Guruku Suamiku
" Zaaaaaa..... !" Hendra berteriak sambil mengetuk pintu kamar Zaira.
" Cepat bangun Za, sudah siang nanti kamu telat loh berangkat ke sekolahnya"
Didalam kamar dibawah selimut Zaira masih asik menikmati tidurnya. sampai akhirnya dia terbangun karena sang ayah semakin kuat mengetuk pintu kamarnya.
" Iya.. iya.. Za udah bangun yah !" teriak Zaira dari dalam kamar.
" Cepat mandi dan siap-siap, setelah itu turun untuk sarapan!"
" Iya ayahku sayang!" jawab Zaira seraya bangun dari tempat tidurnya dan bergegas ke kamar mandi.
Hendra melenggang pergi dari depan pintu kamar Zaira menuruni anak tangga lalu menuju meja makan.
Hendra menghempaskan tubuhnya di kursi meja makan dengan lesu. Aryani sang isteri tersenyum melihat wajah suaminya yang memberengut malas. " Ayah kenapa kok lemes gitu pagi-pagi gak baik loh yah!" Aryani meletakkan nasi goreng yang baru selesai ia masak di atas meja makan.
" Kapan putri kita itu akan berubah ya bund , setiap hari selalu saja harus dibangunkan?" keluh Hendra.
" Sabar aja yah , nanti juga akan berubah sendiri kalau sudah waktunya!"
" tapi kapan bund ?"
" sabar yah.... !" Aryani menarik kursi lalu duduk dengan senyum yang terus mengembang ia menyendok nasi goreng dan diletakkan di piring suaminya.
" Kelak jika Zaira sudah menikah dia juga pasti akan berubah dengan sendirinya yah , dia akan belajar untuk bertanggung jawab terhadap suaminya" tutur Aryani.
" Menikah? apa kita percepatan saja ya bund rencana perjodohan Zaira?"
" Ayah ini bagaimana sih Zaira itu kan masih sekolah?"
" Ya gak apa-apa bund , toh Zaira juga kan sekolah di Yayasan milik keluarga Adinata."
Aryani menggeleng enggan membahas lebih jauh obrolan tentang perjodohan Putrinya.
" Sudah yah jangan dibahas lagi, sebaiknya Ayah cepat makan sarapannya!"
saat keduanya sedang menikmati sarapannya Zaira datang menghampiri dan langsung mencium pipi ayahnya.
" Selamat pagi ayahku yang paling ganteng!" sapa Zaira lalu duduk.
" Selamat pagi sayang!" jawab bunda.
" Pagiiiiiiii.....!" jawab ayah lalu mencubit hidung Zaira.
" Aww... sakit ih ayah mah main cubit-cubit aja deh!" Zaira memanyunkan bibirnya.
" Jangan pasang wajah seperti itu, putri ayah jadi terlihat jelek" goda Hendra.
" Biarin jelek juga kalau putri ayah jelek berarti ayahnya juga jelek dong, ya gak bund? " Zaira menaik turunkan alisnya.
" Berarti bunda juga jelek dong sayang, kamu kan juga anak bunda?" ucap Aryani
" Siapa bilang bunda jelek, bunda itu wanita paling cantik di dunia" gombal Hendra.
" Dihh ... ayah ngegombal.. jangan mau bund di gombalin ayah. "Zaira mengompori bundanya.
" Siapa yang gombal emang benar kok?" bantah Ayah.
" bunda itu wanita tercantik nomor dua di dunia ayah" ucap Zaira sambil terus memasukkan nasi goreng kesukaannya kedalam mulut.
" kalau bunda nomor dua yang nomor satunya siapa sayang?" tanya Hendra.
" Ya putri ayah dong tentunya, hahaaa " jawab Zaira percaya diri.
" Ha....ha.... , kamu terlalu PD sayang!" Hendra mentertawakan Zaira.
" Biarin.. !" Zaira meneguk susunya hingga tandas.
" Sudah... sudah... cepat habiskan sarapannya ayah dan juga kamu Zaira , nanti kesiangan loh berangkatnya"
" Iya bunda ini juga sudah habis kok sarapannya, ya gak yah?"
" Gak!" jawab Hendra singkat membuat Zaira kesal sendiri.
" Sudah yah, cepat kalian berangkat sudah siang ini!"
" Iya bunda!" Hendra beranjak dari duduknya lalu berjalan keluar rumah bersama Zaira setelah tadi keduanya berpamitan pada bunda terlebih dahulu.
Zaira seperti biasa berangkat sekolah selalu diantar sang ayah. setelah 20 menit perjalanan akhirnya Zaira sudah sampai di depan pintu gerbang sekolahnya.
" Belajar yang benar ya, ingat pesan ayah!" ucap Hendra saat Zaira hendak pamit dan turun dari dalam mobil.
" Iya ayah Za ingat kok tenang aja." Zaira tersenyum dan meraih tangan ayahnya lalu mencium punggung tangannya sebelum ia turun dari dalam mobil.
" Woyyy ... !" teriak Zaira menepuk bahu Mita dari belakang.
" Astaghfirullah Za, kebiasaan deh" Mita kesal
" Hee... hee ... ya maaf, jangan marah gitu dong tuan putri yang cantik!" rayu Zaira dengan senyum yang mengembang memperlihatkan deretan giginya.
" Ada apa sih pagi-pagi udah ditekuk gitu tuh muka?" tanya Lia yang tiba-tiba nongol.
" Tuh anak kebiasaan banget, pagi-pagi udah bikin orang jantungan!" Mita menunjuk Zaira dengan dagunya.
" Owhh kalau itu sih jangan ditanya, emang kudu di beri kali tuh anak sekali kali biar songongnya ilang!" Lia dan Mita sudah bersiap-siap mendekati Zaira dengan tatapan horor.
" Santai gaess semua bisa kita bicarakan baik-baik kan ya.. oke!" Zaira berjalan mundur lalu saat kedua sahabatnya semakin dekat Zaira langsung ambil langkah seribu dan terjadilah adegan kejar-kejaran di koridor sekolah.
Brukkk
" ooppss... sorry ... sorry gue gak sengaja!" Zaira mengulurkan tangannya kepada seorang siswa yang baru saja ditabraknya. siswa itu langsung meraih tangan Zaira dan tersenyum.
" Gak apa-apa, gue juga salah kok karena jalan gak hati-hati!" ucap siswa itu
" Ini buku loh!" Zaira menyodorkan buku yang diambilnya dari lantai karena tertabrak tadi buku yang di pegang siswa itu sampai jatuh.
" Terima kasih!" siswa itu tersenyum tipis lalu mengulurkan tangannya. " Kenalin nama gue Irfan loe Zaira kan?"
" loe kok bisa tau nama gue, perasaan gue aja gak kenal loe deh" Zaira tidak menyambut tangan Irfan tapi ada seorang siswi lain yang dengan cepat langsung menggantikannya menyambut tangan Irfan.
" Gue Mita" sebutnya
" Gue Lia"
Irfan tersenyum kepada kedua sahabat Zaira. " Di sekolah ini siapa sih yang gak kenal sama loe" jawab Irfan.
" Segitunya kah?" jawab Zaira yang sebenarnya malas menimpali bicara dengan anak cowok di sekolahnya .
" Songong ni anak!" celetuk Mita yang menyenggol bahu Zaira.
" Widih ada yang lagi kenalan ni ceritanya sama adik kelas?" suara Yoga sahabat Irfan membuat ke empatnya menoleh.
" Gue duluan, sekali lagi sorry yang tadi!" Zaira langsung pergi meninggalkan Irfan dan juga teman-temannya karena memang malas berlama-lama bicara dengan anak cowok.
" Za tungguin kita!" teriak Mita yang tidak di gubris oleh Zaira.
Mita dan Lia dengan langkah cepat menyusul Zaira.
" Kayanya ada aroma-aroma yang mau pedekate ni sama cewek most wanted disekolah ini?" Yoga merangkul bahu Irfan dan menggeretnya jalan menuju kelas.
Irfan hanya menggeleng dan mengikuti langkah yoga jalan menuju kelasnya.
sementara di dalam kelas Zaira langsung duduk di kursinya dan meletakkan tasnya di atas meja.
Mita menggeser kursi di depan meja Zaira dan Lia yang merupakan teman sebangku Zaira sudah menempati tempatnya.
" Za, kok loe main nyelonong pergi gitu aja sih tadi?" Zaira tidak menggubris pertanyaan Mita ia membuka tasnya dan mengeluarkan bukunya.
" Dihhh ni anak malah diem aja ditanyanya!" kesal Mita yang di cuekin.
" Ya loenya aja Mit kaya baru kenal Zaira aja, loe kan tau kalau sahabat kita yang satu ini paling anti tuh yang namanya sama cowok" Lia merangkul bahu Zaira dan menaik turunkan alisnya.
" cakep, loe emang sahabat gue banget Li" ucap Zaira menanggapi ucapan Lia.
" Terus gue bukan gitu?" Mita meletakkan kedua tangannya di dada.
" ciee... ngambek segitu aja!" Zaira menoel dagu Mita. " ya loe juga sahabat gue juga kali" Mita tersenyum dan memukul bahu Zaira pelan dan mereka bertiga tertawa bersama namun sekejap tawa mereka terhenti.
" Terus kita-kita bukan sahabat loe gitu cuma mereka doang berdua sahabat loe Za?" tanya salah satu dari tiga siswi yang tengah berdiri didepan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
cici
saya suka watak cewek nya barbar😊
2022-07-10
2
Vera Diani
mampir dn nyimak
2022-06-19
0
azka aldric Pratama
hadir 🤭
2022-06-18
1