Ayura Kazumi Aditama seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA kabur dari acara pertunangannya sendiri karena tidak mau di jodohkan.
Namum sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak berpihak padanya. Karena baru beberapa jam pelariannya dia justru terpaksa menikah dengan pria yang sama sekali tidak di kenalnya.
"What? NIKAH?" pekik Ayura dan Ello bersamaan.
"Iya nikah. Daripada kalian berbuat zina lebih baik di nikahkan saja," sahut bapak Polisi dengan santainya.
"Yang benar saja dong pak. Saya aja gak kenal dia sama sekali. Gimana bisa nikah?" Ayura menunjuk Ello yang wajahnya masih terlihat syok setelah mendengar ucapan bapak Polisi.
Apakah Ayura dan Ello akhirnya menikah?
Baca kisah selengkapnya di "PERNIKAHAN RAHASIA SEPASANG ANAK SMA".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isthiizty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rival
Ayura membelalakan kedua matanya saat melihat siswa yang duduk di depannya. 'Apa sekarang dunia udah makin sempit? Kenapa baru sehari di sekolah ini, gue udah ketemu dua orang yang pernah gue temui di Jogja,' tanya Ayura pada dirinya sendiri.
"Hey kok bengong." Cowok itu melambaikan tangannya tepat di depan wajah Ayura.
"Ehh.. Iya kak, aku masih ingat kok sama kakak. Mana mungkin aku lupain orang yang udah pernah bantuin aku," ujarnya sambil tersenyum.
"Syukurlah kalau lo masih inget sama gue. Itu artinya gue gak salah mengenali wajah lo. Karena jujur aja sejak kita ketemu di mall Jogja waktu itu, gue gak bisa lupain wajah lo walau cuma sedetik," sebuah gombalan maut di ucapakan pria itu pada Ayura bahkan di bumbui dengan senyum manis yang pasti akan memabukan jika yang di beri gombalan dan senyum itu bukan Ayura.
'Dasar buaya.... sepertinya lo salah masuk ke kandang gue,' batin Ayura seraya tersenyum miring menatap pria di depannya.
Awalnya Ayura sudah tidak berminat untuk bermain-main dengan cowok manapun lagi. Bahkan dia sudah menutup peternakan buayanya di Jepang.
Tapi saat melihat buaya di depannya ini membuat Ayura tertantang untuk kembali membuka peternakan buaya miliknya. Apalagi cowok di depannya itu sepertinya harus sedikit di beri training agar tak main-main dengan gadis manapun. Karna Ayura dapat menilai jika pria di depannya itu pasti seorang fakboy.
"Kenapa waktu itu lo langsung pergi? Padahal gue cuma pengen kenalan sama lo doang."
Ayura menatap sekilas ke arah Laura, dan ternyata temannya itu terlihat sedang mengobrol dengan siswa lain.
"Lo lagi nyari siapa sih?" tanya cowok itu saat melihat Ayura menatap ke arah Laura.
"Temen aku kak," jawab Ayura.
"Lo belom jawab pertanyaan gue."
"Pertanyaan yang mana ya kak?" tanya Ayura yang memang tadi tak fokus mendengarkan pertanyaan cowok itu.
"Gue tadi nanya. Kenapa waktu di Jogja lo langsung pergi gitu aja?"
"Ohh... waktu itu aku buru-buru mau pulang ke Jakarta kak."
"Pantesan. Padahal aku cuma mau kenalan sama kamu," ujar cowok itu. "Kalau sekarang bisa dong kenalan. Kan lagi gak buru-buru pergi." Pria itu mentap Ayura dengan penuh harapan bisa berkenalan dengan gadis cantik di depannya.
Ayura tersenyum kemudian mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan siswa di depannya. Cowok itu menatap tangan Ayura terlebih dulu lalu menjabat tangannya tanpa ragu.
"Nama Ayura. Biasanya temen-temen kalau pada manggil nengok."
"Kenapa nengok?"
"Kan di panggil, kalau gak nengok itu sombong."
Dan seketika siswa didepan Ayura pun tertawa terbahak mendengan ucapan gadis cantik di depannya.
"Kenapa ketawa? Emang aku lucu?"
"Iya kamu lucu banget," jawabnya sambil mengusap sudut matanya yang basah akibat tertawa.
"Makasih. Aku emang dah lucu dari sananya," ujar Ayura sambil menghempaskan rambutnya ke belakang, sengaja tebar pesona.
Cowok itu menatap kagum Ayura, jujur saja dia sudah terpesona dengan gadis cantik itu sejak pertama mereka bertemu di Malioboro Mall.
"Nama gue Reno. Anak kelas dua belas. Seneng bisa kenalan sama cewek secantik lo," ucap cowok itu memperkenalkan diri sembari memuji Ayura.
"Iya... Aku juga seneng kenalan sama kakak."
Dan disisi lain ada Alex dan Mike yang berdiri di sudut pintu kantin. Mereka berdua sejak tadi menyaksikan interaksi antara Ayura dan Reno yang nampak sudah cukup akrab.
"Kalian ngapain berdiri disini?" tanya Ello yang baru saja datang dan tiba-tiba sudah berdiri di samping kedua sahabatnya.
"Liat noh... Alex udah kalah start dari Reno. Anak baru yang udah dia cap sebagai gebetan barunya sekarang udah di pepetin sama Si Reno," ucap Mike seraya menunjuk ke arah dimana Ayura dan Reno duduk.
Pandangan mata Ello pun mengikuti jari telunjuk Mike. Dan seketika dia membelalakan kedua matanya saat melihat istrinya tengah saling melempar senyuman dengan Reno.
"****... berani-beraninya dia," gumam Ello menatap tajam Reno dengan kedua tangan yang sudah mulai mengepal erat. Dia sudah bersiap berjalan ke arah kedua orang itu untuk menghajar Reno saat ini juga. Karena berani-beraninya cowok itu kembali berusaha merebut miliknya.
"Lo mau kemana?" tanya Mike yang melihat raut wajah Ello yang terlihat sedang menahan amarah. "Jangan bilang lo mau nyamperin Reno."
Dan Alex yang sejak tadi fokus menatap Ayura dan Reno, kini sudah beralih menatap heran ke arah Ello. Karena tidak biasanya Ello memperdulikan gebetannya sampai sebegitunya. Bahkan Ello terbilang bodo amat saat Alex dekat dengan gadis manapun. Tapi kenapa hari ini Ello terlihat berbeda? Apa terbentur pintu membuat otaknya sedikit bergeser dari tempatnya?
"Lepasin Mike, gue mau nyamperin dia," ucap Ello menepis tangan Mike yang sejak tadi menahan dirinya.
"Gue gak akan lepasin lo. Gue gak mau lo bikin masalah lagi sama dia," ucap Mike.
Ello dan Reno memang sudah menjadi rival abadi sejak mereka duduk di bangku kelas sebelas. Itu semua berawal dari kekasih Ello yang ternyata berselingkuh dengan Reno. Alasannya pun cukup tak masuk akal. Karena mantan kekasih Ello merasa butuh perhatian yang tidak pernah dia dapat dari Ello.
Bukankah seharusnya dia mengerti. Karena sejak awal Ello memang orang yang dingin dan cuek. Bahkan sejak saat itu Ello tidak pernah lagi menjalin hubungan dengan gadis lain. Jomblo lebih baik, pikirnya.
Dan sejak saat itu juga Ello berubah menjadi sosok yang semakin dingin. Ya walaupun tak bisa di pungkiri saat bersama kedua sahabatnya dia akan menjadi sosok yang berbeda.
"Lo dari mana aja Ra?" tanya Ayura saat Laura datang dengan mangkuk nampak berisi dua mangkuk bakso yang sudah mulai dingin dan dua gelas jus jeruk.
"Sorry.. gue tadi keenakan ngobrol. Jadi lupa ada elo yang lagi nugguin. Maklum lo kan temen baru," ucap Laura terkekeh lalu meletakan nampan yang dia bawa di atas meja. Dia menatap Reno yang kini duduk di hadapan Ayura.
"Kakak kok ada disini?" tanya Laura pada Reno.
"Biasa gue kenalan sama dia. Ehh,, gak taunya dia temen lo," ucap Reno sambil nyengir.
"Kalian udah saling kenal?" tanya Ayura. " Tapi wajah sih kenal kan satu sekolah," gumamnya.
"Dia itu sepupu gue. Ya walaupun warna kulit kita beda tapi darah yang mengalir di tubuh kita hampir sama," ucap Laura menjelaskan.
Ayura pun memilih untuk memakan bakso miliknya karena sejak tadi dia memang sudah cukup lapar. Dia juga hanya menjadi pendengar yang baik dengan sesekali tersenyum saat Laura dan Reno saling mengobrol.
Sedangkan Ello dan kedua sahabatnya memilih pergi dari sana. Karena setidaknya sudah ada siswi lain yang kini sudah duduk dengan Ayura dan Reno.