NovelToon NovelToon
My Lovely Husband

My Lovely Husband

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Suami ideal / Tamat
Popularitas:437k
Nilai: 5
Nama Author: AfkaRista

"Kita akan menikah dua bulan lagi, sampai kapan kita akan merahasiakan ini pada Raya?"

Deg

Raya mematung. Kakinya tiba - tiba melemas. Jantungnya seolah berhenti berdetak mendengar kalimat yang keluar dari mulut sang sahabat. Haidar dan Sintia akan menikah? Bahkan pernikahan mereka sudah didepan mata. Bukankah itu artinya hubungan mereka sudah pasti terjalin sejak lama? Tersenyum miris, Raya merasa jadi manusia paling bodoh yang mudah dipermainkan.

Pulang dengan luka hati, siapa sangka tiba - tiba datang lamaran dari Axelio, anak sahabat lama Papanya. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan singkat, Raya memutuskan menerima pinangan Axel.

Lantas, akankah kehidupan rumah tangga Raya dan Axel bahagia? Bagaimana cara Axel membuat Raya move on dan berubah mencintainya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

"Kita akan menikah dua bulan lagi, sampai kapan kita akan merahasiakan hal ini pada Raya?"

Raya mematung. Kakinya terasa lemas seketika. Benarkah apa yang dia dengar barusan? Haidar dan Sintia akan menikah? Tidak mungkin. Raya menggeleng kuat. Kekasih dan sahabatnya itu tidak mungkin menusuknya dari belakang.

"Kamu hanya salah dengar, Ray", ucapnya meyakinkan diri sendiri. Raya kembali melangkah kaki, namun percakapan keduanya kembali membuat langkahnya terhenti

"Katakan sesuatu, Dar! Jangan hanya diam saja! Diam tidak akan menyelesaikan masalah kita. Bagaimanapun, Raya harus tahu hal ini!"

Deg

Kini, jantung Raya seolah berhenti berdetak. Jadi benar apa yang dia dengar barusan. Rupanya mereka benar - benar akan menikah. Raya tersenyum miris. Dua bulan lagi? itu artinya hubungan mereka pasti telah terjalin sejak lama, bukan?. Lantas, kenapa selama ini ia seperti orang bodoh yang tak tahu apa - apa? Atau memang keduanya yang terlalu pandai menyembunyikan hubungan mereka.

Raya mengepalkan tangan, dia merasa dipermainkan oleh dua orang yang paling dia percaya selama ini. Bisa - bisanya ia hanya dijadikan boneka oleh keduanya. Sakit, tentu saja. Kecewa? Jangan ditanyakan lagi.

Tak mau membuang - buang waktu, Raya segera meninggalkan restoran tempat mereka janjian untuk bertemu. Persetan dengan rencana mereka yang akan nonton bersama. Hati Raya terlanjur sakit mendengar fakta yang baru saja ia ketahui. Raya pikir, ia tidak perlu lagi menemui keduanya seumur hidup.

🌿🌿🌿

Raya Queenza Danuarta, gadis berusia dua puluh lima tahun yang biasa dipanggil Raya itu memutuskan untuk pulang setelah batal nonton bersama kekasih sekaligus sahabatnya. Hatinya sedang tak baik - baik saja. Hari yang seharusnya menyenangkan, malah jadi hari kelabu baginya. Raya tidak mau jadi wanita bodoh untuk kedua kalinya. Walau sakit hati, tapi Raya harus tetap realistis. Yang ia butuhkan sekarang adalah menenangkan diri. Hibernasi didalam kamar sepertinya bukan solusi yang buruk.

Sepanjang perjalanan, Raya sesakali melamun. Rasanya semua seperti mimpi. Satu pertanyaan yang terus berputar di kepalanya. Sejak kapan mereka mulai berhubungan? Kenapa mereka begitu tega mengkhianatinya? Selama ini, semua terlihat baik - baik saja. Bahkan tidak ada yang mencurigakan. Gelagat Haidar dan Sintia juga sama seperti biasanya. Tidak ada tanda - tanda yang memperlihatkan jika keduanya adalah sepasang kekasih. Tapi kenyataannya, keduanya akan menikah dalam waktu dekat. Jika ada penghargaan untuk akting terbaik, Raya pikir keduanya sangat cocok dijadikan pemenang.

"Kamu benar - benar bodoh, Ray!"

Lagi - lagi senyum miris tersungging di wajah cantik Raya. Empat tahun menjalin hubungan bukanlah waktu yang sebentar. Banyak sekali suka duka yang mereka lewati. Kenangan manis dan pahit juga turut mewarnai perjalanan cinta Raya dan Haidar. Siapa sangka hubungan itu harus kandas karena sebuah pengkhianatan. Jika saja wanita lain yang merebut Haidar, mungkin sakit yang Raya rasakan tidak sedalam ini. Tapi nyatanya, wanita itu adalah Sintia. Sahabatnya sendiri.

Mobil Pajero Sport hitam yang Raya kendarai memasuki pintu gerbang hitam yang menjulang tinggi. Setelah memarkirkan mobilnya, Raya segera masuk kedalam rumah.

"Loh, kok sudah pulang? Nggak jadi nonton?", tanya Raisa, Mamanya

"Batal!", sahut Raya cepat. Dia segera menaiki tangga menuju ke kamar. Sementara Mama Raisa hanya mengedikkan bahu

Begitu tiba dikamar, Raya langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Ia memejamkan mata sejenak. Rasanya masih tidak percaya dengan apa yang terjadi hari ini. Terlalu larut dengan banyak pertanyaan, akhirnya Raya tertidur dan masuk kedalam alam mimpi.

🌿🌿🌿

Tok Tok Tok

"Ray, Mama masuk ya?"

Mama Raisa memasuki kamar putrinya setelah mengetuk pintu. Ia menggeleng melihat Raya yang meringkuk diatas ranjang.

"Ray, bangun Sayang. Sudah sore"

Raya menggeliat, matanya terbuka namun ia masih enggan beranjak.

"Sudah sore loh, udah mau maghrib. Sana mandi. Meskipun lagi libur sholat, jangan malas - malasan juga"

"Raya masih capek, Ma"

Mama Raisa tersenyum, "Mama rasa tidurmu sudah cukup. Sekarang kamu harus bangun"

"Raya beneran males loh, Ma. Biarin Raya tidur lagi sebentar ya"

"Nggak bisa. Pamali tidur petang gini. Cepetan bangun. Lagipula, hari ini mau ada tamu loh. Ya masak, kamu ngerem aja dikamar"

Raya berdecak, "Kan tamunya Mama. Lagian pasti Mama yang akan banyak ngobrol. Garing amat dengerin emak - emak ngegosip"

"Eh ... Kok gitu ngomongnya. Tamunya laki - laki kok. Lagian, tamunya itu tamu kita. Bukan cuma tamu Mama dan Papa aja, tapi tamunya kamu juga. Kan kamu anak kami satu - satunya. Pokoknya Mama nggak mau tahu ya Ray, kamu harus siap - siap dan turun kebawah kalau tamunya sudah datang. Mereka akan datang habis maghrib. Jangan lupa pakai baju yang bagus dan dandan yang cantik!", ucap Mama Raisa kemudian keluar dari kamar

Raya menggerutu, titah Mamanya selalu tidak bisa dibantah. Dengan malas, Raya melangkah ke kamar mandi. Dia merendam tubuhnya didalam bathup yang sebelumnya sudah diisi air hangat dan sabun aroma terapi.

"Ah, nyamannya"

Raya kembali memejamkan mata. Namun, ingatan tadi siang justru kembali berputar dalam benak.

"Sial! kok malah keinget kejadian itu!", Raya kembali menggerutu. Dia segera membersihkan diri dengan cepat. Lebih baik menuruti kemauan Mamanya daripada kepikiran Haidar dan Sintia terus - menerus.

Usai membersihkan diri, Raya memilih gaun selutut berwarna sage yang sangat pas dikulitnya yang putih. Tak lupa sedikit olesan make up yang semakin menyempurnakan kecantikannya. Raya mematut penampilannya di depan cermin. Tidak ada yang salah dengan dirinya. Wajahnya cantik, hidupnya mancung, bulu mata lentik, lesung pipi plus gigi gingsul. Tidak ada yang kurang, tapi kenapa Haidar malah menduakannya? Dan lebih parahnya lagi dengan sahabatnya sendiri.

"Sudahlah, Ray. Jangan memikirkannya lagi. Dia bukan pria yang tepat untukmu. Pasti nanti ada pria lain yang lebih baik dari pengkhianat itu. Lupakan mereka berdua. Mungkin ini yang terbaik. Percayalah bahwa rencana-Nya lebih indah dari rencanamu?"

Raya segera turun ke lantai bawah. Dilihatnya Mamanya sibuk menata makanan di piring.

"Siapa sih tamunya sampai heboh begini penyambutannya? Makanannya juga banyak banget menunya", tanya Raya heran

"Duh, cantiknya anak Mama. Jangan cuma nanya doang dong, bantuin nata diatas meja bisa kan?", puji sekaligus perintah Raisa pada Raya

Raya membawa makanan yang sudah siap ke meja makan, "Bukan calon presiden kan tamunya?", tanya Raya lagi

Raisa tergelak, "Kamu ini ada - ada saja. Ya bukan lah. Tamunya itu sahabat lama Papa, Om Brama sama anaknya"

Raya manggut - manggut. Tak lama terdengar suara mobil memasuki halaman.

"Pasti itu mereka. Ayo", ajak Raisa

Raya hanya mengekor dibelakang, sementara Mamanya berjalan lebih dulu menyusul Papanya yang memang sudah menyambut tamunya di depan teras. Bisa Raya lihat, dua orang pria turun dari mobil. Satu paruh baya yang Raya yakini adalah sahabat papanya. Sedangkan satunya lagi pasti anak dari Om Brama. Pria muda yang wajahnya terlihat begitu datar. Sama sekali tidak ada senyum diwajahnya.

"Ganteng banget ya Ray, anaknya Om Brama. Spek mantu idaman banget nih", bisik Mama Raisa

Ganteng sih, tapi kayak kanebo kering. Kaku. Nggak kebayang gimana menderitanya istrinya nanti. Gumam Raya dalam hati

1
Khoerun Nisa
kasian Haidar sbnrnya tidak bnr2 slh cm GK jujur aja tp klu aku juga akan bingung gmn cara untuk jujur takut bnr2 raya ninggalin..
raya keburu ngambil keputusan Nerima lamaran harusnya meminta penjelasan dulu..
Atiah arini
good
Lina Herlina
dulu Haidar gak punya malu...skg sintia
Lina Herlina
ada hadirnya Sintia aja Haidar gak bisa mencintai...apalagi ini Sintia gak ada di sisinya selama beberapa lama waktunya...ya lebih memudahkan Haidar untuk mencintai perempuan lain.
Lina Herlina
regina kok gak takut ya cari gara2 ma Axel lagi
Lina Herlina
Haidar jadi laki2 terlalu PD /Facepalm//Facepalm/
Lina Herlina
keren axel
Chris Antono
lanjut
Chris Antono
Luar biasa
Suci Imas Sadah
katanya mau pindah kluar kota ..ko msh dsitu2 aj s haidar sama klrgany
Kosong
Emak emak gilaaaa
Kosong
Si ida ini bener2 gilaaaaa

Wkwkwkwkw Seram memang ada mak mak yg begini
Hiiiiiiiii
Kosong
Yg salab besar disini itu orang tua sinta dan haidar
Orang tua egoissss
Kampreeet
Nenie Chusniyah
luar biasa
Kosong
Axel bangkeeeeee
Kosong
Aaaaaaa gkseru dramanyaa
Enakan di axel
Evi
seperti suami ku GK suka,,
klw dandan selalu ditanyak adek mau kemana dandan cantik",, maksud hati mau nyenengin suami tapi kata suami gk usah, nanti klw ada yg naksir gimana?? 😜😜😜😜
suamiku lebai amat yah 😄😄😄😄😄
Royani Arofat
Nyesrlnya sampe mati ya haidar...

jgn2 ...nnti kmu mati d tgn sintia pas ngrlindungi raya.gpp kl gitu.biar mamamu nyadar bahwa sintia yg dia elu2kan malah bunuh anaknya
@Amey _dhea _457
ceritanya bagus, bikin sedih, bahagia, ❤❤❤❤❤❤❤
mama aya
ngeri amat bu dara 😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!