NovelToon NovelToon
Pewaris Terhebat

Pewaris Terhebat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:100.8k
Nilai: 4.6
Nama Author: BRAXX

Datang sebagai menantu tanpa kekayaan dan kedudukan, Xander hanya dianggap sampah di keluarga istrinya. Hinaan dan perlakuan tidak menyenangkan senantiasa ia dapatkan sepanjang waktu. Selama tiga tahun lamanya ia bertahan di tengah status menantu tidak berguna yang diberikan padanya. Semua itu dilakukan karena Xander sangat mencintai istrinya, Evelyn. Namun, saat Evelyn meminta mengakhiri hubungan pernikahan mereka, ia tidak lagi memiliki alasan untuk tetap tinggal di keluarga Voss. Sebagai seorang pria yang tidak kaya dan juga tidak berkuasa dia terpaksa menuruti perkataan istrinya itu.

Xander dipandang rendah oleh semua orang... Siapa sangka, dia sebenarnya adalah miliarder terselubung...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Terbukti

Ruangan utama seketika sunyi senyap. Anggota keluarga Voss kontan terkejut ketika mendengar penuturan Robbins. Ketakutan dengan cepat menjalar di wajah mereka, terutama Declan, Raven, Victor, Noah, dan Alex yang terlibat dalam memanipulasi video. Keterkejutan itu berubah menjadi banyak ketegangan dan ketakutan, terutama mengingat ancaman Govin yang bisa saja melakukan apa pun pada mereka.

Di sisi lain, Selene merasa seperti ditarik jatuh dari puncak ketinggian. Tubuhnya terasa lemas, mulutnya terbuka tanpa suara, dan jantungnya berdegup begitu kencang. Wajahnya seketika pucat pasi di mana kakinya bergetar hebat hingga hampir saja membuatnya tumbang ke lantai. Untungnya, Evelyn cekatan membantu.

"Aku sudah menduga hal ini akan terjadi," ujar Evelyn dingin tanpa menoleh pada Selene.

Selene menepis tangan Evelyn dengan kasar, memutar bola matanya penuh amarah bercampur kepanikan.

Declan, yang awalnya tampak terpaku, dengan cepat memulihkan ketenangannya. Ia melangkah maju, mencoba menghadapi situasi dengan wajah yang dibuat setenang mungkin. "Tuan Govin, kami sama sekali tidak pernah memanipulasi video apa pun. Aku bisa—”

"Aku sama sekali tidak menuduh keluarga Voss melakukan itu, Tuan Declan," potong Govin dengan senyum tipis penuh arti. Ia mengangkat tangannya untuk memberi isyarat agar Declan berhenti bicara, lalu menoleh pada Robbins. "Robbins, lanjutkan hasil analisamu."

Robbins mengangguk, lalu berkata. "Berdasarkan analisis kami, video yang diputar tadi telah melalui beberapa tahapan pengeditan. Ada bagian-bagian kecil yang dihilangkan, sehingga mengubah alur kejadian sebenarnya."

Ia melanjutkan sambil menunjuk detail di layar. "Aku bisa melihat ada kejanggalan di mana... Xander tiba-tiba saja sudah memeluk Nona Selene di mana yang seharusnya ada tayangan yang menunjukkan... Xander akan memeluk Nona Selene. Selain itu, sekiranya memang Xander melakukan tindakan pelecehan pada Nona Selene, Nona Selene akan langsung bereaksi pada saat itu juga. Akan tetapi, tayangan video menunjukkan Nona Selene justru terdiam selama beberapa waktu sampai akhirnya berusaha untuk menjauhkan dirinya dari Xander."

Declan, dengan suara yang mulai terdengar gemetar, mencoba membantah. "Ta-tapi penilaianmu bisa saja keliru," ujarnya buru-buru. "Selene masih terkejut ketika kejadian berlangsung sehingga ia hanya bisa terdiam. Bisa kita lihat, kan? Kalau Selene masih sangat syok hingga tidak mampu berkata-kata saat ini."

Semua mata kini tertuju pada Selene, yang langsung menundukkan kepala untuk menghindari tatapan-tatapan itu. Wajahnya pucat pasi, dan napasnya tidak beraturan.

Evelyn mencondongkan tubuhnya ke arah Selene, berbisik pelan, "Sebaiknya kau mengaku jika itu hanya kesalahpahaman, Selene. Aku yakin hal itu akan sedikit memperingan hukuman yang diberikan Tuan Govin dan Nona Sophia pada keluarga kita. Jujurlah Selene sebelum masalah ini menjadi lebih besar."

Selene menatap Evelyn dengan pandangan penuh kebencian. Giginya menggertak, namun ia tidak berkata apa-apa. Sebagai gantinya, ia menoleh pada Declan, mencari perlindungan. Declan memelototi Selene, memberikan isyarat untuk tetap tenang dan mengikuti rencananya.

Setelah beberapa detik terdiam, Selene tiba-tiba terisak, mencoba memanfaatkan simpati orang-orang di ruangan itu. Tangisannya terdengar menyayat, membuat beberapa orang yang tidak tahu situasi sebenarnya mulai merasa iba.

"Tuan Govin, Nona Sophia," Declan melangkah mendekat dengan sikap seolah melindungi Selene, lalu memeluknya dari samping. "Selene benar-benar merasa tertekan dengan kejadian ini. Aku yakin pasti sudah terjadi kesalahan. Kami keluarga Voss tidak mungkin melakukan hal seperti itu."

Govin, dengan ekspresi netral, tetap duduk. Suaranya datar saat menjawab, "Aku ingin percaya dengan perkataan Anda, Tuan Declan. Namun, di saat yang sama, aku tidak pernah meragukan Robbins dalam masalah yang berkaitan dengan teknologi dan semacamnya. Robbins direkrut karena kemampuannya yang luar biasa dalam bidang itu."

Declan menggertakkan giginya, berusaha tetap tenang meskipun panik mulai merayap di hatinya. Melihat anggota keluarganya mulai tampak gelisah, ia mencoba mencari alasan lain. "Tuan Govin, mungkin ada kesalahan pada tayangan video hingga kejadian ini bisa terjadi. Saya ingat, jika beberapa kali kamera CCTV di lorong ini sempat bermasalah. Aku yakin hal itu..."

"Itu benar-benar sangat fatal, Tuan Declan," sela Govin dengan senyum tipis. la benar-benar merasa muak dan kasihan di saat yang sama pada Declan karena berusaha menutupi kebohongan itu. "Aku sangat percaya dengan keamanan keluarga Voss. Untuk itulah, aku berkunjung ke tempat ini. Membiarkan kamera CCTV rusak adalah salah satu pelanggaran protokol keselamatan yang fatal."

Wajah anggota keluarga Voss kian bertambah pucat setelah mendengar penuturan tersebut. Mereka saling membuka satu sama lain.

"Aku memastikan jika ini kesalahan pertama dan terakhir yang kami lakukan," kata Declan, "kami akan mengevaluasi akan hal ini setelah pertemuan ini digelar."

Declan terpejam sesaat ketika debaran jantungnya semakin cepat. la dan keluarganya benar-benar berada di situasi yang sulit. Ia tidak menduga jika keadaan akan berbalik menyerangnya dan keluarga. Ketika menatap Xander ia justru mendapatkan senyuman dari Xander.

"Aku tidak akan membiarkanmu menang dariku, sampah tak berguna," gumam Declan dengan rahang yang mengetat dan marah yang sudah berada di puncak.

Declan mendekati Govin dan Sophia, tetapi para pengawal tiba-tiba menghadangnya. Ia dengan terpaksa mundur meski harga dirinya terluka. Kedudukan keluarga Voss berada di atas bahunya saat ini. "Tuan Govin, Nona Sophia, meski tayangan video memiliki beberapa kesalahan, tapi Selene tetaplah korban dalam masalah ini. Dia benar-benar terpukul karena tindakan yang dilakukan Xander. Aku mohon pecat lah Xander dan seret dia..."

"Lalu bagaimana jika aku bisa membuktikan bahwa aku tidak bersalah," ujar Xander dengan suara agak keras. Ia masih dijaga ketat oleh pengawal di samping kiri dan kanannya.

Semua perhatian kini tertuju pada Xander.

"Membuktikan?" Declan tersenyum meremehkan. "Tuan Govin, Nona Sophia, Xander pasti sengaja ingin mengulur-ulur waktu agar terbebas dari tuduhan. Bagaimana mungkin dia bisa membuktikan dirinya tidak bersalah saat video menunjukkan...."

Govin berdiri, mengangkat satu tangan untuk menghentikan Declan. Suaranya memotong. "Aku akan memberikan kesempatan pada Xander untuk melakukan pembelaan, sama seperti aku memberikan kesempatan pada Anda dan keluarga Voss untuk membuktikan tuduhan kalian."

Declan berdecak dengan tatapan penuh amarah pada Xander. Raven, Victor, Noah, Alex, Selene dan anggota keluarga Voss lainnya kembali dibuat tegang. Di saat yang sama, Evelyn menjadi penasaran dengan apa yang dilakukan Xander.

"Aku memiliki tayangan video dari kamera tersembunyi yang terpasang di kerah jasku. Rekaman video itu terhubung dengan ponselku dan sistem keamanan milik Tuan Govin," terang Xander seraya menunjukkan tayangan video.

Declan dan semua anggota keluarga Voss tercekat ketika mendengar penjelasan tersebut, menoleh satu sama lain.

"Kau tidak bisa melakukannya karena itu melanggar privasi keluarga kami!" ujar Declan dengan suara keras, "kau sudah lancang melakukannya! Kau harus dihukum karena tindakan tak pantas itu."

"Pemasangan kamera tersembunyi merupakan salah satu standar keamanan yang diterapkan oleh Phoenix Vanguard untuk setiap pengawal ketika tokoh penting Phoenix Vanguard menghadiri sebuah acara atau berada dalam kerumunan, Tuan Govin," kata Sophia, "aku bisa memastikan jika itu tidak melanggar privasi keluarga Voss, Tuan. Aku yakin jika keluarga lain atau bahkan tokoh-tokoh penting lain melakukan hal serupa."

Declan yang akan bicara kembali menutup mulut. Wajahnya sudah memerah karena menahan amarah yang memuncak. Di sisi lain, anggota keluarga Voss hanya diam tanpa mampu mengatakan apa pun. Mereka yang mengira sudah di atas angin justru serasa dilemparkan ke bawah dalam sekejap.

"Aku akan menayangkan video dari kamera tersembunyi milik... Xander di layar," ujar Robbins seraya mengutak-atik ponsel.

Dalam sekejap, perhatian semua orang kembali ke layar. Tayangan menampilkan lorong kosong dengan suara langkah kaki. Selene tiba-tiba saja muncul dari lorong samping hingga tabrakan antara Xander dan wanita itu tidak bisa dihindarkan. Tayangan selanjutnya menampilkan Selene yang mundur dan nyaris terjatuh, lalu berganti menjadi tayangan wanita itu dengan posisi setengah miring dengan tangan kekar Xander yang menahan tubuhnya.

Evelyn yang melihat hal itu menghembus napas lega. Ia tidak salah mempercayai Xander dalam kejadian ini. Meski begitu, ia menjadi tegang dan takut dengan tindakan apa yang akan diambil oleh Govin dan Sophia setelah ini.

"Jika kita membandingkan dua video yang sudah kita lihat, kita bisa mengetahui bahwa tayangan yang dimanipulasi atau dihilangkan dalam video pertama adalah kejadian saat... Xander dan Nona Selene bertabrakan sampai Nona Selene hampir terjatuh. Karena melihat Nona Selene yang akan terjatuh, maka... Xander bergegas menolongnya," tutur Robbins.

"Aku pikir masalah ini sudah jelas sekarang. Dugaan pelecehan yang dituduhkan pada Xander hanyalah rekayasa semata dan mengada-ngada. Kalian menggunakan kesempatan ini untuk membuat Xander tampak buruk di mataku, terlebih yang kudengar, kalian memperlakukan Xander dengan begitu buruk ketika dia berada di keluarga. Aku benar-benar tidak menduga jika aku akan melihatnya secara langsung," ujar Govin bersamaan dengan Robbins yang mundur beberapa langkah.

Declan buru-buru ingin memotong, tetapi Govin justru memberi tanda padanya untuk diam. “Tuan Govin, kami...."

"Aku benar-benar kecewa karena malam indah tercoreng dengan trik kotor."

Xander kembali mendekat pada Govin tak lama setelahnya. la bisa melihat wajah ketakutan dan kekalahan dari Declan dan yang lain. Akan tetapi, saat menoleh pada Evelyn, wanita itu justru terlihat tersenyum.

Declan benar-benar terpojok sekarang. "Tuan Govin, Selene tetaplah korban di sini karena dia tidak menginginkan tubuhnya disentuh oleh Xander. Hal itu masih bisa dikategorikan sebagai tindakan pelecehan."

Semua pandangan kembali tertuju pada Selene.

"Selene, ini kesempatan terakhirmu untuk berterus terang. Kita semua tidak bisa berkelit lagi setelah melihat tayangan video itu, terlebih Tuan Govin sudah menegaskan ucapannya di depan kita. Apa yang dilakukan Xander hanya sebatas menolongmu dan aku tahu bahwa kau mengetahui hal itu sejak awal. Katakan bahwa kau salah paham mengenai tindakan Xander dan masalah besar tidak akan terjadi pada keluarga kita," bisik Evelyn.

Avery yang berada di samping Selene ikut berbicara, "Selene, jujurlah untuk menyelematkan keluarga kita."

Beberapa anggota keluarga Voss yang lain mula berbisik pada Selene. Sementara itu, Raven, Victor, Noah dan Alex hanya diam tak berkutik.

"Tuan Govin, aku mohon izinkan aku berbicara satu hal." Selene berjalan ke dekat Declan dengan wajah tegang dan kaki yang gemetar.

"Apa yang kau lakukan, Selene?" tanya Declan dengan suara tertahan.

"Menyelamatkan keluarga kita, Ayah." Selene maju beberapa langkah, menatap Govin dan Sophia bergantian. "Tuan Govin, Nona Sophia, izinkan aku menyampaikan sesuatu."

Selene menarik napas panjang setelah mendapat anggukan dari Govin dan selene. “A-aku ingin mengatakan bahwa kejadian ini hanyalah kesalahpahaman semata."

1
Andi mappangile Amphal
up
Cahaya Merah
lanjut...lagi tegang2nya
Rahmat BK
mantap...makin menegangkan konflik klg
lily
up
Eko Stew
matap
Was pray
xander babat habis keluarga arshcoft yg bersekongkol dlm pembunuhan samuel
lily
lanjut 🥰
Budiarto Taman Roso
terlalu lambat
terlalu drama
terlalu naif
tak realistis
iq jongkok
out aja,.
lily
up
Ruby Adawiya
bukan crita mafia tp kok berlarut2 penembakan pengeboman pembuhan warga tak bersalah critanya mesle dr alur ahli waris
Glastor Roy
up
Was pray
waduh, xander dan govin jadi daging panggangkah?
Ruby Adawiya
MC sgt lemot sdh jd org kuat dr kluarga hebat berpikirnya lelet kyk ulat ltdk mencerminkan ketangkasan keberanian
Azril Parmen
Luar biasa
Glastor Roy
up
lily
lanjut 🥰
juju Banar
durasi pendek
Riki
ya
Riki
bagus dan menarik
Anonymous
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!