NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Dokter Tampan

Terjerat Pesona Dokter Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / Asmara / Romansa
Popularitas:35.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asri Faris

Mencintai pria dewasa yang umurnya jauh lebih matang sama sekali tidak terbesit pada diri Rania. Apalagi memikirkannya, semua tidak ada dalam daftar list kriterianya. Namun, semua berubah haluan saat pertemuan demi pertemuan yang cukup menyebalkan menjadikannya candu dan saling mengharapkan.

Rania Isyana mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang sedang menjalani jenjang profesi, terjebak cinta yang rumit dengan dokter pembimbingnya. Rayyan Akfarazel Wirawan.

Perjalanan mereka dimulai dari insiden yang tidak sengaja menimpa mobil mereka berdua, dan berujung tinggal bersama. Hingga suatu hari sebuah kejadian melampaui batas keduanya. Membuat keduanya tersesat, akankah mereka menemukan jalan cintanya untuk pulang? Atau memilih pergi mengakhiri kenangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 26

Rania akhirnya menurut, sepertinya pria itu butuh istirahat lantaran masuk angin.

"Ra, mau ke mana? Jangan pergi jauh-jauh, Ra!"

"Mau bikin sarapan, terus Dokter minum obatnya," jawab Rania gemas. Pria dewasa ini sungguh manja, bisa-bisanya menyuruh Rania tetap di dekatnya layaknya bocah yang ditunggui ibunya.

"Jangan lama-lama ya Ra," rengek pria itu memelas.

Rania lebih dulu ke kamar, kembali menukar seragamnya dengan pakaian rumahan. Dirinya benar-benar dibooking Dokter Rayyan untuk hari ini. Bergegas menuju dapur untuk membuat menu pagi ini.

"Dok, kalau sakit istirahat di kamar saja, ngapain nyusul ke sini?" Rayyan sampai turun ke bawah, menyambangi Rania yang tengah membuatkan sarapan untuknya.

"Di atas sepi, males," jawabnya datar.

"Ya sudah tunggu di ruang tengah aja biar bisa tiduran dengan nyaman. Aku buatkan soup dulu untukmu, nanti habis ini minum obatnya, pasti lebih baik."

Rania membimbing Rayyan untuk berbaring di sofa yang telah gadis itu siapkan agar nyaman.

"Ra!"

"Kenapa Dok?"

"Kamu masih marah sama aku? Maafin aku ya atas sikapku yang kemarin, udah bikin kamu nangis."

"Lupakan saja," jawab Rania tak mau dibahas.

Rania terlihat sibuk di dapur, sementara Rayyan tiduran di sofa ruang tengah. Usai masak soup, gadis itu berikan untuk Rayyan selagi masih hangat.

"Dok, makan dulu!" titahnya sembari menyodorkan kuah hangat beserta lauknya.

"Aku mau makan, tapi suapin ya, anggap saja kamu sedang merawat pasien yang sakit," ujarnya percaya diri.

Ingin menolak tapi kasihan juga, alhasil Rania pun menyuapi pria itu dengan telaten. Benar saja, gadis itu berperan layaknya Dokter yang tengah merawat pasiennya.

"Ra, kamu nggak makan? Makan juga dong Ra," titahnya perhatian.

"Aku belum terlalu lapar, nanti saja."

Rania mengambil obat demam di kotak obat, menyiapkan untuk pria itu agar meminumnya. Setelahnya Rania pamit untuk kembali ke kamarnya. Lumayan, waktu luangnya yang tersisa ia gunakan untuk mengerjakan tugas.

"Dokter istirahat saja di kamar, aku ada di kamar, nanti kalau butuh bisa panggil."

"Iya," jawab Rayyan menurut.

Rania akhirnya bisa bernapas sedikit lebih lega, ia bisa mengerjakan tugas tanpa gangguan. Dokter Rayyan pasti akan tertidur karena baru saja selesai minum obat. Rania baru saja membuka laptopnya, lekas mengerjakan apa yang menjadi PR, ketika vibrasi handphonenya memekik, rupanya Rayyan yang sengaja menelepon supaya dirinya datang ke kamarnya.

"Ada apa Dok?" Rania masuk mendekati ranjang.

"Ra, kamu belajarnya dari sini aja ya, sambil jagain aku," ujarnya manja sekali.

Astaga! Rania sungguh gemas sekali dengan tingkah dokter yang satu ini.

"Saya di sebelah Dok, kalau penting manggil, tapi kalau nggak ada apa-apa ya nggak usah manggil! Saya sedang sibuk ngerjain tugas!" sewot Rania kesal. Tua-tua kelakuannya kaya bocah.

Rayyan terdiam, terlihat murung tetapi Rania tidak peduli, gadis itu berharap Rayyan segera tidur dan tidak mengganggunya lagi. Balik ke kamarnya dengan wajah sedikit kesal. Kembali fokus mengerjakan tugasnya, namun lagi-lagi ponselnya memekik, dengan nama Dokter Tampan memenuhi layarnya, membuat ia menghela napas dalam, mengumpulkan kesabaran sebelum menyambangi kamarnya kembali.

"Ada apa lagi Dok?" tanya Rania menekan sabar.

"Sini Ra." Pria itu melambaikan tangannya malas, tubuhnya berbaring di kasur. Rania mendekat dengan langkah terpaksa.

"Kenapa?" tanyannya dengan sabar.

"Kamu duduk sini Ra, naik ke ranjang," ujarnya dengan tubuh terlihat lemas tak bersemangat.

"Bentar Dok, aku ambil buku dulu, sekalian baca-baca," jawab Rania beralasan.

"Cepet ya Ra!" titahnya tak sabaran.

Rania baru sampai di kamarnya, belum juga menutup pintu, terdengar ponselnya kembali memekik, siapa lagi kalau bukan Dokter Rayyan pelakunya. Rasanya Rania setengah frustrasi menghadapi ini, ekspektasinya mengerjakan tugas dengan tenang gagal total, kalau sudah begini tentu saja Rania lebih memilih masuk ke rumah sakit.

Gadis itu menghela napas sepenuh dada, kembali menyambangi kamarnya dengan muka tak ada ramah-ramahnya. Ingin marah dan memaki-maki saja, namun ia masih sayang dengan masa depan indahnya. Gadis itu kembali masuk ke kamar Rayyan dengan buku seputar kedokteran di tangannya yang akan ia pelajari sembari menunggu pria itu.

"Lama banget sih, Ra, sini naik!" titahnya sedikit bangkit, lalu menarik tangan Rania agar gadis itu terduduk ke ranjang.

Rayyan mengambil tangan Rania, lalu menaruhnya di atas kepalanya. Pria itu bergerak memindai dirinya lebih rapat dengan paha Rania sebagai bantalan.

"Usap Ra, aku susah tertidur, numpang rebahan di sini ya," ujar pria itu berkata sembari memejamkan matanya.

Rania ingin menolak, tetapi entah mengapa hati kecilnya merasa iba. Dengan sedikit tidak minat dan terpaksa, gadis itu mengusap-usap kepala Rayyan dengan lembut. Sementara tangan kiri Rania sibuk membawa buku bacaan. Perlahan pria itu tertidur, Rania yang lelah membaca pun, tidak terasa tertidur dengan menyender pada kepala ranjang.

Kabar izinnya Rayyan tidak hadir ke rumah sakit jelas terendus ayahnya. Pria yang tak lagi muda itu melapor pada istrinya, Bu Wira yang super duper perhatian itu tanpa menunggu lama langsung bertolak ke rumah anaknya. Perempuan yang masih terlihat modis di umur lima puluh tahuan itu menyambangi rumahnya tanpa memberi kabar.

1
Yenny Yasmin
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
altanum
suka banget hepi endingnya.alurnya dikemas apik dan mengalir.banyak istilah kedokteran.authornya te o pe begete....
sukses selalu thor
Alifah Azzahra💙💙
Itu pasti dari Mas Dokter 🤭
Alifah Azzahra💙💙
Wah kayaknya ada yang kepergok nih🤭
Alifah Azzahra💙💙
Mau banget mas Dokter 🤭
Alifah Azzahra💙💙
Selamat berjuang pak Dokter 🤭
Alifah Azzahra💙💙
Dasar Pak Dokter yang modus tuh Ran🤣🤭
Alifah Azzahra💙💙
Palingan itu jga modus pak Dokter Rania🥰 padahalkan dia nya sudah bangun
Alifah Azzahra💙💙
Bikin ngakak Thor 🥰
Alifah Azzahra💙💙
Modus tuh pak Dokter 🤭
Alifah Azzahra💙💙
Hadir yah Thor 🥰
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
perasaan di bab 89 nama ponakannya zara disini ganti jd shaila 🤣
Irmaulidyah Wahyu Utami
Luar biasa
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
berasa lagi berantem sm pacarnya ya mas dokter 🤣
Aflida Enriana Shari Rahmita
selesaii dah Kak Asri Faris membaca kembali novel ini....untuk kesekian kalinya .......🥰🥰🥰🥰🥰 luarrrrr biasaaaa...... pasangan dokter 2R.......... Smoga di waktu mendatang akan hadir lagi karya Kaka juga masih di dunia kedokteran........... yang tak kalah bagusnya dengan TERJERAT PESONA DOKTER TAMPAN......💗💗💗💗💗
wanti astuti
Pasti yg ngirim si Domes tuh🤭
Winayansi Wina
baru aja mampir dri cerita sebelah
Alpariji Alpi
baca yg ke 2x
Anita
Luar biasa
Liana Wati
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!