Tidak bisa di pungkiri bahwa hari itu datang, hari dimana Delima mengetahui bahwa Suami tercinta nya sedang melakukan hubungan intim dengan Vini, Sahabat karib nya sendiri.
"Mas" panggil nya dengan lirih dan air mata yang berderai.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Hari-hari Vini lalui dengan sikap dingin nan datar dari Randi, bahkan Vini sudah terbiasa dan kebal akan sikap itu. Dia juga sudah mulai cuek karena sudah tak ada harapan lagi dengan berlanjut nya pernikahan mereka.
Malam ini, Vini pulang agak malam karena harus meninjau Rumah makan cabang nya yang lumayan jauh. Dia sendirian karena sang Ibu sudah lebih dulu pulang ke Rumah nya yang dulu, dia akan membersihkan Rumah itu dan besok baru akan kembali ke Rumah Vini dan Randi.
Vini memasukan motor nya ke dalam garasi yang di samping, terlihat disana juga sudah ada mobil Suami nya.
"Ternyata Mas Randi sudah pulang" gumam Vini, dia lalu melangkah masuk
Vini mengedarkan pandangannya, dia tidak melihat Randi di sekitaran sana. Lalu ia melangkah ke dalam kamar, Vini dapat mendengar bahwa Randi ada disana sedang berbicara.
Ceklek.
Vini membuka pintu nya, lalu ia masuk dan melihat Randi yang sedang bertelponan.
"Maaf aku mengganggu" ucap Vini lirih.
Lalu ia melangkah ke kamar mandi, dia akan membersihkan tubuh nya yang cukup lelah.
Sedangkan Randi hanya cuek dan terus saja fokus pada ponsel dan laptop nya.
Hingga Vini kembali keluar pun Randi masih tetap fokus pada pekerjaannya, dia bahkan tidak menyadari bahwa Vini keluar dengan pakaian dinas malam nya.
"Jika memang dia tak ingin menyentuhku aku tidak apa, mungkin dia memang sibuk" batin Vini menghela nafas kasar.
"Kenapa kamu berpakaian seperti wanita mu*ahan begitu" sinis Randi dengan tatapan mengejek.
Deg.
Jantung Vini terasa berhenti berdetak, bahkan dada nya serasa di remas mendengarkan ucapan Randi yang begitu monohok di hati nya.
"Ah aku tahu kau pasti ingin menggoda ku, bukan? Maaf sekali kali ini aku tidak akan tergoda lagi dengan mu" ucap nya lagi dengan tanpa bersalah apapun
"Apa aku salah berpakaian seperti ini di hadapan Suami ku? Apa aku sehina itu hingga Suami ku sendiri mengatakan hal menjijikan itu padaku?" tanya Vini dengan tatapan sendu.
"Ya aku mengaku salah karena dulu sudah menggoda mu, tetapi jika memang kamu kuat dan amat mencintai Delima, kamu pasti akan menolak dan menjauhi ku? Tapi apa yang kamu perbuat?" ucap Vini kembali.
Vini menjeda ucapannya, dia bisa melihat jelas kemarahan di wajah Suami nya.
"Kau bahkan memanggilku kembali dan menyentuhku dengan sukarela" telak Vini dengan nafas memburu.
"DIAM" bentak Randi sambil beranjak dari duduk nya, dia lalu menatap Vini dengan nyalang.
"Ya itu adalah kebodohanku karena tergoda oleh wanita seperti mu, bahkan aku sangat menyesal" tekan Randi.
"Kau tak ayal nya seperti wanita di luaran sana dan hanya mengobral saja. Aku sangat sangat menyesal melepaskan Delima hanya demi batu kerikil" teriak Randi dengan nafas yang memburu.
Deg.
Air mata yang sejak tadi di tahan pun tumpah, Vini menangis dalam diam dengan semua ucapan Suami nya. Dia tidak menyangka bahwa perubahannya tidak mendapatkan respon apapun dan malah mendapatkan makian.
"Jika aku tak kasihan padamu dan Ibu mu, maka aku sudah menelantarkan mu" tekannya lagi dengan lantang.
"Apa bedanya dengan saat ini? Kau bahkan sudah menelantarkan aku, Mas" teriak Vini.
Plak.
Randi menampar pipi Vini dengan keras, bahkan Vini sampai menolehkan wajah nya ke samping karena keras nya tamparan itu.
Vini lalu menatap Randi, dia menatap dengan sorot mata yang penuh kekecewaan. Lalu setelah nya dia mengganti pakaian dan pergi dari sana.
Randi hanya diam saat melihat Vini pergi, bahkan dia juga mendengar suara motor Vini yang melaju dan meninggalkan Rumah tersebut.
*
Vini melajukan motor nya dengan kecepatan tinggi. Tujuannya saat ini adalah Rumah Ibu nya yang ada di Jakarta timur.
Dia terus saja memacu kendarannya tanpa melihat ke sekeliling, bahkan air mata nya tetap meluncur membasahi pipi.
Hingga ia tidak menyadari ada mobil dengan laju tinggi dari arah samping yang mana membuat mobil tersebut menabrak motor milik Vini.
Bruakkk.
.
.
.
.
.
.