"Aku kecanduan dengan tubuh mu, Nona." Juan berbisik sensual di telinga Syera.
"Kau begitu kurang ajar, mana ada pengawal yang menikmati tubuh anak majikan nya heh!" Ketus Syera sambil mengeratkan selimutnya.
Syera Alana Lurious gadis yang nakal dan susah di atur di pertemukan dengan Juan Karessa Mahendra yang di pekerjakan oleh ayah nya menjadi pengawal nya.
Karena suatu kejadian, membuat Syera dan Juan terlibat hubungan terlarang yang membuat sang ayah murka.
Bagaimanakah kisah cinta antara anak majikan dan pengawal nya? Apakah kedua nya bisa meluluhkan hati ayah Syera? Simak hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - TGSP
"Mau mengulangi nya lagi, sayang?"
"H-ahhh?" Juan tersenyum nakal, dia memainkan alis nya naik turun.
"Ayoo, semalem baru satu ronde doang lho, kamu nya ketiduran setelah klimaaks." Ucap Juan, sambil menarik-narik selimut yang di kenakan oleh Syera.
"Enggak mau, Juan. Ini aku rasa nya sakit banget, ngilu gini." Syera menolak, tapi Juan sudah terlanjur bernafssu karena melihat tubuh polos Syera, meskipun hanya bagian atas nya saja.
"Aaaa Juan.." Rengek Syera, saat Juan semakin mendekat. Lalu menarik selimut dari tubuh polos sang Nona.
"Diam, sayang. Yuk main, satu ronde lagi sebelum pulang."
"Enggak mau, aku gak mau!" Tolak nya lagi, Syera mundur hingga punggung nya membentur sandaran ranjang.
"Juaann, ihh jangan!" Tapi, mata Juan menatap Syera dengan tajam, hingga membuat gadis itu terdiam seketika.
"Semalam, kita melakukan nya dalam keadaan mabuk, sekarang kita akan mencoba nya dalam keadaan sadar." Ucap Juan dengan suara serak nya, membuat tubuh Syera menegang seketika.
"Aaahhh, pelan-pelan.." Lirih Syera saat Juan menggigit leher nya hingga meninggalkan bekas kepemilikan.
Akhirnya, mereka pun mengulang malam panas itu di pagi hari yang terasa sangat dingin ini. Juan bahkan beberapa kali meminta tambahan ronde, Syera juga tak mempermasalahkan hal itu, dia juga menikmati permainan Juan, meskipun dia seringkali mengeluh kesakitan karena gerakan Juan yang terlalu brutal.
Syera terus memejamkan mata nya, dia tak sanggup melihat wajah Juan yang bergerak di atas nya, dia takkan kuat. Mungkin wajah nya akan meledak jika dia melakukan nya.
"Sayang, buka mata mu. Lihat aku, sayang!" Pinta Juan, dia membelai mesra wajah gadis yang berada di dalam Kungkungan tubuh besar nya.
Perlahan, Syera membuka mata nya. Seperti yang sudah dia duga, Juan terlihat sangat tampan dan juga seksii saat bergerak di atas tubuh nya. Apalagi dengan keringat yang membanjiri keringat nya, pemuda itu tersenyum manis sambil menatap wajah cantik Syera, membuat wajah nya semakin memanas juga memerah.
"Aaahhh sayang, jangan menatap aku seperti itu, aku gak tahan."
"Kenapa, baby? Aku tampan, atau seksii?" Tanya Juan.
"Kedua nya, sayang. Ka-mu juga perkasaa sekali, ini sudah ronde ke berapa dan kamu masih on fire saja." Jawab Syera tanpa malu lagi. Toh sudah kecebur sekalian di dalam surga kenikmatan yang membuat akal sehat nya tak bekerja sama sekali.
Yang ada, hanya rasa nikmat yang kedua nya rasakan. Juan terus menggerakan tubuh nya maju mundur dengan teratur, mengeluar masukan benda panjang nan keras miliknya ke dalam lubang celengan milik Syera.
Kenapa lubang celengan? Ya, karena lubang nya sangat kecil dan gelap. Namun terasa sangat nikmat karena terasa menjepit milik Juan dengan ketat.
"Ju-an.."
"Mau keluar lagi?" Tanya Juan, Syera menganggukan kepala nya dengan manja.
"Bersama ya, sayang." Jawab pemuda itu, Juan pun mempercepat gerakan maju mundur nya, juga menekan senjata nya sedalam mungkin ke dalam lubang celengan milik Syera hingga akhirnya kedua nya mengeraang bersama saat gelombang klimaaks datang menghantam sepasang anak manusia itu.
"Aaarrghhhh.." Juan memejamkan mata nya, sedangkan Syera menikmati pemandangan yang sangat menyejukkan indra penglihatan itu. Juan nampak sangat seksii saat mendapatkan klimaaks nya.
"Sa-yang.." Panggil Syera dengan nafas yang masih tersengal setelah berhasil mendapatkan puncak nya yang entah ke berapa kali nya pagi ini karena perbuatan Juan.
"Iya, sayang."
"Jangan minta lagi ya? Plis, ini sakit banget."
"Iya, enggak kok yang." Jawab Juan, dia mengelus puncak kepala Syera dengan lembut, lalu mengecup kening nya dengan mesra.
"Capek banget, yang."
"Apalagi aku yang gerak, sayang. Kamu cuman di tusuk aja di bawah." Jawab Juan, membuat Syera mencebik lalu memukul pelan dada bidang Juan.
"Tapi aku yang di masukin bisa ngerasain sakit, lah kamu? Tau nya cuma enak doang."
"Hehe, maafin deh ya." Ucap Juan sambil mengecup singkat bibir kemerahan milik Syera.
"Hmmm, cabut buruan. Keburu dia bangun lagi, aku udah gak sanggup kalau sampai dia minta tambahan ronde lagi."
"Iya sayangku." Jawab Juan, pria tampan itu pun melepaskan pertautan di bawah sana, lalu mengelap inti sang gadis dengan tissu basah.
"Mau mandi, princess?" Tanya Juan, setelah selesai mengelap inti sang gadis yang kebanjiran dengan cairan pelepasan mereka berdua.
"Mau dong, tubuh aku lengket banget ini."
"Sini, aku gendong ya? Kamu pasti kesusahan berjalan nya, itu kamu bengkak soalnya. Tembem banget, bikin pengen lagi deh." Ucap Juan sambil mencolek inti milik Syera dengan jahil nya, membuat Syera menendang bokoong Juan karena kesal.
"Aawwhhss, sayang.." Juan merengek, membuat Syera tertawa. Pria itu seolah tak ada malu-malu nya, karena saat ini dia berjalan kesana kemari tanpa mengenakan sehelai benang pun, membuat junior nya yang sudah keriput itu terombang ambing saat dia berjalan. Tentu saja, hal itu merupakan hal yang lucu bagi Syera, karena baru kali ini dia melihat nya.
"Sayang ihhh, itu nya gundal gandul." Tunjuk Syera sambil tertawa terbahak-bahak, sedangkan Juan hanya tersenyum kecil sambil menggaruk tengkuk nya.
"Lucu ya?"
"Iya, lucu banget ihh. Sini deh, aku mainin sebelum mandi." Pinta Syera, Juan pun mendekat ke arah Syera.
"Kenyal, kok jadi keriput gini sih, yang? Tadi aja keras banget, sampe bikin ini aku lecet."
"Kan udah muntah, sayang. Kalo udah muntah ya keriput lagi, balik ke asal." Jawab Juan sambil terkekeh.
"Lucu, boleh aku gigit atau aku cubit?"
"Aaisshh jangan, nanti gak tahan lama lagi dong, gak bisa bikin kamu teriak-teriak bilang ampun tadi."
"Isshh, jangan di ungkit dong. Malu."
"Kenapa harus malu sih, yang? Cuma gitu doang kok, ayo mandi bareng." Ajak Juan, Syera pun langsung merentangkan kedua tangan nya meminta Juan menggendong nya.
"Aduh, princess nya Juan berat juga ya. Montook banget sih." Ucap Juan membuat Syera menggigit leher Juan hingga meninggalkan bekas kemerahan.
"Aduhh, sayang sakit!"
"Suruh siapa ngeledekin aku." Ketus Syera.
"Jangan galak-galak, nanti aku bikin gak bisa jalan, gimana?"
"Hmmm, udah berani ngancem nih cerita nya?" Tanya Syera sambil menjulurkan lidah nya ke arah Juan, tentu nya Juan yang saat ini sudah tidak polos lagi, dengan cepat mencaplok lidah Syera.
"Hmmphh.."
"Diem, nanti jatuh. Mau aku jatuhin?" Tanya Juan setelah ciuman nya terlepas. Syera hanya diam, lalu menyembunyikan wajah nya di leher sang pria.
Juan pun mendudukan Syera di sisi bath up, dia mengisi bath up itu dengan air hangat suam-suam kuku, lalu meletakan bath bomb dan beberapa aromaterapi yang menenangkan. Dengan perlahan, dia membantu Syera untuk berendam di dalam bath up sana.
Juan juga menyusul, dia langsung memeluk tubuh polos Syera dari belakang, menyandarkan dagu nya di pundak gadis cantik itu.
"Sayang, gosokin punggung aku bisa?" Pinta Syera pelan.
"Tentu saja, sayang." Jawab Juan, dengan cepat dia melakukan permintaan Syera, menggosok nya dengan perlahan membuat Syera memejamkan mata nya menikmati sensasi yang terasa memabukan.
"Enak?"
"Heemm, tapi tangan nya jangan sambil merayap nakal kemana-mana dong."
"Hehe, iya deh. Maafin ya, sayangku."
"Nakal banget kamu sekarang tuh, awal-awal aja dingin banget sama aku." Ucap Syera sedikit menyindir Juan.
"Lah kamu nya sendiri jutek banget sama aku, sayang."
"Apa iya aku jutek, yang?"
"Iya, jutek banget. Tapi setelah beberapa hari kenal, kamu asik juga."
"Hmmm, aku nya yang malu. Apalagi setelah ciuman kita di taman yang pertama kali."
"Sama sih, aku juga jadi canggung. Tapi, malah keterusan."
"Udah di luar batas sih kita ini, yang." Ucap Syera lirih.
"Kamu nyesel, yang?"
"Kamu gak ada niatan tanggung jawab?" Tanya Syera membuat Juan terdiam sejenak, lalu menghembuskan nafas nya.
"Ada, tapi mungkin tidak dalam waktu dekat. Tentu nya, aku juga merasa bersalah karena sudah merusak masa depan kamu, sayang. Tapi, aku masih punya tanggung jawab sama ibu dan juga adik perempuan aku yang masih sekolah." Jelas Juan panjang lebar, tentunya dia tak mau membuat Syera salah paham nanti nya.
"Lain kali, ajak aku ketemu adik kamu, ya?"
"T-api rumah aku.."
"Gapapa, sayang. Aku gak nilai orang cuma dari penampilan atau kondisi ekonomi nya kok, jangan malu sama aku ya? Aku pacar kamu lho sekarang."
"Kamu nerima aku apa ada nya, sayang?"
"Tentu saja, memang nya kenapa? Yang penting ketulusan nya kan?"
"Apa papah mu juga? Bagaimana kalau beliau menentang, sayang?" Tanya Juan lirih, Syera tersenyum lalu mengecup singkat pipi kanan Juan.
"Aku yang akan berdiri tepat di depan mu saat itu terjadi, sayang. Biarkan aku memperjuangkan mu."
"Tidak, aku yang akan memperjuangkan mu, karena aku laki-laki sayang."
"Ya, baiklah. Perjuangkan aku ya?" Pinta Syera, membuat Juan tersenyum lalu menganggukan kepala nya. Sedetik kemudian, bibir mereka kembali menyatu menciptakan gelenyar-gelenyar aneh yang membuat kedua nya akhirnya kembali menyatu.
Tadi, Syera menolak untuk menambah ronde. Tapi, sekarang dia terlihat begitu menikmati penyatuan yang entah ke berapa kali nya di pagi hari yang terasa dingin ini. Cuaca nya juga sangat mendukung untuk saling berbagi kehangatan dengan bergulat di atas ranjang.
......
🌻🌻🌻🌻🌻