NovelToon NovelToon
Joe William

Joe William

Status: tamat
Genre:Action / Komedi / Tamat / Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Masalah Pertumbuhan
Popularitas:18M
Nilai: 4.8
Nama Author: Edane Sintink

Joe William. Adalah seorang Tuan muda yang dipersiapkan untuk menjadi seorang calon penguasa di keluarga William.

Terlahir dari pasangan Jerry William dan Clara Drako, Joe ini memiliki garis keturunan Konglomerat dari keluarga sebelah Ayahnya, dan penguasa salah satu organisasi dunia bawah tanah dari kakek sebelah ibunya.

Ketika orang tuanya ingin mendidiknya dan ingin memanjakan Joe William dengan sutra dan emas, tiba-tiba seorang lelaki tua bernama Kakek Malik yang dulunya adalah orang yang membesarkan serta merawat sang ibu yaitu Clara, datang meminta Joe William yang ketika itu baru berumur satu tahun dengan niat ingin mendidik calon Pewaris tunggal ini.

Tidak ada alasan bagi Jerry William serta Clara untuk menolak.

Dengan berat hati, mereka pun merelakan putra semata wayangnya itu dibawa oleh Kakek Malik untuk di didik dan berjanji akan mengembalikan sang putra kelak jika sudah berusia tujuh belas tahun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dikejar tawon

"Satu!"

"Hup..!"

"Dua!"

"Hait..!"

"Tiga!"

"Ciaaat..!"

"Bagus. Sekarang langkah serta kuda-kuda mu sudah bagus."

"Hehehe... Terimakasih Kakek." Jawab pemuda belia itu sambil menoel hidungnya.

"Joe. Sekarang kau perhatikan baik-baik satang tawon yang di sana itu. Apa kau berani melemparnya?" Tanya Kakek tua itu.

"Berani lah. Siapa takut." Jawab anak lelaki itu.

Niatnya hanya becanda. Namun apa sial, Joe yang lugu itu langsung mengambil sebutir batu kerikil lalu dengan kekuatan tenaga dalam dia langsung melemparkan batu tersebut ke sarang tawon itu.

"Jangan Joe. Kakek hanya bercanda."

Telat.

Batu itu sudah melesat lalu menghantam sarang tawon tadi hingga retak.

Ngung...

Ngung...

Terdengar suara berdengung dari arah gundukan yang dilempar oleh Joe tadi.

Kini di sekitar sarang tampak hewan hitam bersayap itu berkeluaran lalu sebagian dari mereka mulai mengejar ke arah kakek dan cucu itu.

"Lari Kek. Mati kita." Kata Joe lalu segera lari pontang-panting.

Lelaki tua dengan rambut yang sudah memutih semuanya itu pun tanpa ba bi bu lagi langsung tancap gas.

Kedua orang beda usia itu tampak pontang panting saling susul lalu menceburkan diri ke dalam air laut di pinggiran pantai itu.

"Huaaaah... Putus nafas ku." Kata lelaki tua itu sambil tercungap membuka mulutnya untuk menghirup udara.

Sementara itu, Joe yang lebih lincah sudah timbul agak jauh dari lelaki tua itu.

"Dasar goblok. Mengapa kau mau saja aku suruh hah? Hampir mati kita tadi."

"Itu lah kakek. Aku mana tau. Aku pikir itu adalah bagian dari latihan." Jawab anak itu seenaknya.

"Awas kek. di atas kepala mu!" Kata Joe berteriak membuat Tengku Mahmud menjadi kalang-kabut.

"Mana? Hah mati aku."

Byur..

Terdengar suara air bergolak ketika Tengku Mahmud kembali mencebur ke dalam air.

"Hahaha... Hahaha. Dasar orang tua. Mau saja aku tipu." Kata Joe lalu berlari untuk kembali ke pondok.

"Joe..?! Hoy Joe?!"

"Kemana pula anak setan itu?" Kata Tengku Mahmud sambil celingak-celinguk.

"Aku di sini Kek." Kata Joe menyahut sambil tertawa terpingkal-pingkal.

"Dasar anak setan. Kau mengerjai aku ya. Mengapa kau menipu ku hah?"

"Aku ini adalah wujud lain dari Ayah ku, Ibuku, kakek uyut ku dan juga dirimu. Jika kalian seperti itu, maka aku akan lebih parah." Jawab Joe sambil tertawa.

Sejenak dia berhenti tertawa. Kemudian dia menoel hidung nya lalu kembali tertawa.

"Joe. Sudah berapa lama kau di sini?" Tanya Kakek itu kepadanya.

"Sudah lama juga kek. Aku sekarang sudah kelas tiga. Berarti sudah dua tahun." Jawab Joe.

"Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Semua yang aku miliki sudah aku ajarkan kepada mu. Tapi kau harus ingat Joe. Kelak kau tidak boleh sombong. Kepandaian yang kau miliki ini bisa saja ada yang lebih tinggi lagi."

"Di atas langit masih ada langit. Di atas dari segala itu masih ada Sang pencipta yang Maha berkuasa. Maka dari itu kau jangan pernah angkuh dan merasa paling hebat." Kata Tengku Mahmud berpesan.

"Selama kau di sini. Apakah kau pernah menelepon orang tua mu?" Tanya Tengku Mahmud.

"Di sini susah jaringan. Aku harus memanjat pohon kelapa itu untuk mencari sinyal." Jawab Joe.

"Tidak ada lagi yang bisa aku ajarkan. Semuanya sudah kau miliki."

"Apakah kakek akan menyuruh ku untuk pulang?" Tanya Joe.

"Setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Sebentar lagi kau akan tamat SMA. Maka kau harus kembali ke negara mu."

"Kakek ada satu pesan untuk mu." Kata Tengku Mahmud.

"Apa itu kek?" Tanya Joe yang mulai menunjukkan kesedihan.

"Jika kau nanti kembalj ke negara mu. Ingat lah untuk jangan terlalu cepat menceburkan diri ke dalam sesuatu bidang. Sebaiknya pelajari dulu seluk-beluk nya, setelah kau menguasai, maka terserah kepada mu saja."

"Aku mendengar bahwa Ayahku adalah seorang bisnisman. Kakek Jeff bilang kalau ayah ku memiliki perusahaan yang katanya akan diwariskan kepada ku."

"Menurut kakek, apakah aku terima atau di tolak saja?" Tanya Joe yang memang tidak terlalu mengerti.

Joe sama sekali tidak tau beban berat yang akan dia pukul di kemudian hari.

Yang dia tau hanyalah, belajar, belajar dan belajar tanpa dia sadari bahwa dirinya memang dipersiapkan untuk menjadi seorang pewaris tunggal dari aset nyaris triliunan Dollar milik keluarganya.

"Dasar anak goblok. Jika tidak kau terima, lalu siapa lagi yang akan menerimanya?" Bentak Kakek itu.

"Yang aku maksud, jangan terburu-buru. Faham?"

"Joe mengerti kek. Segala nasehat dan pesan kakek akan selalu Joe ingat." Kata Anak itu.

*********

Garden Hill

Di atas sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi, tampak rombongan mobil-mobil mewah sedang terparkir dan di depan mobil tersebut terlihat beberapa orang lelaki setengah baya, serta seorang lelaki berusia sekitar 20-an memperhatikan saja seorang lelaki tua 60-an memberikan penjelasan.

"Tuan muda Honor. Kota ini bernama Garden Hill. Ini adalah kota kecil yang sangat bagus untuk memulai invasi anda di dunia bisnis di negara ini."

"Lihatlah gunung-gunung yang menjulang itu. Sangat cocok untuk dijadikan tempat wisata dengan pemandian air panas dan lokasi bagus untuk Villa-villa mewah. Sedangkan bukit landai itu sangat cocok untuk dijadikan lapangan golf, arena pacu kuda serta restoran dan pusat hiburan."

"Bagaimana menurut anda." Tanya Lelaki tua berusia 60-an itu.

Dia adalah Tuan Paul. Mantan Manager yang tertangkap berkhianat lalu di pecat serta dipenjarakan oleh pemilik perusahaan Future of Company.

Hari ini seorang tuan muda dari keluarga Miller yaitu pewaris seluruh kekayaan keluarga Miller itu tiba di negara ini dalam rangka mewujudkan cita-cita keluarganya yang lama tertunda untuk menguasai peta bisnis di negara ini.

"Paul. Aku mendengar bahwa di negara ini ada empat perusahaan raksasa. Mengapa mereka bisa melewatkan tempat bagus untuk dijadikan ladang bisnis ini?" Tanya anak muda yang dipanggil dengan sebutan Tuan muda Honor oleh Tuan Paul tadi.

"Sebenarnya mereka sudah melirik kawasan ini Tuan muda. Namun mereka masih kalah cepat dengan kita."

"Di sini ada juga perusahaan kecil yang bergerak di bidang konstruksi serta beberapa cabang perusahaan yang bergerak di bidang wisata. Namun jika dibandingkan dengan perusahaan Arold Holding Company milik keluarga anda, perusahaan lokal ini tidak ada se-kuku hitam." Kata Tuan Paul pula semakin menjilat.

"Hmmm... Aku sudah melihat. Sekarang mari kita kembali dulu sebelum mengurus seluruh persyaratan dan izin di sini. Aku akan menginvestasikan sejumlah dana di sini. Kau bisa mengatur semuanya." Kata Honor tanpa memandang ke arah Tuan Paul.

"Jangan khawatir Tuan muda. Saya akan mengurus semuanya untuk anda. Pokoknya anda tinggal terima beres."

"Hubungi pemerintah setempat untuk bernegosiasi. Tidak apa-apa sedikit keuntungan. Yang penting kita bisa bertapak di negara ini. Setelah itu, Future of Company harus tumbang di tangan ku."

"Anda sangat kompeten Tuan muda. Pasti itu bukan suatu hal yang sulit." Kata Tuan Paul yang terus saja menjilat.

Tak lama setelah itu, rombongan mereka pun pergi meninggalkan bukit tempat mereka melihat-lihat tadi.

Beberapa orang dari kejauhan hanya memperhatikan saja kepergian rombongan itu dengan senyum mencibir di wajah mereka.

1
aliff mocet
Buruk
Norak
ending yg membagongkan, di tempah dari orok bertahun2, kemampuan di banggakan, giliran ending berantem malah kaya samsak, payah...
Mar Yuna
mantab thorr aku suka karya2 mu lanjutt kan
Mar Yuna
bener kan kisah cinta Joe kaya Jerry waktu masih kuliah juga,😂😂😂
Mar Yuna
hadehhhh Joe Joe sakit perutku 🤣😂🤣🤣
Yandi Maulana
Luar biasa
Mar Yuna
cerita Joe Ama Tiara hampir mirip Jerry dengan siapa yaa lupa 🤣🤣🤣🤣
Zha Fian
apa ada hubungan nya ama vokalis ST12🤣🤣🤣🤣
Zha Fian
kencur thor... kalo jahe, agak pedes🤣🤣🤣
Zha Fian
lha kok Baharuddin... kyk nama kakek ku🤣🤣
Zha Fian
njiiiirrr... Taipa macau... tempat istriku kerja🤣🤣🤣
Biji Kodok
Over confidence thor bukan “offer”
Edane Sintink: iya. ada kesalahan. harap dimaklumi
total 1 replies
Mar Yuna
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Mar Yuna
Luar biasa
Manatu Atu
kakeknya raja setan... wkwkwkwkkkkk
Usman Nirhayat
Biasa
riz q
bisa ngelawak juga kau kulkas hahaha
riz q
firasat ku ferdy sambo hahahah
riz q
aku menanti kehancuran geng kucing hitam ke 2 x nya
riz q
orang batak tu bos jgn di senggol iyak iya namora(org kaya)
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!