Dilarang Boom like !!!
Yuk hargai karya dari seorang penulis 🥰
Dia tidak menyangka kalau akan menjadi pemeran antagonis dalam kehidupan sahabatnya.
Viola Rinjani, seorang gadis muda berusia 23 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang pria yang merupakan suami dari sahabatnya sendiri.
Awalnya, Viola menolak tawaran pernikahan itu. Namun, keadaan yang terus memburuk terasa mencekik leher Viola hingga membuatnya harus mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua.
Biduk rumah tangga pun dimulai, akankah Viola berhasil melewatinya ?
Atau terpuruk dengan segala siksaan dan hinaan yang dilayangkan oleh semua orang ?
Yuk ikuti kisahnya hanya di Noveltoon !
Follow IG Author ayu.andila 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 22. Menu Makanan
Viola yang akan memasak menu makan siang untuk Raja mendadak jadi bingung, dia takut kalau rasa masakannya akan merusak lidah lelaki itu. Apalagi kalau sampai membuat lelaki itu murka, bisa jadi makanan yang dia masak akan melayang ke tubuhnya.
"Oh iya, aku kan bisa menelpon Alea." Viola kembali berlari ke arah kamar untuk mengambil ponselnya, dia ingin menelpon Alea untuk bertanya menu masakan yang disukai Raja.
Brak, sangking semangatnya untuk mengambil ponsel. Viola sampai tidak sadar kalau dia membuka pintu kamar itu dengan kencang membuat Raja yang ada di dalam kamar terlonjak kaget sampai menjatuhkan ponselnya ke atas lantai.
"apa kau mau membuatku serangan jantung?" teriak Raja sembari memegangi dadanya yang berdebar keras, dia benar-benar terkejut dengan kedatangan wanita itu.
Sementara Viola memilih untuk mengabaikan aoa yang Raja ucapkan, dia berjalan masuk dan mengambil ponsel lelaki itu yang terjatuh di bawah ranjang.
Raja mengambil ponsel yang diberi Viola dengan kasar, dia lalu membuang muka karna benar-benar kesal dengan lelaki itu.
"dia lucu sekali," Viola ingin sekali tertawa saat melihat wajah sebal Raja, tetapi sejurus kemudian dia tersadar dengan apa yang baru saja dia pikirkan.
"dasar gila! kenapa aku berpikir dia lucu, dia itu iblis. Iblis!" Viola menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan segala pemikiran yang tadi sempat bersarang dalam kepalanya, tanpa dia sadari kalau saat ini Raja sedang memperhatikan tingkah anehnya.
"apa yang kau lakukan di situ? apa kau kesurupan?" tanya Raja dengan tajam, dia merasa ngeri saat melihat Viola menggeleng-gelengkan kepalanya seperti itu.
Tanpa memperdulikan ucapan Raja, Viola bergegas untuk mengambil ponselnya dan berlalu keluar dari kamar itu. Sementara Raja sendiri masih melihat kearah Viola yang sudah keluar dari kamar.
Setelah sampai didapur, Viola bergegas menelpon Alea. Dia ingin bertanya menu masakan sekaligus meminta bantuan wanita itu untuk memasak makan siangnya dan Raja.
Tut, tut, "halo!" jawab Alea disebrang telpon.
"halo, Al! bagaimana kabarmu?" tanya Viola berbasa-basi, dia tidak mungkin langsung bertanya menu masakan tanpa bertanya kabar sahabatnya terlebih dahulu.
"aku baik Vi, kamu sendiri gimana? Raja tidak bertindak kasar lagikan?" tanya Alea dengan suara yang sangat khawatir, dia takut kalau Raja kembali menyakiti wanita itu. Apalagi tidak ada orang lain bersama mereka saat ini.
"ti-tidak Al, dia tidak kasar padaku," bohong Viola, dia tidak mungkin mengatakan perihal malam pertama mereka yang pastinya akan menyakiti hati wanita itu.
"baguslah kalau gitu," balas Alea, terdengar helaan napas lega dari wanita itu.
"oh ya Al, aku ingin bertanya sesuatu padamu!" ucap Viola dengan pelan.
"katakan saja Vi, kenapa harus sungkan begitu sih!" seru Alea, saat itu dia sedang berada diruang kerjanya.
"gini Al, aku ingin membuat menu makan siang untuk Raja. Tapi kau tau sendiri kalau aku tidak pintar memasak, jadi aku memutuskan untuk menelponmu dan meminta bantuanm," jelas Viola, dia memang tidak mahir dalam hal masak memasak.
"ooh jadi gitu, itu masalah gampang!" balas Alea.
Kemudian Alea memberitahukan resep makanan yang harus disiapkan oleh Viola sembari mengajari wanita itu untuk memasaknya, untung saja semua bahan yang mereka butuhkan sudah tersedia di dapur itu.
Selama dua jam, Viola terus berperang di dapur bersama dengan bahan-bahan makanan. Dia terlihat begitu fokus untuk melakukan apapun yang diarahkan oleh Alea, sesekali diselingin dengan candaan mereka berdua.
"Viola!"
tiba-tiba terdengar suara teriakan Raja yang membuat Viola tersentak kaget, begitu juga dengan Alea yang mendengar jelas suara teriakan suaminya itu.
"kalau gitu sudah dulu ya Al, terima kasih atas bantuannya," ucap Viola kemudian, dia lalu mematikan panggilan telpon mereka saat sudah mendengar jawaban dari sahabatnya itu.
Viola lalu bergegas ke kamar mereka untuk menemui baginda Raja, dia semakin mempercepat langkah kakinya saat mendengar teriakan kedua yang menggema diVila itu.
"mentang-mentang aku lagi sakit, terus kau tidak memberiku makan!" omel Raja saat melihat Viola masuk ke dalam kamar mereka, dia sudah merasa sangat lapar tetapi wanita itu malah tidak menampakkan diri.
"sebentar! aku akan membawa makananmu ke sini!" seru Viola, kemudian dia kembali keluar untuk mengambil makanan yang sudah susah payah dia buat tadi.
"cih, awas saja kalau makanannya tidak enak!" gumam Raja, dia lalu kembali melihat kearah laptopnya untuk mengerjakan pekerjaan yang sudah biasa dia kerjakan.
Tidak berselang lama, Viola sudah kembali masuk ke dalam kamar dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman untuk lelaki itu. Dia lalu meletakkan nampan di atas meja, dan berlalu mendekati Raja untuk membantunya bangun dan berpindah kesofa.
" pegang tanganku! apa kau tidak tau kalau kakiku sakit!" ketus Raja sembari menunjuk ke arah lututnya yang berbalut perban.
Viola lalu menuruti apa yang lelaki itu inginkan, dalam hatinya mengutuk kenapa tidak mulut Raja saja yang terluka sehingga dia tidak bisa mengeluarkan kata-kata pedas padanya.
Setelah berhasil duduk disofa, Raja segera mencicipi makanan yang sudah terhidang di hadapannya. Sementara Viola melihat Raja tanpa mengedipkan matanya karna merasa penasaran dengan hasil masakannya yang akan dimakan oleh lelaki itu.
Satu suapan sudah masuk ke dalam mulut Raja, membuat Viola memperhatikan raut wajah lelaki itu supaya mengetahui apakah dia menyukainya atau tidak.
"di mana kau membeli makanan ini?" tanya Raja sembari kembali memasukkan suapan demi suapan ke dalam mulutnya.
"kenapa? apa rasanya tidak enak?" Viola sudah harap-harap cemas dengan apa yang akan Raja ucapkan selanjutnya.
"ini enak!" jawab Raja dengan cepat, dia merasa kalau makanan ini sesuai dengan seleranya.
Mendengar jawaban lelaki itu, wajah Viola menjadi cerah dan berseri-seri. Dia merasa sangat senang karna berhasil memasak makanan yang enak untuk lelaki itu.
"terima kasih," balas Viola, Raja yang sedang fokus menikmati makanan itu mendadak jadi menghentikan kunyahannya.
"kenapa kau berterima kasih, aku bertanya di mana kau-" Raja tidak melanjutkan ucapannya karna baru sadar dengan maksud dari ucapan terima kasih yang Viola katakan.
Raja lalu mengambil segelas air dan meminum air itu hingga habis setengah gelas, dia lalu menarik tisu untuk membersihkan mulutnya dari sisa makanan.
"ternyata rasanya memuakkan, aku tidak suka!" ucapnya kemudian sembari bangkit dari sofa, sementara Viola yang sedang memperhatikannya merasa sangat kesal dan ingin sekali melemparkan makanan yang tinggal sesuap lagi ke dalam mulut lelaki itu.
"dia mengatakan tidak suka saat makanan yang dia makan tinggal satu sendok lagi? dasar iblis kepala batu!"
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘