(Sedang dalam proses perbaikan kata)
Ketika semua teman-temannya sudah menikah dan memiliki keluarga, Aldo seorang pria yang usianya hampir mencapai 30 tahun masih berjuang dalam urusan percintaannya. Ia telah bergonta-ganti pasangan lebih dari 100 kali dengan hubungan yang hanya berjalan selama beberapa Minggu dan tidak pernah lebih dari 1 bulan.
Di tengah sakit hatinya ketika kembali diputuskan oleh pacarnya yang entah sudah ke berapa kalinya, sebuah system kemudian datang untuk membantunya.
[Saya adalah system yang akan membantu Anda untuk menjadi seorang pria sejati, anda terpilih oleh system karena anda merupakan orang paling menyedihkan di dunia ini.]
Kedatangan system dengan banyak kemampuan spesial yang bisa ia dapatkan dengan mudah memanglah mengubah kehidupan Aldo 360 derajat, tapi misi yang diberikan oleh system juga sangatlah tidak masuk akal.
[Menikah dan membuat 10 anak. Hadiah: 1 miliyar Poin System, 1 miliyar Poin Kemampuan, 100 Miliyar Dollar, 100 tahun t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chp 22: Mengejar Mantan
Aldo dan Aria bertemu dengan anggota tim lainnya sebelum memasuki pesawat dan berangkat ke Prancis. Dinda sebagai asisten produser mengabsen anggota timnya untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.
Satu persatu orang dia absen mulai dari Sutradara Gilbert, Kameramen Miles, penulis naskah Joey, Bendahara Luca, Produser Aria, Pemeran utama wanita Katharine, pemeran utama pria Aldo, Leon yang juga ikut entah apa kontribusinya, dan terakhir Laura?
Aldo sedikit kebingungan melihat Laura yang juga ikut serta dalam projek kali ini.
"Memangnya apa peran yang dia dapatkan dalam projek ini?" bisik Aldo pada Aria di sebelahnya.
"Oh, dia-"
"Semuanya sudah lengkap, kita bisa berangkat sekarang sebelum ketinggalan pesawat, Nona Aria!" potong Dinda sebelum Aria sempat menjawab pertanyaan Aldo.
"Ah, ayo semuanya kita berangkat!" ajak Aria pergi dari sebelah Aldo.
Sebagai produser yang notabenenya pemimpin dalam tim ini Aria tentu harus memimpin semuanya dengan baik karena dialah yang bertanggung jawab sepenuhnya dalam perjalanan kali ini.
"Sebaiknya aku tanyakan saja nanti." gumam Aldo lalu mengikuti rombongannya.
Setelah memasuki pesawat dengan tujuan penerbangan Prancis, Aldo kemudian duduk di salah satu kursi samping jendela pesawat.
Laura melihat Aldo telah duduk dan ingin duduk juga di sebelahnya yang masih kosong, tapi tanpa diduga dia sudah di dahului oleh Katharine yang duduk dengan sigap di sebelah Aldo.
Laura tertegun melihat itu sebelum dirinya disadarkan oleh Aria.
"Apa ada masalah, Nona Laura?"
"Tidak ada, aku hanya kebingungan mencari tempat duduk..." jawab Laura memberi alasan.
"Kalau begitu ayo kita duduk bersebelahan." ajak Aria kemudian duduk di kursi belakang Aldo dan Katharine.
Laura tersenyum miris sebelum menyetujui ajakan Aria duduk di belakang Aldo dan Katharine sehingga bisa melihat kebersamaan mereka dengan jelas.
Aldo yang saat itu fokus melihat pemandangan luar pesawat dari jendela di sampingnya tentu tidak menyadari keanehan pada Laura.
"Aldo."
"Hm?"
Aldo menanggapi panggilan Katharine di sampingnya tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela.
"Sekali lagi terima kasih telah menyelamatkan ibuku, tiga hari telah berlalu dan kondisinya sudah membaik daripada sebelumnya." ucap Katharine tulus.
Aldo mengalihkan pandangannya menatap Katharine yang tersipu malu, sekilas Aldo ingin bergumam 'imut sekali' tapi dia menahannya dengan baik.
"Ekhem, itu tidak masalah. Seperti yang aku katakan sebelumnya, kau harus berperan dengan baik untuk membalas budi padaku." kata Aldo setelah berdehem.
"Aku akan melakukannya dengan baik!" jawab Katharine tersenyum lembut di hadapan Aldo yang kembali mengalihkan perhatiannya pada jendela pesawat.
*Sial, dia terlalu manis! Aku bisa terkena penyakit diabetes kalau begini terus*! - teriak Aldo dalam hatinya.
Sementara itu di belakang Aldo.
* CRAK!! *
"L- Laura, kau baik-baik saja? Kenapa kau mematahkan sumpitmu?" tanya Aria gugup pasalnya dia bisa melihat aura kematian dengan jelas di sekitar Laura.
Laura mengalihkan pandangannya kepada Aria, dalam sekejap mata dia kembali mengubah ekspresinya menjadi seorang malaikat dengan senyuman ramah dan menghangatkan.
"Sumpitnya sangat rapuh ya?"
*Ya tidak lah*! - batin Aria tidak habis pikir.
"Tolong berikan sumpitnya lagi." Laura memanggil pramugari dan meminta sumpit lagi untuk memakan mie ramen di hadapannya.
Dia belum makan sejak kemarin karena terlalu lelah menentukan pilihan untuk bergabung dalam tim yang sama dengan Aldo atau tidak, jadi dia sangat lapar sekarang.
*Aku tidak akan membiarkan gadis rubah itu mendekati Aldo*! - pikir Laura bertekad kuat.
Sekilas dia mengingat pembicaraannya dengan asistennya, Lina beberapa hari lalu...
...
...
...
> Beberapa hari lalu.
"Nona Laura ... sampai kapan anda ingin mengurung diri di kamar seperti ini? Anda harus keluar sekali-kali untuk menghirup udara segar ataupun berinteraksi dengan penggemar anda di media sosial..."
Pandangan mata Lina yang sendu menatap sebuah kamar mewah tapi sangat berantakan di hadapannya.
Di atas ranjang berantakan itu terlihat Laura yang tengah mengubur dirinya sendiri dalam selimut tebal dan tidak mau keluar sama sekali bahkan untuk makan.
Karena khawatir akan kesehatan Laura, Lina seringkali membawakannya makanan namun tidak dilirik sekalipun olehnya, tapi saat Lina keluar kamar dan kembali lagi makanan dalam piring itu sudah habis tak bersisa.
Jadi walaupun Laura bersikeras untuk mengucilkan diri dari semua orang termasuk Lina, dia masih bisa dikalahkan oleh rasa lapar.
Walaupun begitu Lina juga masih khawatir dengan kondisi sahabatnya itu karena statusnya bukan hanya sebagai asisten tapi juga sahabat Laura dari kecil.
Lina menghampiri Laura dan duduk di sebelahnya, jemari lentik Lina terulur dan mengelus rambut Laura yang ada di dalam selimut.
"Laura, aku ini sahabatmu jadi jangan pendam perasaanmu dan katakanlah kepadaku, sebenarnya apa yang terjadi denganmu? Semenjak kau pulang dari rumah sakit kau jadi murung seperti ini..."
Lina berkata dengan lembut dan tulus yang membuat hati beku Laura sedikit tergerak.
"Bisakah kau berjanji untuk merahasiakannya?" tanya Laura ragu.
"Tentu, percayalah padaku."
Setelah beberapa saat, Laura berkata, "Sepertinya aku menyukai mantanku lagi..."
"Apa?!" Lina sangat tercengang tapi bukan karena perkataan Laura yang kembali menyukai mantannya.
"Sejak kapan kau pernah pacaran sampai punya mantan?! Kenapa kau tidak memberitahuku? Apa kau tidak menganggapku sebagai sahabatmu lagi?!"
Lina memberikan sederet pertanyaan cepat yang membuat Laura semakin pusing.
"Karena inilah aku tidak mau memberitahumu, bisakah kau diam sebentar?!" bentak Laura yang sukses membuat Lina terdiam.
"Silahkan dilanjutkan..." balas Lina gemetaran karena baru pertama kalinya melihat Laura yang marah sampai-sampai membentaknya.
Laura menenangkan diri dan pikirannya terlebih dahulu sebelum menceritakan semuanya kepada sahabatnya, Lina tanpa ada yang dia tutupi. Mulai dari dirinya yang pacaran dengan Aldo secara rahasia sampai dengan perasaan cintanya yang kembali tumbuh semenjak dirinya diselamatkan.
Satu-satunya orang yang pernah Laura pacari hanyalah Aldo seorang, dia adalah cinta pertamanya yang sudah sudah menginjak usia 26 tahun itu.
Laura tidak pernah berpacaran sebelumnya karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai aktris yang semakin menumpuk seiring bertambahnya popularitasnya. Tapi entah kenapa dia bisa berakhir berpacaran dengan Aldo.
Walaupun tidak lama tapi itu adalah momen-momen paling membahagiakan bagi Laura yang memiliki hati sekeras batu.
"Jadi begitu, aku sudah tahu situasinya dan punya beberapa saran untukmu..." ucap Lina setelah mendengar keseluruhan cerita Laura.
"Apa itu?"
"Aku dengar kalau timnya Aldo sedang ada projek terbaru dengan genre romantis dan dia terpilih menjadi pemeran utama prianya, jadi-"
"Apa?! Aldo menjadi pemeran utama pria?! Sejak kapan dia menjadi aktor?!" potong Laura kaget.
*Setidaknya biarkan aku menyelesaikan kalimatku* - pikir Lina menatap Laura datar.
"Dia sudah direkomendasikan menjadi seorang aktor oleh Tuan Daniel karena kontribusinya yang besar, sepertinya kau ketinggalan kabar soal ini karena selalu mengurung diri." imbuh Lina.
"Aku baru tahu ... lalu apa saranmu yang tadi?"
"Seperti kataku tadi, Aldo menjadi pemeran utama pria dalam cerita itu, jadi kau juga harus ikut serta dan menjadi pemeran utama wanitanya. Dengan begitu hubunganmu dengan Aldo akan semakin berwarna. Itu saran yang bagus, bukan?"
"Itu saran yang sempurna!"
Laura bangkit dari ranjangnya dengan mata penuh semangat untuk mendapatkan cintanya yang dulu, dan dengan patuh Laura kemudian mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam projek tim Aldo.
Tapi tanpa disangka-sangka ternyata Laura terlambat karena posisi pemeran utama wanita telah didapatkan oleh Katharine yang dikiranya lebih sesuai dari segi penampilan ataupun sifat.
kapan2 dukung karya abal2ku ya suhu...judule 'Psikiater, psikopat dan Pengkhianatan... trmksh...
itu pun kalau gak keikut arus 🤭🤭🤭
apa author gak tahu harga kos sederhana dan layak 😂😂😂🤣🤣
maaf thoor