Pengantin Pangeran Vampir

Pagi panas pertama, begitulah sebutan yang pas untuk dua sejoli beda alam saat melakukan hubungan suami istri pertama mereka. Jantung Kemala berdetak dengan sangat kencang antara malu, takut tetapi juga bahagia. Perasaan lumrah yang dirasakan oleh semua wanita bersuami di hari pertama mereka menunaikan tugas sebagai seorang istri.

Siapa yang menyangka malam paling dinanti oleh semua wanita saat ia sudah menikah harus Kemala berikan pada seorang vampir menakutkan tapi amat sangat tampan dan dermawan. Ini juga pertama kali bagi Richard melaksanakan tugas sebagai seorang suami. Ia dijadikan vampir saat usianya menginjak dewasa tetapi belum pernah sekalipun merasakan apa itu cinta. Hanya dengan Kemalalah sisi manusia Richard yang telah lama mati mulai bangkit kembali beserta dengan gairahnya sebagai seorang lelaki.

Pelan tapi pasti, Richard membantu melucuti semua pakaian istrinya sambil terus menatap penuh cinta wanita yang seutuhnya telah jadi miliknya. Tatapan mata Richard yang teramat sendu menangkan hati Kemala dan gadis itu pasrah menyerahkan diri pada suaminya.

“Richard …” ujar Kemala pelan saat suaminya mulai mengecup semua bagian wajahnya dengan penuh gairah cinta.

“Ehm, ada apa, Cagiya?” tanya Richard menatap lembut wajah tegang Kemala.

“Apa … kita bisa punya anak?” tanya Kemala tiba-tiba.

“Ehm … nanti saja kujelaskan, ini nanggung sekali. Aku bahkan belum mulai, Cagiya …”

“Kenapa kau memanggilku begitu? Namaku Kemala, bukan Cagiya. Apa Cagiya itu nama mantanmu?” cetus Kemala agak sedikit cemburu dan Richard malah tertawa.

“Kita tinggal di Korea sekarang, Cagiya itu bukan nama mantan, dan aku tidak punya mantan karena pas aku mati tidak pernah pacaran. Cagiya artinya adalah sayangku. Kau sayangku sekarang,” terang Richard dan Kemala kembali berubah malu.

“Tapi … Richard … rasanya aneh jika kita melakukannya di hotel ini. Bagaimana kalau tempat tidurnya hancur seperti yang ada dalam film Braking Down?” entah kenapa gadis itu malah teringat malam pernikahan Edward dan Bella.

“Kau benar, aku tidak berpikir sampai situ. Aku bahkan lupa kalau aku adalah vampir saat bersamamu Cagiya. Ehm … kalau begitu …” Richard kembali memeluk tubuh Kemala dengan erat dan dalam sekejap kedua tubuh yang saling tumpang tindih itu seakan terhempas di atas ranjang yang amat sangat empuk dari sebelumnya.

Kemala membuka mata dan menatap sekelilingnya. Dekorasi kamarnya berubah dari yang bernuansa putih sekarang jadi merah marun layaknya kamar pasangan pengantin sungguhan. Tidak seperti sebelumnya, bila dilihat dari luar jendela tampak sekali gedung-gedung tinggi menjulang, di kamar ini yang terlihat malah hamparan hutan lebat seperti berada di puncak gunung.

“Apa kita ada di rumahmu? Jangan bilang kita kembali ke istanamu dan disebelah istana ini adalah rumahku?” pekik Kemala menebak-nebak.

“Kau salah Sayang, kau tadi menyebut nama film Braking Down, jadi aku teringat tempat bulan madu tokoh utamanya dan disinilah tempatnya.”

“Hah?” Kemala terkejut dan hendak bangun untuk memastikan apakah yang dikatakan suaminya itu benar atau tidak. Namun sang suami tidak mengizinkan Kemala bergerak dari tempatnya.

“Kita selesaikan dulu ritual kita, baru kau boleh jalan-jalan keliling tempat ini. Aku akan memandumu nanti.” Senyum licik mulai terlihat disudut bibir tampan Richard.

Kemala tak bisa berkutik dan Vampir tampan itupun memulai aksinya. Ia terus menghadiahi Kemala dengan ciuman menggairahkan sampai istrinya lupa bernapas. Kedua tangan sang vampir tak bisa berhenti bergerak menjamaah seluruh bagian tubuh mungil Kemala. Keduanya menikmati ritual surga dunia di mana hanya ada mereka berdua.

Sayangnya, adegan hot hot pop mereka tak semulus pasangan suami istri lainnya. Richard adalah vampir dan tentu saja ia memiliki tenaga 1000 kali lipat lebih besar dari tenaga laki-laki normal biasa. Bila tidak hati-hati, nyawa Kemala bisa melayang hanya karena ketidaksengajaan Richard. Untuk itu, pelan tapi pasti dan dengan amat sangat hati-hati, Richard mulai memasukkan batang cakra miliknya lalu mendorongnya masuk ke dalam gerbang lunak milik Kemala.

Gadis itu merintih kesakitan saat batang cakra suaminya menyentuh bibir gerbang lunaknya. Hal itu membuat Richard menghentikan aksinya.

“Kau kesakitan Sayang, apa … kuhentikan saja?” tanya Richard cemas. Ia tak berani menindih tubuh Kemala.

Sebagai gantinya kedua tangan Richard memegang sandaran Ranjang yang ada diatasnya. Vampir tampan itu benar-benar menekan kuat-kuat kekuatannya agar tidak menyakiti Kemala.

“Tidak apa-apa, aku bisa tahan, lanjutkan saja. Sungguh aku tidak apa-apa.” Kemala tidak enak hati dengan suaminya, walau kenyataannya terasa sakit, ia tetap harus menahannya sekuat tenaga.

“Kau yakin?” tanya Richard sekali lagi.

“Ehm, aku yakin.”

Kemala mengangguk pelan dan bahkan ialah yang mulai mencium bibir suaminya sehingga gempa di ranjang mulai terasa. Saking besarnya hasrat cinta Kemala dan Richard, ranjang yang mereka tempati untuk proses pemasukan batang cakra ke dalam gerbang lunak sampai patah dan rusak parah.

Dalam proses itu, Richard benar-benar melindungi istrinya. Keduanya beradu sengit sampai tak terasa kalau mereka berdua telah membuat hancur seisi ruangan kamar akibat biasnya kekuatan Richard saat bersenggamaa mesra dengan Kemala.

Tidak hanya itu, seprai dan bantal jadi berserakan di mana-mana bahkan bulu-bulu kapas yang ada di dalam bantal ikut berhamburan keluar seolah ikut memeriahkan acara Richard melangsung ritual syahdu mereka yang pertama. Kesucian Kemala benar-benar menjadi milik Richard secara sempurna. Keduanya saling melempar senyum begitu ritual perang ranjang mereka selesai.

***

Mata Kemala mulai terbuka dan hal pertama yang ia lihat adalah bulu-bulu halus beterbangan di mana-mana. Gadis itu masih mengantuk tapi ia paksakan untuk tetap membuka matanya. Ia tersenyum saat tahu kalau dirinya hanya berbalutkan selimut.

Perlahan, Kemala bangun dari tidurnya dan ia terkejut melihat betapa hancur kamarnya ini. Ia bahkan tidak sadar kalau dirinya tertidur diantara ranjang patah akibat pertempuran yang Kemala lakukan dengan Richard beberapa waktu lalu.

“Astaga, apa benar-benar terjadi gempa,” gumam Kemala sambil mencari-cari pakaiannya yang entah ada di mana. Sedangkan satu tangannya tetap memegangi selimutnya agar tidak merosot.

Kemala baru ngeh kalau suaminya juga tidak ada di ruangan ini. Namun, Richard meninggalkan pesan yang ia tempel di sebuah meja kamar. Gadis itu mengambil pesan dari suaminya dan membacanya.

Aku sangat lapar jadi aku pergi mencari mangsa. Pakaianmu ada di lemari. Sudah kubelikan yang baru. Di kulkas juga ada makanan yang bisa kau makan. Aku akan kembali secepatnya, I love you Cagiya …

Itulah pesan yang ditulis Richard sehingga Kemala jadi senyam-senyum sendiri. Ia bergegas mengambil pakaian yang dibelikan Richard di lemari lalu mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu, ia pergi cari makanan seperti yang dianjurkan suaminya. Ada bistik sapi dan Kemala hanya tinggal memanaskannya saja. ia menyantap makanan itu dengan lahap karena ia sangat lapar sekali.

Bayang-bayang saat dirinya berada di ranjang bersama Richard tak bisa lepas dari ingatan Kemala. Ia merasakan sesuatu yang sangat membahagiakannya dan tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.

Selesai makan, Kemala kembali ke kamar. Hari sudah hampir gelap sekarang, tapi Richard belum kembali juga. Kemala berdiri di sisi jendela dan memerhatikan ranjangnya yang patah sambil gigit jari.

“Bagaimana cara membersihkannya, ini gila … di film itu benar-benar nyata. Ranjangnya rusak parah begini. Masa iya harus ganti ranjang setiap hari? Ini … konyol sekali.” Kemala masih senyam-senyum sendiri menatap ranjang rusaknya.

Dan tiba-tiba saja … sepasang tangan memeluk pinggang Kemala dari belakang sambil berbisik, “Kau menungguku, Cagiya?”

BERSAMBUNG

***