Kirana, dalam hembusan terakhir sang Kakek dia menikah dengan sosok pria yang diyakini Kakeknya akan menjaganya dan membahagiakannya. Namun, siapa sangka kalau Arjuna adalah sosok suami yang menganggap Kirana sebagai musuh, bukan istri.
"Aku akan terus melafalkan namamu dalam doaku, karena aku mencintaimu." -Kirana Anindy.
"Menghilanglah dan pergi. Jika harta yang kamu inginkan, bawa itu bersamamu." -Arjuna Braja Satya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetesan Air
🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.🌹
🌹IGEH EMAK JUGA DIFOLLOW DI : @REDLILY123.🌹
🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹
FLASHBACK
"Ran, kamu jangan cari pacar ya. Kakek udah punya calon suami buat kamu. Nanti kalau kakek rasa kamu sudah siap, kamu nikah sama dia. Ini fotonya, namanya Arjuna. Dia lebih tua 5 tahun dari kamu."
Lima bulan lalu sang Kakek memberikan foto pada Kirana. Foto seorang pria berkaos hitam yang sedang menatap ke arah kamera.
Ada senyuman yang terbit di wajah Kirana, dia menyukai pria di dalam foto itu begitu sang kakek memberikannya. Lima bulan berlalu, foto itu disimpan dengan sangat baik.
Kirana tidak banyak bertanya, dia memilih untuk menuruti apa kata orang yang tengah membesarkannya itu.
Sampai suatu saat sebuah surat undangan datang dari kampus, Kirana mendapatkan beasiswa di sana.
"Jadi bagaimana, Kek? Kirana boleh kuliah? Katanya kalau Kirana kuliah, Kirana gak boleh menikah dulu. Soalnya ini program beasiswa."
"Kamu mau kuliah?"
"Kirana terserah izin Kakek saja."
"Kamu maunya gimana?"
Keduanya kini tengah duduk berhadapan di sebuah ruangan, yang mana membuat Kirana menunduk.
"Gak papa kalau mau kuliah, coba saja dulu."
"Tapi Kak Arjuna?"
"Gak papa, kamu coba aja dulu kuliah."
Karena izin sang kakek lah, Kirana berani mengambil keputusan. Dia menerima beasiswa dan kuliah di fakultas pendidikan agama.
Kirana tidak banyak mengetahui tentang calon suaminya, kakeknya hanya mengatakan kalau dia bernama Arjuna, berusia lebih tua 5 tahun darinya.
Dan dihari pertama Kirana ospek, dia dipertemukan dengan sosok yang selama ini fotonya dia simpan dengan baik. Sosok yang memberi sambutan pada semua mahasiswa baru di gedung audit.
Ada rasa menggelitik di perut Kirana melihat sosok itu secara langsung, begitu tampan dan berwibawa.
Apakah pria itu juga tau kalau dirinya adalah calon istrinya? Begitu benak Kirana bertanya-tanya.
"Kak Arjuna keren ya, dulu pas masa kepemimpinanya jadi Presiden Mahasiswa, banyak banget pencapaiannya. Progres nya semuanya jalan."
"Keren banget, udah punya pacar belum ya? Ganteng banget, mana S2 di Fakultas Ekonomi. Eh, denger denger Bokapnya juga punya usaha di hotel. Itu hotel Green, punya Kak Juna katanya."
"Kaya dong, gue aja nginep lima hari di itu hotel langsung bangkrut."
Begitulah telinga Kirana mendengarkan semua celotehan mereka di belakang sana. Para mahasiswi yang juga mengagumi Arjuna Braja Satya. Sosok yang begitu pintar dan berwibawa.
Membuat Kirana tersenyum mendengar semua pujian untuk calon suaminya itu.
Sampai dia mendengar kalimat, "Pacarnya juga ada FE katanya, Kak Merlinda. Doi udah tingat empat tahun ini. Dia juga anggota BEM FE, ketuanya malah. Gila ya? Emang yang cantik sama yang ganteng lagi."
Saat itulah hati Kirana terasa menceleos, ada rasa sesak di hatinya. Menyakitinya tanpa kasat mata, membuatnya ingin menangis kencang.
Dan kebenarannya, saat mahasiswa keluar dari gedung audit. Kirana tidak sengaja melihat Arjuna dengan seorang perempuan berambut bergelombang yang ada di dalam rangkulannya.
Dia tidak sengaja mendengar percakapan mereka saat lewat di depannya.
"Nanti jalan jalan ya, Kak. Capek banget aku."
"Iya, Sayang."
FLASHBACK END.
🌹🌹🌹
Kenangan itu membuat Kirana yang kini sedang duduk di halte kembali merasakan rasa sakit di dadanya.
Teringat kalimat sang Kakek, "Percaya sama Kakek, Arjuna akan menjaga kamu dengan baik. Setiadaknya Kakek akan merasa tenang jika melihat kalian bersama sebelum Kakek meninggal dunia."
Kalimat sang kakek yang diingat Kirana sebelum pria tua itu meninggal dunia.
"Tidak apa, aku harus kuat," guman Kirana membuka ponselnya.
Dia menghubungi Arjuna. Panggilan pertama ditolak, panggilan kedua diabaikan. Sampai yang ketiga, Arjuna mengangkatnya.
"Hallo? Ini siapa?"
Kirana menggigit bibirnya. Nomornya bahkan tidak disimpan? "Assalamualaukum, ini Kirana, Kak."
"Mau apa kamu?"
"Kirana mau izin ke rumah Nenek ya, Kak. Pulangnya malem mungkin."
"Gak usah pulang sekalian. Denger ya, jangan kamu coba coba telpon saya lagi, kalau yang angkat orang lain mau apa? Saya gak peduli kamu mau kemana."
"Maaf, Kak. Tadi Kirana mau kirim pesan, tap--"
TUT.
Telpon itu dimatikan oleh Arjuna, yang mana membuat Kirana kembali menghela napasnya.
"Tidak apa, sabar sedikit lagi."
Hujan mulai turun, dan Kirana masih berada di halte sembari menunggu angkot.
Sampai seseorang yang baru saja datang dengan payung bergabung dengannya di halte. Kirana menoleh dan mata mereka bertabrakan.
"Eh, anak yang tadi nganterin map ya?"
"Iya, Kak."
"Aduh, Dek. Maaf ya kamu lihat itu, gak sopan banget ya?" Tanya perempuan itu canggung.
"Gak papa, Kak." Kirana tersenyum pedih.
"Aku Merlinda." Perempuan itu mengulurkan tangannya.
Dibalas jabatan tangan oleh Kirana. "Aku Kirana, Kak."
"Tingkat berapa, Dek?"
"Baru masuk kok, Kak."
"Oalah, Mahasiswa baru udah akif di BEM?"
"Bulan kemaren ada seleksi, jadi aku ikutan, Kak. Fakultas pendidikan emang suka lebih awal sih."
"Bener sih, ekonomu juga kayaknya perlu perubahan sistem," ucap perempuan berambut gelombang itu. "Kamu nunggu jemputan, Dek?"
"Nunggu angkot, Kak."
"Lah, jam segini emang masih ada?"
"Biasanya ada satu lagi kok, Kak. Nanti jam setengah enam."
"Ohh.. jemputan kakak datang," ucap Merlinda melihat BMW hitam yang mendekat pada halte. "Kakak duluan ya."
"Iya, Kak. Hati hati."
Dan alangkah sakitnya hati Kirana melihat bagaimana kaca mobil itu diturunkan, memperlihatkan sosok pria yang seharusnya menjaganya.
Namun pria itu malah menatap perempuan di samping Kirana, kemudian berkata, "Ayo masuk cepetan. Awas kena hujan, nanti sakit."
"Mau makan dulu, Kak," rengek Merlinda yang berlari masuk ke dalam mobil.
Payungnya dia simpan di jok belakang tanpa menghiraukan jok menjadi basah. "Ke cafee yang baru yuk, temen temen aku rekomendasiin."
"Boleh," ucap Arjuna kemudian melajukan mobil dari sana.
Tanpa menatap Kirana sedikit pun.
🌹🌹🌹🌹
Beda atuh Arjuna dan Mario!
Arjuna meski pacaran lama sama adiknya tapi Arjuna tidak merusak Meri
Tapi Mario.. Mario sengaja merusak Purwa!
Hm.. jan senang dulu Mario.. karena apa yang ditanam itu yang akan dituai.. 😬😬
Purwa hamil!! 😱😱😱
Huft!
Aku malah khawatir Purwa!
Mario kayak dah punya skenario buat manfaatkan Purwa! 😬😬
Naudzubillah..
Dunia tak selebar daun teh..
Masih banyak laki2 baik diluar sana..
Jahat amat mulutnya!
Kayaknya si Meri blom tau.. klo doa itu akan kembali ke orangnya
Dan Purwa!
Siap2 ajaa di sakiti dan ditinggal Mario!
Kamu cuma tumbalnya buat nyakitin abangmu!
Syukur2 Purwa ngga geblek 'loss doll' sama Mario! 😤😤🤦🏻♀️🤦🏻♀️😬😬
Klo trauma dengan seragamnya karena mengingatkan dg RS.. bisa kan pake pakaian biasa..?
Klo seperti ini kan Arjuna juga ngga bisa fokus kerja.. selalu khawatir dg Kirana yang di rumah temennya cuma bibi doang
Setidaknya Kirana juga harus berpikir dari sisi Arjuna bukan hanya dari sisi Kirana doang 😤😤
Katanya dah tobat tapi Kirana masih ada ajaa dah bawa calon pengganti Kirana
Astaghfirullah..
Klo Arjuna n papanya tau mesti ngamuk sama si eyang bahlul ini 😤😤😬😬
Lhah wong adiknya ngga di apa2in juga sama Arjuna.. mo ditanggungjawabi apa sama Arjuna!
Lagian Arjuna dah kasi tau klo Arjuna dah nikah.. minta putus baik2 tapi si Merlinda nya ngeyel ngga mau putus
Trus coba bundir.. nyalah2in Arjuna!
Orang nikah ajaa bisa cere apalagi yang cuma pacaran?
Cuma papanya Mario yang waras
Tapi yang lebih sinting lagi Putwa!
Dah tauu Mario benci banget sama abangnya.. lhah koq mau2an gituu malah pacaran sama Mario yang Purwa juga jelas2 tauu klo Mario suka sama Kirana!
Palingan Purwa cuma dijadikan ajang balas dendam ajaa
Takutnya malah dirusak sama Mario biar Arjuna sakit hati.. 😤😤
Dan sebagai suami Arjuna berhak tau.. Kirana jangan egois hanya melihat dari sisi janinnya saja
Pertimbangkan juga gimana perasaan Arjuna andai Arjuna tau tapi sudah terlambat
Akan jadi penyesalan seumur hidup buat Arjuna
Dan klo itu terjadi Kirana bisa bayangkan gimana Arjuna akan melanjutkan hidupnya
Apalagi nanti ada anak juga yang harus di urus Arjuna
Jangan egois Kirana!