Niken Anjani adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang jatuh cinta pada om nya sendiri yang bernama Rayendra, meskipun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan dan tak pernah terbalas, karna Rayen hanya menganggapnya sebagai keponakan, meskipun begitu Niken tetap gencar mendekati om nya tersebut dengan cara apapun, hingga suatu saat ia berharap Rayendra akan melihat padanya dan membalas perasaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyusul Niken
Saat ini semua orang sedang berkumpul diruang tamu termasuk Rayen. 30 menit yang lalu Rayen langsung menuju tempat tinggal keluarga Mahendra saat mendapat kabar kalau Niken menghilang bersama dengan sahabatnya Windy.
''Putri kamu yakin tidak tau dimana keberadaan mereka saat ini?'' tanya Rayen sekali lagi.
''Ya ampun om, ini tuh sudah ketiga kalinya aku ditanya seperti ini, aku benar-benar tidak tau dimana mereka, seharian ini Windy mau pun Niken belum ada menghubungiku, aku juga bingung, kenapa mereka pergi tanpa aku, padahal kami pernah berjanji jika kami pergi kesuatu tempat maka harus bertiga, tapi ini mereka malah pergi tanpa aku.'' ucap Putri, ada sedikit kekesalan dalam ucapannya.
''Kamu dimana Niken? apa kamu pergi karna marah sama om, tapi kenapa harus dengan cara pergi dari rumah? kenapa kamu membuat om khawatir seperti ini.
Batin Rayen.
''Pah, kira-kira dimana Niken ya pah, mama takut terjadi sesuatu pada putri kita.'' ucap Lidya cemas.
''Mama yang sabar ya! papa akan coba hubungi teman papa, oya Rayen abang mau kamu juga cari keponakanmu sekarang! dan abang juga akan menghubungi salah satu rekan abang untuk melacak keberadaan mereka.'' jelas Frans.
''Baik bang, kalau gitu aku akan pergi sekarang.'' jelas Rayen sambil bangkit dari duduknya
''Om, tante, kalau gitu aku juga permisi pulang, nanti kalau sudah ada kabar dari mereka tolong kasih tau aku ya tan.'' ucap Putri.
''Iya Putri, kamu juga ya,kalau mereka menghubungi kamu tolong kasih tau tante ya?
''Iya tante, pasti aku kasih tau tante.'' jawab nya.
''Kalau gitu aku pulang dulu om, tante.'' sambungnya
''Iya hati-hati ya Putri!" ucap Lidya yang diangguki oleh Putri, setelah itu ia langsung keluar menyusul Rayen yang saat itu sudah keluar lebih dulu.
''Om! om Rayen!'' panggil Putri membuat Rayen menoleh kearahnya.
''Ada apa?''
''Jadi gini om, aku baru ingat, biasanya kalau kami libur sekolah atau lagi bosen maka kami akan pergi ke Villa milik keluarga nya Windy yang ada di kota B, aku berpikir mungkin saat ini mereka sedang berada disana.'' jelas Putri
''Benarkah yasudah gimana kalau kita kesana sekarang?'' ajak Rayen samangat.
''Maaf om, sepertinya aku gk bisa ikut, soalnya aku baru ingat ada urusan penting yang gk bisa ditinggalin, kalau om Rayen aja yang cari gpp kan om?
''Yasudah tidak apa-apa, om akan pergi sekarang sekali lagi terima kasih.'' ucap Rayen sambil masuk kedalam mobilnya.
''Syukurlah, ada harapan aku untuk menemukan keberadaan Niken sekarang, walaupun aku juga masih belum tau apa kedua gadis itu memang ada di Villa itu sekarang.
Sebelumnya Rayen memang sudah meminta alamat Villa keluarga nya Windy dari Putri, kedua orang tuanya Niken juga sudah ia beritahu, setidaknya abang dan juga kakak iparnya tidak terlalu khawatir.
Tepat jam 5 sore Rayen sampai di Villa milik keluarga Windy.
''Sepertinya memang ini Villanya.'' gumam Rayen sambil memperhatikan bangunan Villa yang berada diatas bukit tersebut.
''Loh apa aku gk salah lihat, itu kan om Rayen,om nya Niken,kenapa dia bisa ada disini? apa Niken yang menyuruhnya untuk datang ke Villa ini? tapi setelah aku mendengar semua cerita Niken tadi tentang om nya itu, rasanya gk mungkin deh.'' monolognya
Windy memperhatikan Rayen yang mulai melangkah menuju pintu utama Villa.
''Wah, dia mendekat, aku harus kasih tau Niken nih.'' gumamnya sambil melangkah cepat menuju pintu samping Villa tersebut.
''Niken! Niken gawat.'' ucap Windy sambil mendudukan boko*ng nya disamping sahabatnya itu.
''Kamu kenapa sih?gawat apa nya?kalau ngomong yang jelas dong Win!" ucap Niken sambil mencabut ponselnya dari carger.
''Kamu tau siapa yang ada diluar?'' tanya Windy yang kini sudah menatap kearahnya.
''Emang siapa? tukang kebun? atau tukang sayur?'' tanya nya asal.
''Ck, kamu ini, aku serius dan tidak lagi becanda.'' sambungnya lagi
''Ya kalau gitu bilang dong siapa yang ada didepan!" ucap Niken sedikit kesal
''Didepan itu ada om---,''
Tok-tok-tok
''Permisi! Assakamu'alaikum...'' ucap seseorang dari luar
''Win itu ada orang diluar, tapi suaranya kok seperti tidak asing ya? ucap nya
''Ya tentu saja ,, itu kan suaranya om Rayen.'' ucap Windy
''Kamu jangan becanda deh Win, gk mungkin yang ada didepan itu om Rayen, lagi pula dari mana dia bisa tau kalau kita ada disini.'' ucap Niken, rasa nya tidak mungkin omnya itu akan datang tiba-tiba ke Villa ini
''Terserah kalau loe gk percaya sama gue, udah sana bukain pintunya!" ucap Windy sambil merebahkan tubuhnya diatas sofa.
''Loh kok aku? yang punya Villa kan kamu, ya kamu lah yang bukain sana!'' ucap Niken tak mau kalah.
''Enak aja itukan tamu loe Ken, ya sana loe yang bukain!" keukeh Windy
''Ck, apaan sih kamu Win,'' ucap Niken kesal,namun ia tetap bangkit untuk membukakan pintu tersebut, karna merasa penasaran juga dengan apa yang dikatakan Windy jika yang berada diluar adalah orang yang ia kenal.
''Siapa sih emang nya? masa iya nyariin aku.'' gumamnya sambil membuka pintu.
''Siap---a'' ucap Niken dengan sedikit tercekat, ia memperhatikan laki-laki yang saat ini berdiri didepannya sambil tersenyum lega.
''Niken syukurlah akhirnya om menemukanmu.'' ucap Rayen sambil menarik Niken kedalam pelukannya.
Niken yang masih terkejut hanya diam,dalam pelukan Rayen,
''Apakah ini benar om Rayen, kenapa bisa dia ada disini? apa dia merasa menyesal telah menyakitiku.
Batin Niken
''O-om, kenapa om Rayen bisa ada disini? dari mana om bisa tau aku ada disini?'' tanya Niken sambil melerai pelukan mereka.
''Katakan pada om! kenapa kamu pergi dari apartemen om tanpa pamit ha? dan kenapa kamu datang ketempat ini tidak memberitaukannya pada siapa pun? apa kamu tau semua orang cemas mencarimu Niken.'' ucap Rayen, tanpa menjawab ucapan Niken sebelumnya.
''Apa om Rayen juga merasa kehilanganku?'' tanya Niken sambil menatap wajah om nya tersebut.
''Kamu ini bicara apa? tentu saja om merasa kehilangan kamu, apa kamu marah sama om,makanya kamu pergi?''
''Marah? apa hak ku marah? aku sama sekali tak punya hak untuk marah sama om Rayen, karna aku tidak berarti apa pun dihati om iya kan om?.'' ucap Niken lirih.
Entah kenapa hati Rayen terasa perih saat mendengar ucapan itu dari bibir Niken, bagai mana mungkin Niken bisa mengatakan jika dirinya sama sekali tidak berati untuk Rayen.
''Kenapa kamu bisa bicara seperti itu? dengarin om baik-baik! dari dulu sampai sekarang perasaan om tidak pernah berubah sama kamu, om itu sayang sama kamu, dan kamu sangat berarti untuk om Niken, jadi om harap kamu jangan berkata seperti itu lagi ya?!
BERSAMBUNG..
*niken yang bersikap centil didepan regan, menggoda regan, mendekatkan wajah pada wajah regan, gampang berdekatan fisik dengan lelaki lain itu bukan sebuah kesalahan...
aduh author perlu belajar lagi batasan seorang wanita bersuami