Pernikahan Rocky dan Brigita rupanya menjadi awal munculnya banyak konflik di hidup mereka. Brigita adalah bawahan Rocky di tempat kerja. Mereka harus menikah karena satu alasan tertentu.
Statusnya sebagai seorang janda yang mendapatkan suami perjaka kaya raya membuat gunjingan banyak orang.
"Aku harus bisa mempertahankan rumah tanggaku kali ini,"
Apa dia berhasil mempertahankan rumah tangganya atau justru lebih baik berpisah untuk kedua kalinya?
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 - Lirikan
"Yaps, aku tadi dari Seo. Ka... kamu kok tumben sampai lebih awal," tanya Rocky dengan gugup. Suaranya terbata-bata.
Brigita mengernyit.
"Ayo naik." Rocky merangkul istrinya agar segera meninggalkan basement.
"Tunggu!!" Brigita melepaskan rangkulan itu dari pundaknya, ia balik badan melihat ke arah mobil suaminya itu.
Jantung Rocky dan juga Dyandra yang ada di dalam sana berdegup sangat kencang. Meskipun kaca mobilnya gelap, masih ada kemungkinan mereka tertangkap basah.
Langkah demi langkah Brigita mendekat, sambil melihat ke arah dalam mobil suaminya.
"Sayang..." Rocky menariknya dan memutar badan Brigita. Ia masuk ke dalam dekapan Rocky.
Tangan besar nan kekar itu memegangi kedua pipi Brigita dan memiringkan sedikit kepalanya. Rocky tiba-tiba mencium bibir Brigita.
Tidak hanya sekedar ciuman biasa, ia melakukan nya dengan penuh gairah. Sontak hal itu membuat Dyandra yang berada di dalam mobil terkejut.
"Bajing4n!" ucap Dyandra berteriak dalam hati sambil menutup mulutnya. Ia juga merasa aneh dengan rasa kesal yang muncul.
.
Ketika Brigita dan Rocky jalan berdampingan masuk ke dalam kantor, seluruh pasang mata memandang dan bibir mereka menorehkan senyum lebar.
Ekspresi bahagia dari Brigita juga tidak bisa tertutupi. Sebagai seorang istri ia haus kasih sayang dari suaminya.
Selama ini dia hanya diam dan menerima. Protes pun percuma, segala fasilitas yang ia dan anaknya nikmati adalah pemberian Rocky.
"Aku senang sekali kamu hari ini penuh perhatian," bisiknya.
"Aku hanya ingin menjadi seseorang yang lebih baik,"
Seketika Rocky lupa bahwa Dyandra masih berada di dalam mobilnya. Meskipun mobil itu tidak terkunci tapi dia sudah berkata akan turun lagi ke basement.
Karena tidak ingin membuat Brigita curiga, Rocky mencoba mengulur waktu. Mencari celah agar bisa kembali ke bawah.
"Busettt! Kenapa keringetan gitu, Dy?" tanya Titi dengan suara petirnya.
Dyandra mengusap bulir keringat di pelipisnya. "Nggak tau, emang lagi gerah aja!"
"Jutek banget!" Titi menaikan sudut bibirnya.
Hal aneh lainnya terjadi, dia menatap Brigita dengan tatapan sinis. Tatapan nya pun berputar ke arah Rocky, memandang pria itu dengan sinis pula.
Brakkk!!
"Len, aku lagi capek banget! Kerjain deh semua kerjaan ini!" Dyandra membanting berkas yang biasa ia kerjakan dengan Rocky.
"Siap, Kak."
Dua cleaning service yang berkali-kali memergoki kedekatan Dyandra dan Rocky pun terkekeh kecil. Mereka saling berbisik "ada kecemburuan besar di wanita bondol itu."
Brigita juga merasa aneh dengan sikap Dyandra yang datang dalam keadaan marah. Dia mengatupkan bibirnya menatap Rocky, seolah ingin menanyakan ada apa? Rocky pun hanya menaikan kedua pundaknya seraya berjalan ke lantai dua.
.
"Kenapa itu leader kamu?" tanya Rocky pada Lena.
"Kurang tahu saya, lagi sensitif sepertinya, Pak!"
Rocky mengetikkan pesan pada Dyandra untuk naik ke ruangan nya, tapi pesan itu tidak mendapatkan balasan.
Hari pun sudah mulai malam, tubuh yang lelah sudah mulai terasa pada seluruh karyawan yang bekerja.
Lena yang hampir menyelesaikan pekerjaan nya tiba-tiba terbelalak menatap layar ponsel. Teman-teman nya di bawah memberi kabar bahwa ada kejadian na'as.
"Pak, sepertinya saya harus turun. Baru saja saya membaca group bahwa orang tua Titi mengalami kecelakaan di kampung halaman— tabrak lari,"
Persekian detik setelah ucapan Lena, ia dan bosnya itu turun dengan langkah cepat.
Titi ternyata masih menangis histeris di ruangan kerjanya, semua terlihat berada di dekat wanita berkacamat itu.
Rocky memecah barisan karyawan yang berdiri menutupi Titi yang sedang berduka. Sekilas ia menatap sedih, mencoba mengerti perasaan karyawan sekaligus teman semasa kuliahnya.
"Pulang lah, ambil cutimu. Segera kembali jika suasana hatimu sudah membaik. Saya turut berduka cita, ya." ucap Rocky.
Titi di bantu oleh Sera, Lena dan juga Dyandra berkemas barang-barangnya di kantor. Namun, cuma Sera yang mengantarnya pulang kemudian berangkat ke bandara.
Sahabat lainnya tetap harus bekerja. Di mana Brigita? Pekerjaan nya menyangkut event sehingga ia sering keluar bersama tim untuk bertemu para klient.
.
.
Dyandra menatap kepergian Titi dari luar tempat kerja nya yang sangat mewah itu ketika seluruh teman nya sudah kembali bekerja.
"Tunggu! Kamu marah padaku soal kejadian tadi?" Rocky menghalangi jalan nya masuk.
"Tidak, untuk apa aku marah pada sepasang suami istri yang bermesraan. Aku ini bukan siapa-siapamu!" jawab ketus Dyandra tanpa ekspresi.
"Aku terpaksa, bagaimana jika kita ketahuan? Kamu mau karirku hancur hanya karena masalah seperti ini. Kamu juga butuh aku kan?" tegasnya, suara Rocky meninggi.
Bola matanya mereka menyatu dalam satu pandang.
"Ya baiklah kalau begitu, aku juga seharusnya sadar diri dengan posisiku saat ini. Aku hanya selingkuhanmu saja." Dyandra melangkah ke samping berusaha menghindari tubuh besar Rocky.
"Aku tidak suka di perlakukan seperti ini!!"
"Aku juga!! Kalau kamu memang menginginkanku, buktikan sekarang juga. Aku tunggu kamu di basement selepas jam kerjaku!" seru Dyandra dengan nada penuh penekanan.
.
Meskipun bertanya-tanya dengan apa yang akan di lakukan Dyandra padanya. Rocky tetap menunggunya di basement. Berdiri di samping mobil kesayangan nya sambil menyalakan rokok.
Hembusan demi hembusan keluar menjadi kepungan asap kecil di depan wajahnya.
"Kita pergi sekarang," ucap Dyandra yang entah kapan dia sudah ada di depan Rocky.
Tanpa berkata apa-apa, Rocky menuruti permintaan wanita itu. Mobilnya melaju keluar kantor.
Dyandra memimpin perjalanan mereka, menunjukan arah jalan yang harus mereka lewati.
Sampai lah mereka berhenti di satu hotel yang tidak kalah bagusnya dengan tempat mereka bekerja. Hotel yang Dyandra pilih adalah hotel yang menyatu langsung dengan mall.
"Apa maksudnya ini? Menjelang tengah malam begini tempat belanja sudah tutup," ucap Rocky.
"Kita akan menginap di sini, selama ini kita hanya melakukan hal tersebut di tengah kesibukan. Kau hanya menjadikanku pelampiasanmu saja!" teriak Dyandra.
"Kau yang lebih dulu menggodaku tapi sekarang kau berlagak seperti korban. Kita sudah sepakat soal ini dan satu lagi jangan berteriak di depan wajahku!" Rocky mendorong tubuh Dyandra.
"Kalau begitu lampiaskan seluruh napsumu padaku sekarang, sampai kau puas! Aku ingin bersama denganmu bukan hanya dalam hitungan jam. Namun dalam hitungan hari. Aku tak peduli bagaimana caramu izin pada istri lemah lembutmu itu!" Dyandra menyingkap kedua tangan nya di dad4.
Rocky hanya bisa diam, merasa tertantang tapi juga bingung. Selama ini dia selalu pulang tepat waktu sehingga Brigita tidak pernah menaruh curiga padanya.
"Bagaimana jika satu hari saja aku sudah tidak ingin lagi menjamah tubuhmu itu?" tantang Rocky.
"Tidak ingin? Selama satu bulan lebih ini hampir setiap hari kita melakukan nya, kan?" balas Dyandra tak ingin kalah. "Aku minta tiga hari bersamamu!" imbuhnya lagi.
gretet aku ☺️☺️