NovelToon NovelToon
Touch Me!

Touch Me!

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:29.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi wahyuningsih

Sebuah rasa cemburu, membuatku melakukan hal yang paling gila. Aku nekat meniduri seorang pria yang sedang koma.

Tahun berlalu dan kini, ada sosok kecil yang membuatku hidup dalam kebahagian. Hingga suatu hari, sosok kecil yang tak lain adalah anakku dan pria yang koma waktu itu, membawaku kembali.

Kembali ke kehidupanku yang dulu. Tempat dimana, aku akan memulai kisah yang baru dari lingkungan yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Ayahnya Nathan?

" Vanya, berikan kesempatan untukku. " Nath meminta dengan tatapan yang tulus. Ini adalah untuk yang pertama kalinya dia begitu menginginkan seorang wanita. Sebelumnya, dia tidak perlu banyak berjuang karena wanita yang ia sukai, sudah pasti menyukai ia juga.

Vanya terdiam sesaat. Pikirannya melayang memikirkan konsekuensinya jika menerima Presdir Nath sebagai kekasihnya. Tapi, alangkah bagusnya jika memang takdir begitu baik padanya. Mengantarkan Nath yang sejatinya, adalah Ayah kandung dari Nathan.

Terima? Tidak? terima tapi takut? tapi rugi kan menolak cowok tampan yang kaya? Vanya menghela nafasnya beberapa kali.

" Vanya? " Nath menggerak-gerakkan telapak tangannya untuk menyadarkan Vanya yang diam tak berkutik.

" Hah?! " Vanya tersadar dari lamunannya. " Apa?

" Bagaimana? beri aku kesempatan. Berikan aku waktu untuk membuktikan perasaanku.

Vanya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan. Menatap Nath dengan serius. " Presdir Nath, apa tujuanmu sebenarnya? katakan dengan jujur.

Nath tersenyum. " Menikah denganmu.

" Kenapa kau ingin menikah denganku?

" Aku menyukaimu.

" Suka bukan berarti cinta. Apa yang membuatmu menyukaiku?

" Semuanya.

Vanya mulai merasa kesal dengan jawaban yang didapatkannya. " Presdir, aku benar-benar tidak tahan lagi. Rasanya aku ingin memukul mu.

" Lakukan saja. Aku akan menerimanya. " Jawab Nath dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya.

" Kau memiliki tujuan tertentu?

" Iya.

Vanya terperangah tak percaya. Dengan segenap keraguan dihatinya, dia mencoba menebak-nebak maksut yang Nath inginkan. " Presdir, apa kau sedang mengincar sesuatu dariku?

" Hem.... " Nath menganggukkan kepalanya beberapa kali.

Vanya menelan ludahnya sendiri. " Apa, apa yang Presdir inginkan?

Nath tersenyum dan menyentuh dada Vanya dengan jari telunjuknya.

Vanya terperanjak dengan wajah terkejutnya. " Pre, presdir, jadi, jadi kau membutuhkan donor paru-paru? " Tanya Vanya sembari memegangi dadanya.

" Bukan.

" Apa kau butuh donor jantung?

" Bukan.

" Apa ginjal?

" Ginjal tidak berada didada.

" Presdir, kenapa kau jahat sekali?! aku tidak mau memberikan organku. Aku masih ingin hidup. Kalau sampai terjadi sesuatu padaku, akan ku pastikan kau dipenjara karena pencurian organ.

" Aku bukan hanya menginginkan organmu.

" Apa?!

Nath mendekatkan tubuhnya agar wajahnya juga ikut mendekat sembari menatap Vanya. " Aku menginginkan hatimu untuk mencintaiku.

Vanya mendesah lega. Kenapa tida bicara begitu dari tadi? membuatku berprasangka buruk saja.

" Jadi? " Nath menatap Vanya penuh tanya.

" Apa?

" Tentang kesempatan untukku.

" Itu, akan kupikirkan. " Ucap Vanya sembari menggaruk pipi dengan jari telunjuknya.

" Baiklah. Satu jam.

" Apa?! mana bisa begitu?!

" Kalau begitu tiga puluh menit.

" Presdir kau mana boleh bertindak sesuka hatimu.

" Kalau begitu, Lima belas menit.

" Presdir, lupakan saja. Akan ku jawab sekarang. " Vanya menatap Nath dengan tatapan kesalnya. Nath mampu mengartikan tatapan itu. Ya, sudah pasti itu adalah sebuah penolakan.

Sejujurnya, Nath bukan tidak mau bersabar lagi. Hanya saja, perasaan takut kehilangan kesempatan kadang-kadang membuatnya lupa akan rasa kesabaran.

" Jangan menjawab sekarang. Pikirkan saja matang-matang. Yang tadi itu, aku cuma bercanda. " Nath tersenyum semanis mungkin agar kekesalan Vanya mereda.

Ya ampun!! gila ya? senyumnya manis sekali...

" Jadi, apa besok aku sudah bisa mendapatkan jawabannya?

" Baiklah.

" Bagus. Kalau begitu, jangan memanggilku Presdir lagi.

" Itu, mana mungkin.

" Mungkin. Jika belum bisa memanggilku sayang, kau bisa memulainya dengan panggilan Nath.

Dia ini sedang apa sih?! aku baru akan memikirkannya kan? kenapa dia bertingkah seolah-olah kita sudah menjadi pasangan kekasih?

" Deal?

" Em?

" Baiklah Deal.

" Apa-apaan?! Presdir,

" Nath. Panggil aku Nath.

" I, iya baiklah Nath.

***

Vanya kembali ke apartemen dengan linglung. " Kenapa lagi sih?! " Kesal Vanya karena terus saja salah memasukkan kode sandi pada pintunya. Vanya terus saja mencoba memasukkan beberapa angka. Seperti tanggal ulang tahun Nathan, ulang tahunnya, angka favorit dan angka belakang dari nomor ponselnya. " Ah.....!!! pintu sial*an.

Ceklek..... Pintu terbuka. Vanya mendesah lega. Tapi sayangnya, itu hanya berlangsung singkat. " Anda siapa?

Vanya terperangah. Kenapa ada seorang pria berwajah seram di Apartemennya? " Siapa kau?!

" Kau yang siapa?! " Tanya balik Pria itu dengan wajah garang.

" Kau! kenapa ada di unit ku?!

" Kau gila ya?!

" Kau yang gila! " Sudah sangat lelah hari ini, ditambah harus menghadapi pria mencurigakan yang tiba-tiba ada di Apartemennya.

" Kau benar-benar butuh psikiater. " Ujar Pria itu.

" Apa kau bilang?! " Sudahlah, lebih baik, lampiaskan saja amarah yang ia pendam saat menghadapi Nath sore tadi. " Kau pikir aku takut padamu?! selain wajahmu yang seram dan tubuh besar, kau sepertinya tidak memiliki keahlian apapun. " Ejek Vanya sembari menatap Pria itu dari atas hingga ke bawah.

" Pergilah! atau akan ku telan kau hidup-hidup. " Ancam Pria itu.

" Kau yang harus pergi! ini adalah unit ku.

Pria itu mendesah sebal. " Hei perempuan, lihatlah baik-baik. Ini unit mu atau unit ku?

" Tentu saja un,..." Vanya membulatkan mata karena terkejut saat melihat No unit yang berbeda. Wajahnya memerah menahan malu. Kembali mengingat betapa banyaknya kata-kata yang ia gunakan untuk memaki Pria bertubuh tinggi besar itu. " Ma, maafkan saya Tuan. Saya tidak salah lihat. Maaf.

" Dasar wanita gila! " Pria itu langsung menutup pintunya.

Ya ampun, gara-gara terus memikirkan Nath, aku jadi sampai tidak sadar sudah melewati dua unit. Eh,...? tadi aku bilang Nath ya? pft..... kenapa aku sepertinya sudah sangat dekat dengannya ya?

" Ibu......" Teriak Nathan kecil sembari merentangkan tangan menyambut kedatangan Ibunya.

Vanya tersenyum senang. Inilah salah satu hal yang paling membahagiakan di hidupnya. Melihat Nathan kecil setiap hari. Tawanya, tatapan yang terkadang menyeramkan juga terkadang sangat imut. Berbincang dan saling menghibur. Vanya menyeka air matanya yang tak terasa sudah menumpuk di pelupuk matanya. Tidak bisa dibayangkan jika harus berpisah dari sosok yang membuatnya kuat dan yang ia anggap sumber kebahagiaannya.

" Ibu, apa Ibu baik-baik saja? " Nathan mengusap pipi Vanya karena Vanya sudah dalam keadaan bersimpuh mengimbangi tinggi Nathan kecil.

" Tentu saja.

" Kenapa Ibu menangis?

" Karena Ibu bahagia. " Vanya memeluk Nathan dan memberikan ciuman-ciuman sayang di pucuk kepala putranya itu. " Ibu selalu bahagia saat melihatmu menyambut Ibu saat pulang kerja. Rasanya sangat bahagia hingga air mata haru ini tidak bisa Ibu bendung.

Nathan memeluk erat tubuh Ibunya. " Ibu, aku akan selalu ada untukmu. Percayalah padaku. Dalam keadaan apapun, aku akan mengutamakan Ibu. Karena Ibu, adalah wanita yang akan ku bahagiakan seumur hidupku.

" Terimakasih. Terimakasih karena kau telah menjadi putraku.

" Baiklah Ibu, hapus air matamu. Bibi Devi sudah menunggu. Sebentar lagi, Bibi Sherin dan Lilu akan datang. Vanya tersenyum dan mengangguk.

" Kau dari mana saja? " Tanya Devi karena merasa heran. Padahal jam kerjanya dan Vanya kan sama? mereka kan sama-sama kerja di perusahaan yang sama, hanya berbeda Divisi.

Vanya menutup pintu kamarnya setelah memastikan Nathan kembali ke ruang TV.

" Ada yang ingin aku bicarakan padamu. Berjanjilah jangan menghardik ku. " Ucap Vanya sembari menghampiri Devi yang sedang berbaring di tempat tidur.

"Tentang apa?

" Dengar, ada seorang laki-laki yang mengejar ku.

" Benarkah?

" Iya. Dia adalah Ayah kandungnya Nathan.

" Apa?!! lalu? bukankah kau bilang Ayah kandungnya sudah Ko id?

" Panjang ceritanya. Masalah besarnya adalah, dia tidak tahu jika aku dan dia memiliki anak.

" kau dan dia, apa kalian cinta satu malam begitu?

" Em,... bisa dibilang begitu. Matilah! aku tidak sanggup menceritakan padamu. Kalau kau tahu, kau pasti akan mengutukku.

" Baiklah. Hentikan pertanyaan yang itu. Lalu, siapa Ayahnya Nathan?

To Be Continued.

1
Ce Line
thor Poto emak bapaknya mana🤔🤔🤔
Ce Line
🤣🤣🤣
Ce Line
thornyal lucu deh😂😂😂
Metta Widyasmara
Luar biasa
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
terlalu naif kamu lexi...
Muna Junaidi
😂😂😂😂
Miyagi Mitsui
sakit ya jadi vanya
Miyagi Mitsui
menarik
sherly
riweh terlalu banyak ngomong sendiri dlm hati
sherly
oh Nathan sweet banget sih
sherly
betul tu Nathan...
sherly
Luar biasa
sherly
hancurrr hahahahaha
sherly
Lexi cinta buta membuatmu selalu membantu Gaby padahal kalo Gaby jadian Ama nath kamu yg akan sakit..
sherly
kayaknya otak Lexi nih lagi digadaikan, nath itu tau kamu suka Ama Gaby, apakah kamu sanggup liat nath bermesraan dgn Gaby, kesel mana kamu liat Gaby dicuekin apa lg mesraan Ama nath... oh Lexi yg polos plus oon
sherly
kocak banget si Vanya nihlah
sherly
hahahahah lucu ya ibu dan anak nihlah
sherly
vanyaaaa kamu lucuuuuu deh
sherly
tau aja si Nathan kalo ibunya lagi nyari alasan
sherly
malang betul nasibmu Vanya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!