Ingat Aku, Suamiku!

Laura kembali ke kamar dengan amarah meletup-letup. Membanting pintu dengan kasar hingga menimbulkan suara benturan yang cukup keras. Lantas berjalan mondar-mandir sambil menggerutu kesal. 

“Bisa-bisanya Mbak Maysha begitu percaya diri dan merendahkan aku secara tidak langsung.” Meskipun nada Maysha tadi terdengar santai, tetapi nyatanya mampu menembus ke relung hati Laura. 

Wanita itu menghempas tubuhnya di ranjang empuk. Mengatur napas yang terasa sesak. Sekarang ia sedang memikirkan cara untuk membalas Maysha dengan cara yang paling menyakitkan. Ia berjanji akan membuat Arlan semakin menjauh darinya. 

Setelah tiduran beberapa menit dan dilanjutkan dengan berendam di air hangat, Laura keluar kamar. Biasanya di jam seperti ini Maysha akan memasak di dapur untuk makan malam. Tetapi, saat melewati kamar Maysha, terlihat pintu terbuka setengah. Samar-samar Laura dapat mendengar suara wanita itu. 

“Mbak Maysha bicara sama siapa?” Merasa penasaran, Laura mendekat ke arah pintu. Dari sana ia dapat mendengar lebih jelas. Maysha sedang duduk di tepi tempat tidur dengan tubuh terbalut mukena. Sebelah tangannya menggenggam ponsel. 

“Aku benar-benar tidak bisa, Rio. Kamu kan tahu itu.” 

Sudut mata Laura berkerut. Ia mencoba menajamkan pendengaran. 

“Iya, aku akan mencobanya nanti. Tapi tidak sekarang.” 

Meskipun tidak tahu sedang membicarakan apa, tetapi Laura mulai menduga dalam hati. Mengembangkan senyum di bibirnya ketika pikirannya membentuk sebuah kesimpulan. 

“Jadi yang bicara dengan Mbak Maysha itu Dokter Rio, ya? Mereka lumayan akrab. Apa jangan-jangan Mbak Maysha ada main sama Dokter itu? Ah, aku harus beritahu Mas Arlan.” 

“Iya, sampai ketemu besok.” Maysha menutup panggilan setelah mengucap salam. Lantas meletakkan ponselnya ke atas meja. 

Sementara Laura segera membalikkan tubuhnya sebelum Maysha memergokinya tengah menguping. Namun, seketika Laura terlonjak saat mendapati Yanti sudah berdiri  tepat di hadapannya. Sedang menatap curiga. 

“Non Laura sedang apa di depan kamar Non Maysha?” tanyanya. 

Laura mendengkus sebal. Semua asisten rumah tangga di rumah ini sangat lancang di matanya. “Bukan urusan kamu, dasar pembantu kepo!” makinya, lalu melangkah pergi begitu saja. 

Yanti hanya dapat menggelengkan kepala. Sangat heran karena Arlan yang dulu galak, dingin dan pemarah mendapatkan istri seperti Laura. 

“Sebenarnya Den Arlan pungut Mbak kunti ini di mana, sih?” 

Puas mengumpati Mbak Kunti meskipun hanya dalam hati, Yanti mengetuk pintu kamar sang majikan. Ia hanya menunggu di ambang pintu, karena dulu Arlan melarang orang lain memasuki kamar pribadinya. Di dalam sana Maysha sedang membuka mukena dan mengganti dengan hijab instan rumahan. 

“Kenapa, Yan?”

"Non Maysha mau masak apa buat makan malam?"

"Opor ayam. Nanti saya yang masak. Mas Arlan belum pulang, ya?"

"Belum, Non. Adanya Non Laura." Ada kerutan di antara kedua alis Maysha saat menyadari wajah Yanti menekuk. “Non Maysha kok bisa tahan sama Non Laura, sih?” 

“Memangnya kenapa?” 

“Tadi Non Laura diam-diam berdiri di depan pintu kamar. Tidak tahu sedang apa.” Yanti mendesahkan napas panjang. Kesal. 

Sedangkan Maysha hanya menunjukkan senyum. Tak pula ikut merutuki tingkah Laura yang memang sangat menyebalkan. 

“Tidak apa-apa, Yan. Biarkan saja. Takutnya dia tidak betah di rumah ini dan mengancam bunuh diri lagi.” 

**

** 

**

Pukul tujuh malam Arlan baru tiba di rumah. Ia agak terlambat pulang karena menemani Andre lembur. Cukup menyenangkan menghabiskan waktu di kantor. Arlan menemukan banyak hal baru dari masa lalunya. Termasuk menilai karakternya sendiri sebelum mengalami kecelakaan tiga tahun lalu. 

Arogan, sombong dan pemarah. 

Bukan Andre atau bawahan lain yang memberitahu. Ia mengambil kesimpulan itu berdasarkan sikap semua orang yang ditemuinya di kantor. Arlan bahkan dapat merasakan beberapa orang gemetar saat menjabat tangannya. 

Dan satu kejadian cukup aneh bagi Arlan, saat hendak pulang dan memasuki lift. Tak ada satupun karyawan yang berani masuk padahal di dalam lift hanya ada dirinya. Dari serangkaian kejadian itu, Arlan mulai menebak seperti apa dirinya di masa lalu.

Ketika berjalan menuju tangga, Arlan menoleh sebentar ke arah ruang makan. Di sana Maysha sedang menata makanan di atas meja. Ia terlihat sangat manis dengan home dress dan hijab. Satu hal yang membuat Arlan sangat penasaran. Seperti apa wujud Maysha tanpa hijab. Sebab sejak bertemu, belum pernah satu kali pun ia melihat istrinya itu tanpa hijab. 

Rasanya tidak ada salahnya jika Arlan menghampiri Maysha sebentar. Haus mungkin bisa menjadi alasan. Tetapi, setibanya di ruang makan Maysha hanya menyambutnya dengan salam. Tanpa sentuhan. 

“Mau teh hangat, Mas?” tawar Maysha. Mengingat dulu kebiasaan Arlan saat pulang ke rumah adalah menikmati secangkir teh hangat. 

“Boleh.” Arlan memilih duduk di sofa panjang tepat di sebelah meja makan. Dalam hitungan menit, teh hangat sudah tersedia. Ketika Maysha meletakkan secangkir teh dan kembali ke meja makan, Arlan terpaku memandangnya. Maysha yang tampak manis menggunakan home dress dengan hijab, gerakan tangannya yang halus menata makanan di atas meja. Dan, Arlan yang sekarang sedang menikmati secangkir teh hangat sambil menunggu makan malam siap. Ada sensasi kuat yang terasa nyata bahwa situasi sekarang ini sudah pernah ia alami di masa lalu. Tetapi, konsentrasinya harus buyar dengan kedatangan Bik Wiwin. 

“Non, ini ada paket datang untuk Non Maysha,” ucap wanita itu sambil menyerahkan sebuah kotak paket. 

“Oh, sudah datang ya?” Maysha hanya menatap kotak itu, tetapi tak langsung meraihnya. “Tolong simpan di atas meja saja, Bik.” 

Bik Wiwin pun meletakkan paket itu ke atas meja. “Memangnya pesan apa, Non? Tumben Non Maysha pesan online.” 

Entah mengapa raut wajah Maysha mendadak murung. Benda itu sengaja ia pesan di hari pertama kepulangan suaminya. Namun, kini benda itu tak lagi berguna.

“Lingerie, Bik!” 

Sontak sepasang bola mata Arlan membeliak. Pikirannya langsung membayangkan bagaimana bentuk Maysha jika menggunakan pakaian yang setahunya sangat tipis itu. Teh manis yang baru diseruputnya pun menyembur keluar. 

...**...

...**...

Visual Mas Arlan dan Maysha sudah di up di IG yaa.

follow IG @Kolom_langit