The World Emperor System

“Tiga orang manusia melawan lima belas Iblis. Level mereka setara, tapi jumlah mereka sama sekali tak berimbang. Satu orang melawan lima iblis, mereka hanya mencari kematian.” Gumam Reinar sambil menonton pertarungan yang tengah terjadi.

Reinar bersembunyi di balik lebatnya dedaunan. Selain keberadaannya tersamarkan, dia bisa melihat dan mencari tahu apa yang menyebabkan pecahnya pertarungan antara manusi dan iblis yang ada di depannya.

“Sialan, mereka terlalu banyak.” Kata salah satu pemuda yang terus menerus menghindari serangan para iblis yang mengarah padanya.

“Hehehe.... Lebih baik kalian menyerah dan terima nasib kalian yang akan segera menjadi makanan kami.” Kata salah satu iblis.

Mendengar perkataan dari salah satu iblis. Bukannya menyerah, ketiga manusia yang sudah terdesak dan semakin terpojok, mereka justru mengeluarkan segenap kemampuan yang dimiliki untuk mencoba menghalau serangan yang mengarah ke mereka.

“Ini tidak akan bertahan lama, ini sudah di batas kekuatan ku.” Kata satu-satunya wanita dari tiga manusia, yang kini sedang berhadapan dengan para iblis.

“Hahaha... Cantik, kau tidak perlu melawan!. Setidaknya kami akan memberimu kenikmatan sebelum tubuh mulus mu kami makan.” Kata salah satu iblis yang sedang berhadapan dengan si wanita.

Rasa jijik segera terbayang di pikiran si wanita saat melihat tatapan menjijikkan para iblis yang di tujukan padanya.

“Lebih baik aku mati daripada tubuhku di sentuh kalian.” Kata si wanita dengan amarah yang meluap-luap.

“Matipun, ragamu tetap akan kami nikmati.” Kata iblis yang lainnya.

Para iblis lainnya tersenyum saat mendengar apa yang di katakan salah satu rekannya. Mereka sudah biasa menikmati tubuh yang sudah tak bernyawa, walau tubuh itu terluka atau bahkan cacat, mereka akan tetap menikmati tubuh itu selagi mereka ingin menikmatinya.

“Dasar makhluk kotor tidak tahu diri.” Kata si wanita yang sebagian tubuhnya kini sudah terekspose, saat sebagian armor dan pakaiannya telah hancur.

“Hoi... Hoi... Kalian ini selain menjijikkan ternyata juga begitu mesum.” Kata Reinar yang mengejutkan para iblis.

“Siapa?.” Teriak salah satu iblis keheranan, karena dia tidak merasakan hawa keberadaan manusia lain selain tiga orang yang sedang menjadi lawannya.

Tak berselang lama, Reinar keluar dari rimbunnya dedaunan, dan muncul di dekat salah satu iblis yang tidak menyadari keberadaan.

“Apa kau mencariku?.” Tanya Reinar yang muncul di sebelah iblis yang tadi meneriakinya.

“Ka Kau manusia?.” Kata iblis yang Reinar tanya dengan kebingungan.

Dia tidak merasakan aura manusia dari tubuh Reinar, tapi aura yang keluar dari tubuh Reinar sangat mirip dengan aura manusia.

“Bisa di bilang aku manusia, tapi aku berbeda dengan mereka.” Kata Reinar dengan begitu santai, seolah keberadaan iblis di depannya bukanlah sesuatu yang mengancam.

“Tuan muda, pergilah dari tempat ini, mereka bukan lawan yang mudah untuk dihadapi.” Ungkap si wanita dengan nafas memburu.

“Hanya semut tak berguna, biarkan aku yang melawan mereka.” Reinar tak sedikitpun melirik keberadaan si wanita, tapi dia melihat sepenuhnya kearah para iblis.

“Datang lagi satu manusia bod**. Malam ini kita pesta.” Kata iblis terkuat penuh antusias.

Dua pemuda dan seorang gadis mencoba mengatur nafas mereka dengan memanfaatkan kemunculan Reinar. Mereka bisa bernafas dengan lega saat Reinar masih beradu mulut dengan para iblis.

“Jangan sungkan, serang saja jika kalian ingin menyerang ku.” Ungkap Reinar dengan begitu santai.

Ungkapan Reinar bisa di artikan sebuah tantangan, dan jawabannya tentu tantangan itu di terima oleh para iblis.

“Kami tidak akan sungkan, karena kematian mu sudah di takdir kan berada di tangan kami.” Kata Iblis terkuat yang mulai bersiap menyerang Reinar.

“Majulah dan keluarkan seluruh kekuatan kalian. Setidaknya kalian harus bisa membuatku sedikit berkeringat.” Kata Reinar dengan senyum sinis yang begitu merendahkan.

Mata merah para iblis terlihat semakin merah, sebagai tanda jika saat ini mereka sedang sangat marah.

“Kau manusia tidak berguna, lebih baik kau mati sana.” Kata iblis terkuat.

Tanpa ragu di mulai menyerang kearah Reinar dengan bilah pedang tajamnya. Bilah pedang Iblis mengeluarkan api hitam dan itu cukup membuat panas keadaan di sekitarnya.

Tiga manusia yang melihat kobaran api berwarna hitam, seketika tubuh mereka bergetar. “Ap Api hitam?.” Teriak salah satu pemuda yang masih sulit mempercayai keberadaan api hitam.

[Api mereka memang berwarna hitam, tapi sebenarnya elemen api mereka hanyalah api merah. Warna hitam itu di sebabkan oleh elemen kegelapan yang mereka miliki.]

Reinar kembali dapat mendengar suara dari Lilia yang telah kembali menyatu dengan tubuh Reinar.

“Hanya api mainan beraninya kamu gunakan untuk menyerang ku, maka akan ku tunjukkan kekuatan api yang sebenarnya padamu.” Reinar mulai mengeluarkan bola api berwarna putih di sekitar tubuhnya.

Sambil menghindari serangan pedang iblis yang mengarah padanya, Reinar mulai membalas serangan itu dengan melemparkan beberapa bola api berwarna putih kearah iblis yang menyerangnya.

BOOMMM....

BOOMMM....

Bola api putih menghantam pedang iblis yang mengarah ke Reinar, dan menghancurkannya. Tak berhenti sampai di situ, bola-bola api lainnya mulai menyerang iblis yang sudah kehilangan pedangnya.

“El El Elemen api putih!. Sial, kenapa aku harus berurusan dengannya?.” Kata iblis lawan Reinar yang terus berlari untuk menghindari bola-bola api yang mengejarnya.

BOOMMM....

Salah satu bola api menghantam tubuh si iblis dan meledakkan tubuh itu menjadi butiran debu yang seketika lenyap terbawa angin.

Iblis terkuat lenyap dalam sekali serang, dan itu merupakan pukulan telak yang langsung menjatuhkan mental para iblis lainnya. Tiga manusia yang melihat kekuatan Reinar, mereka hanya bisa ternganga dengan mulut terbuka maksimal.

“Saatnya mengakhiri ini semua.” Kata Reinar bersamaan dengan munculnya puluhan bola api berwarna putih di sekitar tubuhnya.

Cukup dengan menggerakkan jari telunjuknya, puluhan bola api dengan cepat melesat kearah para iblis yang tersisa.

Menyadari datangnya bahaya, para iblis mencoba lari, tapi mereka sudah begitu terlambat. Satu persatu bola-bola api menghantam tubuh mereka dan merubah mereka menjadi abu, dan tak butuh waktu yang lama, seluruh iblis telah berubah menjadi abu.

“Kekuatan api yang sangat mengerikan.” Reinar menatap ngeri apa skill dan elemennya sendiri.

“Tu Tu Tuan muda, terimakasih telah membantu dan menyelamatkan kami.” Kata salah satu pemuda yang baru Reinar tolong.

Reinar menoleh dan melihat kondisi tiga orang yang begitu mengenaskan. Tubuh mereka di penuhi luka, dan tentu mereka cukup kehilangan banyak darah.

“Recovery....” Kata Reinar mengeluarkan salah satu skill penyembuhnya, sekalian menguji skill barunya itu.

Tak lama, ketiga orang yang terluka sembuh tanpa meninggalkan bekas. Bahkan baju dan armor yang mereka kenakan kembali utuh seperti semula.

“Skill sihir Recovery?. Bukannya skill itu sudah lama menghilang!.” Kata dalam hati satu-satunya wanita yang baru Reinar tolong.

“Tuan muda, saya Hugo, dia Xavier, dan wanita di sana bernama Jeny. Kami bertiga benar-benar mengucapkan terimakasih atas pertolongan tuan muda.” Hugo tahu akan tatakrama dan rasa sopan, karena itu dia memperkenalkan dirinya sebelum kembali mengucapkan rasa terimakasihnya.

Reinar mengangguk. “Kalian cukup memanggilku Reinar, tanpa embel-embel tuan muda.” Kata Reinar yang memang selalu risih dengan panggilan tuan.

Mereka bertiga mengangguk dengan penuh kekaguman. Bagi mereka Reinar adalah sosok yang sangat mengagumkan. Selain kuat, dia juga tak sombong seperti kebanyakan orang kuat lainnya.

“Tuan mud,- maksudku, Reinar. Kalau kami boleh tahu, apa yang sedang tuan lakukan di tempat ini?.” Tanya Hugo.

“Seharusnya aku yang mempertanyakan itu pada kalian. Hutan ini masih masuk kawasan kota Touloun, dengan kalian yang tidak mengenaliku, aku yakin jika kalian bukan penduduk kota Touloun. Jadi, bisa kalian katakan padaku tujuan kalian berada di tempat ini?.” Reinar balik bertanya.

Hugo tak langsung menjawab, tapi dia justru melirik kearah kedua temannya. Melihat kedua temannya mengangguk, Hugo tak lagi ragu menjawab pertanyaan Reinar.

“Kami bertiga utusan Kekaisaran Arkana, yang mendapatkan tugas untuk pergi ke kota Touloun.” Kata Hugo menjawab pertanyaan Reinar.

Kening Reinar mengkerut mendengar jawaban Hugo. “Syukurlah mereka tidak mengenaliku, atau mungkin mereka memang tidak mengenali sosok Pangeran kedua?.” Reinar berkata dalam hati.

“Untuk apa Kekaisaran Arkana menyuruh kalian ke kotaku?.” Reinar menatap tajam tiga orang di depannya.

Merasa ada perubahan pada sikap Reinar, Hugo dan kedua temannya merasa was-was. “Ehm, kami hanya di suruh menjadi penguasa kota, sambil menunggu prajurit Kekaisaran yang nanti akan membangun ulang kota Touloun.” Ungkap Hugo yang sedikit memancing emosi Reinar.

“Jika kalian ingin menjadi pemimpin kota, bukannya kalian harus menyingkirkan pemimpin kota yang sekarang?.” Tanya Reinar.

“Oh, kalau soal itu kami sudah menyiapkan semuanya. Kami adalah utusan Kekaisaran terbesar dan terkuat, jadi mana mungkin pemimpin kota kecil seperti kota Touloun berani berurusan dengan kami.” Kata Hugo penuh percaya diri.

Reinar tersenyum sinis mendengar apa yang Hugo katakan. “Lebih baik kalian kembali ke Kekaisaran kalian, dan bilang ke Kaisar kalian jika kota Touloun tak akan pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Arkana.” Kata Reinar begitu tegas.

“Ini adalah perintah, dan kami tidak bisa kembali tanpa hasil. Kami akan tetap pergi ke kota Touloun dan melakukan yang menjadi tugas kami.” Kata Hugo tanpa adanya keraguan dalam perkataannya.

Tak ada balasan dari Reinar. Pemuda berambut putih itu hanya melangkah menjauhi Hugo dan dua temannya. Tapi beberapa langkah berjalan, Reinar berhenti. “Lakukan yang menjadi tujuan kalian, tapi jangan pernah menyesali akan hasil yang kalian dapatkan.” Kata Reinar tanpa menoleh, dan kemudian dia pergi menuju lokasi tujuannya.

......*****......

...*Tbc*...

...Hari ini sampai hari Minggu update hanya 1 part tiap harinya....

...Masih repot di RL 😊😊😊😊🙏...

...Jangan lupa 👍, dan ⭐5 nya. Kasih kado juga gak nolak 😊😊🙏...