Kisah ini menceritakan tentang pernikahan di usia yang terbilang masih sangat belia, ALZAIRA KIANA PUTRI gadis cantik yang banyak di idolakan kaum Adam di sekolahnya. Zaira seorang siswi di SMA Darma Bangsa dia termasuk primadona di sekolahnya. banyak para siswa yang mencoba mendekatinya namun selalu saja ditolaknya karena Zaira di larang berpacaran oleh ayahnya yaitu HENDRA WIRATMAJA.
HENDRA melarang putri kesayangannya berpacaran karena ia dan sahabatnya yaitu SAMUEL AFRIZAL DINATA sudah merencanakan untuk menjodohkan anak-anak mereka.
BAGASKARA AFRAZA DINATA anak sulung dari pasangan Suami istri Samuel dan Maria, Azka pria tampan berumur 25 tahun. Azka mempunyai adik perempuan yang bernama FARISA MELIANI DINATA dan seumuran dengan Zaira yaitu berusia 17 tahun.
Bagaimana reaksi Ziara setelah tau bahwa dirinya sudah dijodohkan dengan pria yang jauh lebih dewasa dari dirinya. akankah ia menerima perjodohan yang direncanakan oleh kedua orangtuanya.
simak kelanjutan ceritanya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianshen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mona dan Lia
Pagi menyapa dua insan yang tertidur masih saling berpelukan. Azka membuka matanya perlahan dan senyumnya pun terukir saat melihat wajah polos isteri kecilnya tepat berada di hadapannya. Azka pun memberanikan diri untuk mengecup sekilas bibir Zaira yang masih tertidur pulas. tidak ada pergerakan apa pun dari Zaira membuat Azka mengulang kembali aksinya. Zaira yang memang sedikit Sulit dibangunkan membuat dia tidak menyadari apa yang tengah dilakukan Azka kepadanya.
Azka tersenyum senang karena Zaira masih belum juga menampakkan reaksi apa-apa meskipun Azka sudah berkali-kali melayangkan kecupan di bibir mungilnya. sampai akhirnya kecupan itu berubah menjadi sebuah Lum*tan.
Merasakan ada pergerakan yang menyentuh bibirnya Zaira membuka matanya. dan betapa terkejutnya Zaira saat matanya bertemu mata Azka yang tanpa ada jarak sedikit pun diantara mereka. mata Zaira membulat sempurna dan dengan cepat Zaira mendorong keras tubuh Azka.
" Ap... apa yang kamu lakukan?" tanya Zaira gugup yang sudah duduk di atas tempat tidur.
" Maafkan aku!" Azka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Kak Azka jahat!" teriaknya sambil menangis. melihat Zaira yang menangis karena perbuatannya Azka merasa sangat bersalah
" Ma.. maafkan aku, aku khilaf karena aku terbawa suasana. aku janji aku tidak akan mengulanginya lagi tanpa sepengetahuanmu. jadi aku mohon berhentilah menangis.!" bujuk Azka.
" Apa maksud kakak tanpa sepengetahuanku?" tanya Zaira disela tangisnya
" Ya kalau aku mau mencium kamu aku bilang dulu jadi kamu tahu kalau aku mau mencium kamu!" ucap Azka sambil mengulum senyumnya.
" Maksud kakak?"tanya Zaira polos yang sudah berhenti menangis
" Ya kalau aku minta sekedar cium** mah boleh dong masa suami ingin mencium isteri sendiri dilarang. kalau bukan mencium isteri lalu aku harus mencium siapa cewek lain ?" goda Azka membuat Zaira sedikit berpikir.
" Benar juga, tapi kan gue takut kalau nanti dia minta lebih gimana. kalau gue nolak juga gimana kalau ucapannya benar-benar dia lakuin mencium wanita lain. tidak. .. tidak... tidak... awas saja kalau sampai dia beneran ngelakuin itu!" gumam Zaira bergelut dengan isi pikirannya.
" Gimana jadi boleh aku mencari wanita lain kalau kamu gak ngizinin aku buat nyium kamu, jadi jangan salahkan aku ya?" ucap Azka membuat mata Zaira mendelik kesal.
" Dasar guru mesum!" ucap Zaira kesal dan beranjak turun dari tempat tidur menuju kamar mandi. dan seketika tawa Azka pun pecah.
Di dalam kamar mandi Zaira masih kepikiran ucap Azka. dia takut Azka benar-benar melakukan apa yang diucapkannya jika Zaira menolak keinginannya itu.
sampai suara ketukan pintu dari luar membuyarkan lamunannya
" Za kamu belum selesai? kamu sudah terlalu lama Za di dalam sana. apa kamu tidak takut telat berangkat ke sekolahnya?" panggil Azka sambil mengetuk pintu kamar mandi.
" I..iya!" ucap Zaira sedikit gugup
" Ayo cepat Za, yang lain sudah menunggu kita di bawah untuk sarapan!" teriak Azka lagi.
Ceklekk
pintu kamar mandi terbuka menyembulah Zaira dengan memakai jubah mandinya. Azka menelan salivanya dengan susah.
" Cepatlah!" ucap Azka yang sudah membalikkan tubuhnya membelakangi Zaira. dengan bergegas Zaira mengambil baju seragamnya dan masuk kembali ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai Zaira keluar dari kamar mandi dan mendapati suaminya tengah duduk di tepi tempat tidur sambil memainkan ponselnya.
" Kak Azka sudah rapih tadi mandi di mana?" tanya Zaira yang sudah melihat Azka rapih dengan baju kemejanya.
" Aku mandi di kamar tamu karena nungguin kamu yang mandinya sambil melamun!" ucap Azka ngasal namun membuat Zaira sedikit tidak enak hati.
" Tau aja gue mandinya sambil ngelamun. itu juga kan gara-gara dia!" batin Zaira.
" Maaf kak!" ucap Zaira menunduk.
Azka bangkit dari duduknya dan meraih tangan Zaira. " Ayo turun mereka sudah lama menunggu kita untuk sarapan!" ucap Azka.
Zaira melepaskan tangan Azka. " tunggu kak aku mau ambil tas aku dulu!" Zaira berbalik badan dan meraih tasnya dan menaruhnya dipundak. Azka kembali meraih tangan Zaira menggandengnya turun menuju meja makan.
kali ini Zaira tidak melakukan penolakan ucapan Azka tadi membuat Zaira kembali berpikir.
Sampai di meja makan raut wajah Zaira berubah tegang pasalnya semua pandangan mata mengarah kepadanya.
" Sini sayang duduk!" ucap Mama Maria kepada Zaira yang masih diam berdiri di tempat.
Azka menarik kursi dan menyuruh Zaira duduk kemudian dia juga menarik kursi di sebelah Zaira untuk dirinya sendiri.
Lia mengulum senyum melihat wajah tegang Zaira membuat ia merasa tertarik untuk menggodanya.
" Kakak ipar kenapa diam saja, itu suaminya dilayani dong sarapannya!" ucap Lia yang seketika membuat Zaira mendongak dan menatap Lia dengan tatapan tajam.
" Meli.. jangan bicara seperti itu dong sama Za, lihat tuh Za jadi canggung kan!" tegur sang Mama.
" Loh emang kenapa ma, Li kan cuma ngasih tau kakak ipar buat ngelayani suaminya seperti yang mama lakukan untuk papa!" ucap Lia santai.
" tapi Mel..!" ucapan mama Maria terpotong.
" Maaf ma, yang dikatakan Lia memang benar, sudah seharusnya Za melayani kak Azka!" ucap Zaira.
" Terima kasih ya adik ipar sudah mengingatkan!" ucap Zaira dengan menekankan kata adik ipar membuat papa Sam yang baru pulang dari luar kota subur tadi dan Mama Maria tersenyum tipis.
Azka hanya diam dengan raut wajah yang sulit di artikan setelah membaca pesan di ponselnya. pada saat Lia menggoda Zaira ada pesan masuk di handphone Azka entah dari siapa tapi seketika pesan itu mampu membuat raut wajah Azka berubah datar.
Zaira dengan cekatan mengisi piring Azka dengan nasi goreng dan lauk pauk lainnya, setelah itu baru ia mengisi piringnya sendiri dengan isi yang sama.
Azka mengernyitkan dahi melihat sikap Zaira yang melayaninya mengisi piringnya dengan nasi beserta lauk pauknya, karena pada saat Lia menggoda Zaira pada saat itu juga Azka membuka ponselnya membaca pesan yang masuk.
" Loe berangkat bareng gue kan?" tanya Lia setelah menyelesaikan sarapannya
" Iya, gue bareng loe aja Li!" jawab Zaira
" Yaudah yuk berangkat, takut telat gue siang dikit kadang sering macet!" ucap Lia meraih tas nya dan menyangkutkan di bahunya.
" Yuk!" timpal Zaira
" Ma.. pa.. Mel dan Za berangkat dulu!" pamit Lia seraya mencium punggung tangan Mama Maria dan papa Sam diikuti oleh Zaira setelahnya.
" Kak!" panggil Zaira pada Azka hendak pamit tapi Azka tidak merespon panggilan Zaira sampai akhirnya suara Lia membuat Azka tersentak dari lamunannya.
" Pak guru Bagaskara Afraza Dinata kami berangkat, ayok Za!" teriak Lia dan menarik tangan Zaira.
Mama dan papa Sam hanya menggeleng melihat tingkah putrinya lalu menatap lekat ke Azka yang menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.
" Kamu ini kenapa sih Ka, dari tadi kaya gak fokus gitu?" tanya Mama Maria
" Gak kenapa-napa kok mah!" jawab Azka
" Gak kenapa-napa tapi isteri manggilin mau pamit kok diam aja!" selidik mama yang merasa ada yang ditutupi oleh Azka.
" Beneran ma gak ada apa-apa, yaudah ya ma Azka berangkat dulu!" Azka berdiri dan berpamitan kepada mama dan papanya mencium punggung tangan keduanya.
" Yaudah hati-hati, ingat Ka harus fokus bawa mobilnya!" pesan Mama
" Iya ma, Assalamu'alaikum!"
" Wa'alaikum salam!"
Azka keluar menuju mobilnya sementara Zaira sudah lebih dulu berangkat bersama Lia.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Sesampainya di sekolah Zaira dan Lia turun dari dalam mobil, saat mereka berdua tengah berjalan menuju kelas ada seseorang yang memanggil Zaira dari belakang.
" Za... Zaira;" panggil seseorang dari arah belakang dan sontak Zaira dan Lia menghentikan langkahnya.
" Za tunggu, ada yang mau gue omongin sama loe!" ucapnya pada Zaira
" Mau ngomong apa, ngomong aja sekarang?" ucap Zaira santai
" Ya gak disini juga, gue mau ngomong berdua aja sama loe. !" ucapnya lagi
" kalau mau ngomong yaudah ngomong aja sekarang disini, kalau gak mau Maaf kak gue gak bisa!" tolak Zaira halus.
" Tapi Za....!" ucap Irfan orang yang sudah menghentikan langkah Zaira dan Lia menuju kelasnya melirik ke arah Lia.
Lia yang mendapat lirikan dari Irfan pun sadar dan mengerti arti dari lirikan Irfan kepadanya.
" Yaudah kalau gitu gue duluan ya Za, dan loe!" tunjuk Lia kepada Irfan meskipun Irfan adalah kakak kelas sekaligus ketua OSIS tidak membuat Lia takut kalau sudah berurusan dengan Zaira." Awas aja kalau loe macam-macam sama Za. meskipun loe itu ketua OSIS gue gak takut!" ancam Lia memperingatkan Irfan sebelum ia pergi meninggalkan keduanya.
" Li loe apa-apaan sih!" Zaira menepuk bahu Lia pelan.
" Udah gue kelas duluan!" ucap Lia pergi meninggalkan Zaira bersama Irfan.
" Emang loe mau ngomong apaan sih kak sampe harus Lia pergi gitu?" tanya Zaira to the points
" Emmmm... entar loe pulang sekolah gue yang antar ya!" ucap Irfan penuh harap
" Sorry kak gue gak bisa, gue pulang bareng Lia" tolak Zaira
" Kalau gitu kapan dong bisanya?" tanya Irfan
" Gue gak tau!" jawab Zaira datar
" Gimana kalau akhir pekan nanti kita jalan, nonton misalnya. gimana mau ya?" ajak Irfan
" Sekali lagi sorry kak bukannya gue mau nolak tapi gue udah janji sama teman-teman gue mau jalan sama mereka!"
" Yaudah kalau gitu kita pergi bareng aja sama teman-teman loe nanti gue juga ajak teman-teman gue deh!" usul Irfan
" Setuju, gue setuju banget tuh!" kali ini bukan Zaira yang bicara namun seorang gadis yang baru tiba disekolah dan langsung menghampiri mereka.
" Loe apaan sih Mon, baru datang Udah bilang setuju setuju aja loe!" kesal Zaira Kepada Mona.
" Lah emang kenapa, asik dong kalau kita bisa jalan bareng. semakin rame semakin seru. betul gak kak?" tanya Mona meminta pendapat dengan Irfan.
" Iya Za, teman kamu benar. semakin rame semakin seru!" ujar Irfan.
" Yaps.. betul itu!" ucap Mona.
" Terserah kalian aja deh. udah ya gue mau cabut ke kelas!" ucap Zaira yang sudah malas menimpali.
"yeee.. ini anak gue ditinggalin. Za tunggu!" ucap Mona kesal mengejar Zaira.
Di dalam kelas Zaira langsung mendudukkan dirinya di samping Lia. Mona yang juga baru datang langsung duduk di bangkunya dan menghadap kebelakang ke arah meja Zaira
" Za, loe jangan nolak kali ini Za. kak Irfan itu udah ganteng, baik ketos lagi Za. masa ajakan dia buat jalan bareng loe tolak juga sih Za. apa jangan-jangan loe itu....!" ucapan Mona langsung dipotong.
" Loe jangan maksa orang yang gak mau Mon, lagian loe itu kenapa sih ngebet banget deketin Za sama si ketos itu?" ucap Lia yang menjadi kesal dengan sikap Mona kepada Zaira.
" Ya gue gak mau aja anak-anak mikir Za yang enggak-enggak!" jawab Mona
" Enggak-enggak gimana maksud loe?" tanya Lia yang tersulut emosi dengan ucapan Mona
" Ya loe pikir aja sendiri. selama ini Za selalu menolak setiap ada cowok yang nembak dia. hampir semua cowok ganteng yang ada disekolah ini menyatakan perasaannya pada Za tapi gak ada satu pun yang Za terima.!" sungut Mona yang ikut emosi.
" Kalian ini kenapa sih kok malah jadi pada ribut?" ucap Mita menengahi.
" Ya gue heran aja sama Za, cowok seganteng Irfan masa iya ditolak juga." sahut Mona.
" Wah jangan-jangan loe berdua....?" ucapan Mona menggantung membuat Lia semakin naik pitam karena tau arah pembicaraan Mona.
" Loe Udah gi*a ya, sahabat macam apa loe sampai punya pikiran sekotor itu?" timpal Lia yang tidak kalah sewot.
" Udah... udah.... !" teriak Mita membuat Indah dan Mia yang baru datang langsung menghampiri mereka.
" Mona loe tuh gak sepantasnya bicara seperti itu, Za itu sahabat kita. mau dia terima atau menolak semua cowok yang nembak dia itu bukan urusan kita karena bisa jadi Za punya alasan tersendiri yang kita gak tau. loe tuh sebagai sahabat seharusnya dukung keputusan Za bukan justru mojokin Za!" ucap Mita menengahi.
" Hai gaess ada apa sih ini, kok ribut-ribut gini ya?" tanya Mia polos.
" Gak ada apa-apa, Udah kalian duduk aja dibangku kalian sana dan loe Mona, Lia udah ya jangan bahas ini lagi. gue tau kalian pada perhatian sama gue dan gue berterima kasih banget. tapi terkadang ada hal yang gak bisa untuk kita ceritakan semuanya kepada orang lain. dan gue masih normal Mona cuma ada alasan yang gue belum bisa cerita kekalian semua kenapa gue gak mau kak Irfan menaruh harapan sama yang sampai kapanpun gue gak bisa memenuhi harapannya itu. gue gak mau Mon memberi harapan palsu dan membuat dia nantinya jauh lebih sakit hati gara-gara gue!" ucap Zaira yang akhirnya angkat bicara.
" Maafin gue Za!" ucap Mona
" Udah lupain, sebelum loe minta maaf gue udah maafin loe kok!" sahut Zaira.
Bel pun berbunyi... jam pelajaran pun dimulai.
Azka masuk kedalam kelas suasana menjadi sedikit tegang. karena banyak para siswi yang terpesona dengan ketampanan sang guru membuat mereka sedikit terpecah konsentrasinya ketika belajar dan seperti biasa Azka menerangkan di depan papan tulis setelah itu ia memberikan tugas soal latihan.
Ini anak tiri nya Dokter Ariel,Duh kasihan banget Dokter Ariel,Kapan sih bahagia dgn hadis pilihannya, Outhor sih kayaknya dendam banget dengan dokter Ariel..🤭