan menuju bangku di bawah pohon rindang sepertinya Yuna butuh tempat untuk bercerita

''Aku sudah siap mendengarkan cerita mu.'' sea menggenggam erat jemari tangan sahabat nya itu mengatakan lewat sentuhan bahwa dirinya ada untuk Yuna dan selalu mendukung nya.

''Adam punya wanita lain di luar sana sea.'' lirih Yuna di barengi air mata nya yang mengucur deras. Dengan cepat sea meraih pundak sahabat nya dan memeluk nya erat

''Menangis lah sepuas mu. Aku sudah lebih dulu merasakan hal ini.'' tanpa banyak bertanya sea menyuruh Yuna untuk menenangkan hatinya terlebih dulu. Yuna tergugu di pelukan sea melepas kan hati nya yang hancur sampai Isak tangis itu sudah tidak terdengar Yuna kembali seperti semula berusaha tegar. Untuk bercerita.

''Beberapa waktu lalu aku menangkap Gelagat Aneh mas Adam tapi aku tidak begitu memikir kan nya bagiku selama ini mas Adam tidak pernah menginap di luar rumah dia selalu pulang tepat waktu.'' Yuna memulai ceri tanya

''Lalu dari mana kamu tau Adam punya wanita lain.

''Ada nama kontak mas Adam yang hanya inisial ND hari itu menghubungi mas Adam tanpa henti. Saat aku bertanya mas Adam hanya bilang tukang parkir. Aku percaya tanpa rasa curiga.'' Yuna menceritakan kejadian beberapa waktu lalu.

''Sampai tadi malam aku melihat mas Adam bicara di telpon dalam keadaan gelap di balkon kamar. Saat mendengar suara ku mas Adam tampak sangat kaget tanpa mematikan sambungan nya mas Adam memasuk kan ponsel nya begitu saja ke dalam saku celana nya. Aku tau ponsel itu belum mati dengan ssese orang yang masih di sambungan.'' Yuna melanjut kan ceritanya.

''Kemudian apa yang terjadi.'' tanya sea penasaran. Yuna menghela nafas nya pelan mengambil udara sebelum lanjut bercerita.

''Aku sengaja menggoda mas Adam mematikan seluruh lampu di kamar ku. Kami bercinta di balkon dalam keadaan gelap.'' terang Yuna.

''Tanpa mas Adam tau aku kembali melihat ponsel mas Adam dalam saku celananya rupanya ponsel itu masih tersambung. Aku sangat yakin orang dalam sambungan itu seorang wanita. Aku semakin sengaja memanasi nya. Dengan suaraku dan mas Adam. Sampai kami selesai wanita itu masih dalam sambungan aku mematikan nya tanpa berkata.''

''Apa kamu yakin dia seorang wanita.'' tanya sea lagi.

''Sangat yakin se. Jika itu seorang pria tidak mungkin mas Adam se kaget itu. Lanjut tadi pagi raya melihat pipi nya bicara di telepon sambil marah marah. Mungkin wanita itu. Kemudian aku mendengar dengan telingaku sendiri sangat jelas mas Adam mengatakan untuk wanita itu Diam dari awal mas Adam sudah mengatakan untuk mengerti dengan konsekuensi nya sampai hari perceraian aku tidak begitu jelas perceraian siapa yang aku dengar kata aku mencerai kan. Hati ku hancur mendengar hal itu.'' Yuna kembali meneteskan air mata nya.

''Aku menyaran kan mu untuk diam tidak usah bertanya pada Adam lanjut kan panasi wanita itu dengan cara sama seperti tadi malam. dengan diam diam hubungi wanita itu melalui ponsel Adam kemudian kamu goda Adam dengan cara mu tadi malam aku yakin wanita itu akan marah dengan Adam keesokan hari nya.''

''Apa kamu yakin.'' tanya Yuna memastikan.

''Yakin kita tidak usah marah marah seperti yang kulakukan terhadap selingkuhan Nathan. Cukup bermain dengan cantik membalas dengan cara elegans. Biarkan wanita itu yang kepanasan. kita istri sah kedudukan kita lebih terhormat dari pelakor itu.''

setelah bercerita Yuna merasa perasaan nya jauh lebih baik Yuna juga akan mengikuti saran sea untuk bermain cantik membalas dengan cara elegans

Bab selanjut nya sedikit haredang setuju komen tidak setuju author tetap lanjut kan. Jangan lupa tinggal kan jejak like komen hadiah dan vote nya

Bersambung