Vino Bimantara bertemu dengan seorang wanita yang mirip sekali dengan orang yang ia cintai dulu. Wanita itu adalah tetangganya di apartemennya yang baru.
Renata Geraldine, nama wanita itu. Seorang ibu rumah tangga dengan suami yang cukup mapan dan seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Entah bagaimana Vino begitu menarik perhatian Renata. Di tengah-tengah kehidupannya yang monoton sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga yang kesehariannya hanya berkutat dengan pekerjaan rumah dan mengurus anak, tanpa sadar Renata membiarkan Vino masuk ke dalam ke sehariannya hingga hidupnya kini lebih berwarna.
Renata kini mengerti dengan ucapan sahabatnya, selingkuh itu indah. Namun akankah keindahannya bertahan lama? Atau justru berubah menjadi petaka suatu hari nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5: Selingkuh itu Indah?
Renata mendorong kasar tubuh Vino. Rasa bersalah menguasainya. Renata berbalik dan fokus untuk membuka pintu apartemen yang macet itu namun tidak bisa. Pintu itu tetap terkunci. Seketika Renata frustasi.
Vino menarik mundur Renata dan kemudian sedikit mengangkat pintu itu sambil membuka handlenya. Seketika pintu itu terbuka.
"Aku dikasih tahu sama pengelola, kayak gitu cara buka pintunya," terang Vino dengan santainya.
Kedua alis Renata menyatu, "jadi kamu tahu cara buka pintu ini tapi kamu diem aja?!"
Vino mengangguk tanpa dosa.
Dengan marah Renata keluar dari pintu itu dan masuk ke apartemennya. Ia sandarkan tubuhnya di belakang pintu.
Pundaknya masih naik turun. Punggung tangannya ia sentuhkan pada pipinya, terasa hangat. Ujung jarinya ia sentuhkan pada bibirnya. Masih terasa sangat jelas bibir Vino yang menempel tanpa jarak di sana.
Seketika Renata menjambak rambut pendek sebahunya dengan rasa bersalah.
"Ren, lo kenapa sih? Kenapa lo kayak gak bisa berkutik di depan Vino?"
Renata menutup matanya dan sosok Vino serta bibirnya yang hangat dan lembut masih bisa ia rasakan. Membangkitkan sesuatu yang ada di bawah sana. Vino memang setampan itu. Semenarik itu. Ditambah ia masih sangat muda.
"Lo gila, Ren. Lo udah punya suami. Lo udah punya anak!" tegurnya pada dirinya sendiri.
Akhirnya Renata kembali ke apartemen Deva. Satu jam yang harusnya ia gunakan untuk menjemur pakaian dan memasak, berlalu begitu saja. Ia malah asyik mengobrol dengan Vino. Renata tak sadar waktu berlalu secepat itu saking nyaman dan serunya ia mengobrol dengan tetangga barunya yang tampan itu.
Selera mereka juga begitu sama. Vino juga memiliki sisi humor yang begitu Renata sukai. Bahkan sudah lama ia tidak tertawa terbahak seperti tadi saat ia bersama dengan Vino.
Berbeda dengan sang suami. Kehidupan Renata bersama Gavin setiap harinya selalu dipenuhi dengan hal-hal manis. Gavin memang seorang pria yang romantis. Ia tahu bagaimana memperlakukan Renata agar perasaan sang istri melambung bahagia. Namun setelah 9 tahun menikah, semua itu malah terasa monoton.
Bosan, jenuh, itu yang Renata rasakan sekarang.
Renata sedang berada di titik jenuh kehidupan rumah tangganya. Di tambah dirinya yang setiap hari hanya disibukkan dengan mengurus rumah dan suami juga anaknya.
Kegiatan lainnya yang Renata lakukan hanya sesekali berkumpul dengan para sahabatnya. Atau berkumpul dengan orang tua siswa, orang tua dari teman sekelas dari sang putra untuk membicarakan program sekolah.
Hanya seperti itu rutinitas kehidupan Renata setiap harinya. Sedangkan ia sebenarnya orang yang tak bisa diam. Ia suka dengan kesibukan. Ia ingin memiliki sebuah pekerjaan. Namun Gavin tak pernah mengizinkan. Akhirnya Renata hanya bisa menjalani hidupnya seperti itu.
Maka kehadiran Vino memberikan warna baru di kehidupannya yang terasa normal-normal saja itu. Renata merasa sangat bersalah dengan apa yang terjadi barusan. Namun di sisi lain ia tak bisa menampik bahwa kedatangan Vino ke sebelah apartemennya membuat hidupnya lebih berwarna.
"Heh, ngelamun aja," tegur seorang wanita dengan gaya yang fashionable.
"Mona?" sapa Renata tersadar seraya memeluk salah satu sahabatnya yang kini ikut berkumpul dengannya dan Deva di rumah Deva. "Gimana nih yang baru pulang liburan. Lama bener liburannya?"
"Lama dong, harus dipuas-puasin. Orang suami guenya jarang pulang."
"Si paling bisa LDR-an," puji Renata pada sahabatnya yang memang memiliki suami seorang pilot yang jarang sekali pulang.
"Bisa dong. Gak masalah buat gue punya suami jauh. Yang penting transferan lancar," ujar Mona dengan gaya sosialitanya.
"Gak masalah tapi di sini lo punya temen main. Di sana juga suami lo punya temen main. Pernikahan macam apa coba kayak gitu," tegur Deva seraya membawa senampan minuman dan kudapan untuk menemani mereka mengobrol di meja bar dapurnya.
"Maksudnya gimana? Lo selingkuh dan Ben juga selingkuh dari lo?" tebak Renata tak percaya.
Renata memang tahu bahwa sahabatnya yang satu ini memang sudah lama mengalami kehidupan rumah tangga yang tidak seperti pasangan kebanyakan. Pekerjaan sang suami yang sering kali tak memungkinkannya untuk pulang, ternyata diwarnai dengan orang ketiga. Suami Mona, Ben, diketahui memiliki seorang wanita lain yang berprofesi sebagai pramugari. Namun yang mengejutkan adalah Mona malah tetap kukuh mempertahankan rumah tangganya.
Deva dan Mona saling pandang beberapa saat. "Sorry gue gak pernah cerita sama lo. Sebenernya sejak lama gue juga punya cowok lain. Cuma karena kita tahu lo penganut pernikahan yang menjunjung tinggi kesetiaan, gue jadi agak gimana cerita sama lo."
Mendengar ia disebut sebagai penganut pernikahan yang menjunjung tinggi kesetiaan, membuat Renata seperti tertampar. Benar juga, kenapa tiba-tiba ia seperti tersesat setelah kedatangan Vino?
Selama ini Renata selalu fokus terhadap kehidupan rumah tangganya yang harmonis. Ia setia pada Gavin. Ia juga selalu berpikir, ia tak ingin Nathan memiliki seorang ibu yang tidak bertanggung jawab dengan berselingkuh di belakangnya.
Renata malu pada dirinya sendiri.
"Jadi lo masih sama dia, Mon?" Pertanyaan Deva membuyarkan lamunan Renata.
"Udah putus. Sekarang gue udah punya yang baru. Sama berondong," ujar Mona bangga.
"Gila lo!" umpat Deva. "Siapa? Kok lo baru cerita sih?"
"Gue ketemu lewat aplikasi dating online. Eh ternyata lumayan dong dia. Umurnya masih 27 tahun. Lumayan royal. Romantis juga, jadi ya udah deh kita jadian."
"Emang sebelumnya sama siapa?" tanya Renata penasaran.
"Dulu sama cowok seumuranlah sama kita, 32 tahun. Dia punya anak istri juga. Tapi tiba-tiba dia putusin gue, udah tobat kali. Ya udah gue nyari lagi yang lain."
"Ben tahu lo selingkuh?" tanya Renata lagi.
"Gak tahu juga sih. Tapi kayaknya tahu, tapi dia pura-pura gak tahu. Dia sadar kali kalau dia juga sama-sama salah. Makanya kita sama-sama tutup mulut tentang masalah itu. Yang penting di depan anak-anak, kita tetep harmonis. Ketemu juga kita tetep romantis. Yah, kalian yang selalu ngekor kemanapun laki kalian pergi gak akan ngerti kalau selingkuh itu indah."
Deva menggeleng tak habis pikir, "parah banget lo. Aneh! Lo ataupun suami lo bener-bener aneh."
"Hey, setiap pernikahan itu punya aturannya masing-masing. Jadi gak usah ngejudge orang lain, okay?" Mona membela diri.
Renata hanya bisa tertegun mendengarnya. Sedikitnya ia terpengaruh dengan kata-katanya itu.
Apakah benar, selingkuh itu indah?
semoga endingnya membahagiakan semuanya sich 🤭😁🤪
move on vino dari Rania 💪
lanjutin jaa Renata ma vino 🤭🤭🤭 situ merasa bersalah sdngkn suami mu sendiri dh selingkuh duluan 🙈😬😞😞