Season1
Dita merupakan gadis cantik yang selalu di kucilkan keluarga nya, di saat pesta ulang tahun saudari tirinya bernama Sheila menjebaknya dengan mencampurkan obat perangsang di minuman Dita.
Nathan, seorang Ceo tampan yang banyak di kagumi oleh kaum hawa. Nathan yang menderita mysophobia yang alergi jika di dekati oleh wanita maupun di sentuh.
Sahabat nya bernama Daniel prihatin akan phobia Nathan hingga nekat memberi obat dan menyewa seorang pemuas nafsu.
Season ke 2
Menceritakan kehidupan dan perjalanan cinta dari twins L. Al yang gila dengan pekerjaan dan juga perfeksionis, sementara El kebalikan dari itu.
Lea, adik dari twins L yang sangat manja dengan IQ standar. Dia sangat mengagumi wajah pria yang berparas tampan, hingga banyak pria yang salah paham dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erma _roviko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Nathan mengambil bendah pipih yang berlogo apel gigit, mencari nomor di kontak dan menghubunginya.
"Hallo."
"Datang ke mansion, kuberi waktu dalam 10 menit. Kau tau apa konsekuensi jika terlambat, bukan?? "
Nathan yang mematikan ponsel secara sepihak membuat seseorang di seberang sana mengumpat nya dengan kesal.
"Nathan sialan, memberi perintah seenak nya saja. Ingin rasanya aku menenggelamkan dia kedasar laut, " batin Daniel yang sangat kesal.
Tugas dari kantor sangat membuat nya kerepotan di tambah beberapa tugas tambahan dari atasannya. Dan sekarang, dengan seenaknya Nathan memerintahkan untuk datang ke mansion dalam waktu 10 menit, yang benar saja, batinnya.
Al dan El yang tak tau malunya menyodorkan piring yang tak tersisa untuk di tambah dan di isi kembali, membuat Nathan mendengus kesal, "makan kalian banyak juga. "
"Tentu saja, makan itu sangat penting untuk menutrisi tubuh kecil ini, " ujar Al yang menyuapi makanan ke dalam mulutnya. Saat Nathan yang ingin mengambil sebuah ayam bakar di hadapan nya kalah cepat oleh El, membuat Nathan mendengus kesal.
"Itu bagian ku, kembalikan, " Nathan menatap El dengan kesal.
"Paman ambil saja yang lain, ayam bakar adalah makanan favorit ku, " ucap El tak mau kalah.
"Dan itu juga makanan ku, kembalikan!"
"TIDAK! "
Novi yang melihat drama di meja makan membuatnya memijat pelipisnya, berharap mengurangi kepalanya yang sakit.
"DIAM! jangan berdebat dengan anak kecil, sudah besar tapi tidak mau mengalah, " ujar Wijaya.
Mereka makan tanpa ada obrolan, terdengar hanya dentingan sendok dan garpu yang bergesekan.
"Aku datang di saat yang tepat, " ucap Daniel mendekati meja makan.
"Kau terlambat, " ucap Nathan singkat, padat, dan jelas tanpa menoleh.
"Hanya terlambat 5 menit, tidak masalah, " Daniel yang mengambil kursi berniat bergabung untuk makan bersama. Sungguh malang nasib Daniel yang hanya melihat beberapa piring kosong tandas tak tersisa.
"Maaf ya Daniel, makanan nya habis. Kamu delivery aja, gimana? " kata Novi yang tidak enak.
"Tumben makanan ini habis? " ucap Daniel yang menatap nanar ke arah piring kosong.
"Karena dua tuyul itu yang memakannya, " sahut Nathan.
Twins L yang asik makan melirik Daniel, "eh, bukan kah paman jelek ini yang selalu mengawasi kami di taman? " ucap El.
"Wah....ternyata paman jelek ini berkonspirasi dengan paman tampan nan galak ini, " jawab Al simpul.
Daniel melihat ke asal suara dan menatap twins L yang membuatnya selalu sial jika bertemu Al dan El.
"Ada apa Al?" Naina bertanya sembari mengerutkan keningnya.
"Paman jelek itu selalu membuntuti kami," El menunjuk Daniel dan menatap dengan tajam.
"Kenapa kamu membuntutinya? " tanya Novi.
Daniel kelimpungan mencari alasan yang pas, mata Nathan selalu mengawasinya bagai elang yang mencakar mangsa.
"Eum....emm bukan apa-apa kok, tan."
Sesudah makan selesai, Nathan meminta Daniel untuk memanggil Dita untuk datang ke mansionnya, karena dia sangat kesal dengan tingkah laku Al dan El yang sangat menyebalkan.
Dita yang mendapat kabar dari Daniel dengan bergegas mendatangi kediaman Wijaya, mau tak mau dia harus menemui anak-anaknya. Pikirannya menjadi lega saat melihat kedua anaknya selamat dan juga sehat tanpa kekurangan apapun, kaki mulusnya berjalan ke arah twins L dan memeluk nya.
"Al, El, kalian disini? "
"Ibu," twins L yang sibuk bermain mendengar suara yang tak asing di telinganya, membuat mereka mengejar asal suara itu dengan sangat antusias.
"Bukankah ibu sudah bilang, jangan pergi kemana-mana? ibu sangat cemas dengan kalian, " Dita meneteskan airmata bahagia saat bertemu dengan buah hatinya.
Twins Lengelap pipi sang ibu dengan sangat lembut, "ibu jangan menangis, kami minta maaf sudah membuatmu kesusahan, " ujar Al.
"Kami janji, tidak akan mengulanginya lagi, " sambung El yang mengangkat tangannya.
Semua orang menyaksikan momen haru Dita, bahkan Nathan mulai bersimpati kepada twins L, menurutnya Al dan El tidak seburuk yang dia bayangkan.
"Ayo kita pulang, salim dulu sana, " ucap Dita.
Twins L menghampiri Wijaya dan Novi mencium tangan keduanya, "Opah, dan nyonya, maafkan kami jika kami berbuat kesalahan, " kata Al.
"Dan untuk nona Naina terima kasih banyak, dan juga paman tampan itu. Dan El jujur sudah mengambil alat kecil seperti kamera pengintai di kamar mu, ini ambillah," El menyodorkan kamera pengintai di hadapan Nathan.
Awalnya Nathan marah dengan kelakuan El yang mengambil barangnya tanpa minta izin, tetapi sikap El membuatnya luluh.
"Tidak, kamu simpan saja. "
"Baiklah! dan untuk paman jelek, JANGAN MEMBUNTUTI KAMI LAGI, " ketus El menatap Daniel dengan tajam. Daniel menanggapi itu dengan menggaruk tengkuk leher yang tidak gatal.
"Untuk nyonya dan tuan, terima kasih banyak sudah baik terhadap kedua anak ku, " ucap Dita yang di angguki oleh semua orang.
"Kami pamit dulu. Ayo Al ,El. " Dita yang memegang kedua putranya.
****
Kesibukan Dita membuatnya sedikit stres, pekerjaan desain yang menumpuk dan juga beberapa rancangan belum di buat, menyenderkan punggung di kursi kerjanya.
Tok....tok....tok
"Masuk"
"Ada yang ingin bertemu dengan mu, " ujar Nurma.
"Siapa? " Dita mengerutkan kening
"Mereka sudah menunggu mu. "
"Baik, bawa mereka masuk, " titah Dita. Pupil matanya kian melebar, saat melihat Hardi dan Linda mengunjunginya, dengan lagak yang sangat sombong.
"Mau apa kalian kesini? " ucap Dita yang memandang mereka dengan dingin.
"Wahh, sekarang kamu sudah sukses ya, " sahut Linda yang celingukan melihat ruangan kerja itu.
"Cepat katakan, aku tidak punya waktu banyak. "
"Dasar sombong, kami datang dengan baik-baik dan kamu berbicara seperti itu, " jawab Linda.
"Dita, papa sangat merindukanmu, " ucap Hardi yang berpura-pura.
"Aku juga merindukan Papa, " Dita terhenyuh dengan pertemuan itu, mengundang senyuman tipis di wajah Linda.
"Sekarang kamu sangat sukses ya, " Hardi mengusap lembut pucuk kepala Dita.
"Begitulah."
"Dimana cucuku? "
"Mereka ada di rumah, " Dita tersenyum saat Hardi mengakui anaknya sebagai cucu.
"Mereka? apa cucuku itu kembar?"
"Benar, namanya Al dan El. "
"Ada apa Papa kemari dan darimana mengetahui ku ada disini? "
"Dari Sheila, dengar-dengar butikmu ini sangat berkembang cukup pesat ya, " kata Hardi.
"Iya Papa. "
"Papa ingin membuat penawaran menarik untukmu"
"Penawaran? " Dita mengerutkan keningnya.
"Iya, 75 persen dari butik ini menjadi milik Papa dan sebagai imbalannya kita akan hidup rukun dan aku akan menyayangi mu dengan tulus. "
"Ternyata papa tidak berubah, " batin Dita.
"Ternyata kalian hanya menginginkan harta ku, jikapun aku beri, Papa tidak akan berubah. Aku menolaknya! pintunya ada di sebelah sana, " Dita menunjuk ke arah pintu.
"Ck, sombong sekali kamu, " ujar Linda.
"Sialan, dasar anak kurang ajar! berani sekali kamu mengusirku, lihat pembalasanku nanti, " Hardi pergi dengan wajah yang memerah dan di susul oleh Linda.