Stella ditalak sang Suami, usai mereka melakukan malam pertama. Ketidakpercayaan sang suami membuat sang ayah murka dan mengusirnya dari rumah.
Stella terpuruk. Lalu, datanglah seorang pria penolong yang rela menerima kelebihan dan kekurangannya. Namun sang pria ternyata juga pemaksa.
Mungkinkah Stella mau kembali bersama sang mantan? Ataukah dia akan memilih hidup bersama pria yang selama ini menunggu cintanya?
Simak kisah rumit kehidupan Stella dalam PENJARA CINTA untuk STELLA, Happy reading😍😍😍 jangan lupa like, share n komennya ya.... semoga suka😍😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rini sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AKIBAT TAK TERDUGA
Keributan tak bisa dihindari ketika teman-teman Rehan mendatangi para pria itu. Terlihat gadis itu ketakutan. Ia terus waspada, seperti bersiap untuk melarikan diri.
Dalam remangnya cahaya Rehan menatap wajah gadis itu. Rehan tak menyangka jika itu adalah Renata. Yang tak lain adalah sahabat karib Stella. Gadis yang pernah bekerja sama dengannya dalam misi menjodohkan Stella dengan Zein.
"Renata!" panggil Rehan. Gadis itu langsung memandang ke arah pria itu. Warna-warni lampu dan bisingnya suara musik menghalangi indra penglihatan dan pendengaran Renata, tapi ia yakin, bahwa ia mengenal pria yang memangil namanya.
Tak menunggu waktu lagi, pria ini langsung bereaksi. Rehan langsung mendekati Renata dan membawa ke dalam pelukannya. Melindungi gadis ini dari serigala-serigala berwujud manusia itu.
"Dia adalah kekasihku, ada masalah apa dengan kalian?" tanya Rehan pada beberapa pria hidung belang yang coba menodai Renata.
"Kekasih? hahahahha!" mereka bertiga tertawa.
Rehan diam, tapi tak melepaskan sedikitpun tubuh ramping Renata dari dekapannya.
"Jangan ngigau Bos, dia sudah dijual pada kami," jawab pria berbaju kotak-kotak.
"Siapa yang berani menjual kekasihku pada kalian?" tanya Rehan tegas.
Tak ada yang berani menjawab, mereka bertiga diam. "Urusi mereka, jangan meninggalkan apapun!" ucap Rehan memberikan perintah pada salah satu teman segenknya.
Sayangnya, ketiga orang itu tak terima begitu saja, ketika Rehan hendak membawa pergi Renata. Salah satu dari mereka menyerang dan perkelahian tak terelakkan. Suasana menjadi ricuh. Namun, Rehan tak putus asa. Pria tampan ini terus berusaha membawa Renata keluar dari tempat laknat ini.
Pelarian di mulai, Rehan menggandeng tangan Renata. Berlari mencari jalan keluar. Untuk mempermudah langkahnya, Renata melepas sepatu hak tinggi agar bisa mengimbangi langkah Rehan.
Mereka terus berlari dan berlari hingga sampailah mereka di mobil milik Rehan yang terparkir agak jauh dari club.
Kini mereka telah sampai di dalam mobil. Tanpa memakai sabuk pengaman, Rehan langsung menyalakan mobilnya dan menginjak pedal gasnya. Meninggalkan area club yang cukup berbahaya bagi keselamatan mereka berdua.
Rehan terlihat kesal dengan wanita yang diam membisu di sebelahnya. Entah dia takut pada Rehan atau dia kesal pada pria ini.
"Aku antar kamu kemana?" tanya Rehan tanpa basa basi.
"Turunkan aku di pertigaan depan," jawab Renata ketus.
Rehan mengernyitkan dahi, bingung dengan tanggapan tak sopan Renata.
"Nggak sopan kamu ya, udah diselametin bukannya terima kasih malah nyolot jawabnya," saut Rehan tak kalah kesal.
"Selametin dari apa?" Renata tersenyum sinis.
Rehan melirik sekilas pada wanita yang tak tahu terima kasih ini. "Gila kamu ya?" Rehan semakin memanas.
"Aku memang gila? lagian aku nggak minta kamu buat nylametin aku kok. Aku tahu, kamu dan bosmu sama saja. Sama-sama biadab," jawab Renata, lagi-lagi kata-kata Renata tak enak didengar. Membuat Rehan, sedikit kesal.
"Kenapa? anda tak terima aku marah hah?" tanya Renata, ketika Rehan diam membisu.
"Turunkan aku!" pinta Renata.
"Nggak!" jawab Rehan.
"Kenapa? Apa anda takut saya kenapa-napa hah? saya sudah hancur ketika bos bodoh anda membuang sahabat saya? mau apa lagi kalian?" cecar Renata kesal.
Rehan diam. Ia mulai paham, jika Renata memiliki dendam padanya dan Zein.
"Turunkan aku di sini sana, aku nggak mau lama-lama semobil dengan pria yang tak punya hati seperti kalian," ucap Renata sembari menjinjing sepatunya.
Rehan tak mau mendengarkan permintaan wanita ini. Ia merasa ada hal yang harus diluruskan pasal perdebatan mereka.
"Kamu jangan mencampuradukkan masalah kita dengan masalah bosku. Bosku bermasalah dengan sahabatmu. Kamu dan aku urusannya lain," ucap Rehan, sembari terus berkonsentrasi pada jalanan yang ada di depannya.
"Jangan mencampuradukkan anda bilang?" Renata tertawa meledek
"Apakah anda tahu? yang terjadi padaku sekarang adalah imbas dari kebodohan bosmu. Kekolotan bosmu. Ketidakpekaan bosmu. Apa kamu dengar?"
Renata tak bisa mengontrol emosinya, terlihat wanita ini menahan air mata kekesalannya.
"Turunkan aku di sini, brengsek! aku nggak mau berurusan dengan kalian lagi!" Renata berusaha membuka pintu dengan Rehan mencegahnya.
"Jangan bodoh kamu!" bentak Rehan.
"Sudah kubilang aku sudah bodoh sejak bosmu membuang temanku, aku sudah gila sejak bos jahatmu melepaskan Kak Stella. Karena dia ku kehilangan pekerjaanku! Karena dia adikku gagal dioprasi karena aku tak mampu membayar biaya pengobatannya. Karena dia aku gila ... aku gila!" teriak Renata kesal.
Rehan terkejut, sampai tak sengaja ia menginjak spontan rem mobilnya. Pria ini tertegun sampai tak bisa berkata apapun. Dia terlihat bingung. Tak menyangka jika apa yang dilakukan Zein berakibat bagi semua orang yang berada di sekeliling Stella. Bukan hanya keluarga inti tapi juga orang-orang yang bekerja pada keluarga Stella. Seperti Renata ini misalnya.
BERSAMBUNG ...
MAKASIH ATAS LIKE N KOMENNYA, DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERARTI UNTUK SAYA😍😍😍
halooo Thor. ini yg pertama kali aq mampir di novelmu.