Sarena Almaira adalah seorang wanita muda cantik yang hidup dalam penderitaan. Sejak usia 5 tahun, ia mengalami broken home setelah ayahnya menghilang entah ke mana. Kehidupannya pun menjadi sangat sulit dan penuh kesedihan. Setelah lulus SMA, Sarena memutuskan untuk bekerja sebagai pelayan restoran demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun, hidupnya berubah drastis ketika sebuah kejadian tak terduga membuatnya terikat dalam pernikahan rahasia dengan seorang pengusaha muda yang kaya dan tampan.
Apakah Sarena akan menemukan kebahagiaan setelah bertemu dengan pria itu?
Baca yu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meywh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab17
Malam hari di kediaman Aldevaro dan Sarena.
Aldevaro sibuk bekerja di rumah karena dia harus menjaga Sarena, yang sebentar lagi akan melahirkan.
'Huh, meskipun aku punya asisten, tidak mungkin aku terus mengandalkannya. Bagaimanapun, ini sudah menjadi tugasku,' gumam Aldevaro sambil fokus menatap layar laptopnya, jari-jarinya bekerja dengan cepat di atas keyboard.
Sementara itu, Sarena yang sedang tertidur tiba-tiba terbangun karena merasa ada yang aneh.
"Aww, kenapa perutku sakit sekali," rintih Sarena. Dia mencoba bangkit dari tempat tidurnya.
"Aww!" keluhnya lagi, kali ini lebih keras, membuat Aldevaro segera menghampirinya.
Aldevaro membuka pintu kamar Sarena dan melihat istrinya tergeletak di lantai, berusaha untuk bangun.
"Sarena, ada apa?" tanya Aldevaro cemas sambil membantunya berdiri.
"Mas, sepertinya aku akan melahirkan," ucap Sarena dengan wajah kesakitan.
"Hah? Bukannya satu minggu lagi?" Aldevaro semakin panik.
"Itu hanya perkiraan dokter! Ini benar-benar sakit, dan apa kamu akan terus diam? Ayo bawa aku ke rumah sakit sekarang!" desak Sarena.
Tanpa berpikir panjang, Aldevaro segera membawa Sarena ke rumah sakit. Sesampainya di sana, Sarena langsung ditangani oleh dokter.
"Tuan," panggil Dafa, asisten Aldevaro, yang tiba-tiba muncul.
"Dafa, apakah perlengkapan bayi sudah siap?" tanya Aldevaro dengan tegang.
"Sudah, Tuan," jawab Dafa.
"Baguslah."
"Tuan, ini topi dan masker untuk Anda," kata Dafa, menyodorkan barang-barang itu.
"Untuk apa ini?" tanya Aldevaro, bingung.
"Tuan, apa Anda lupa? Jika ada yang mengenali Anda, mereka bisa saja memotret dan menyebarkannya di internet. Berita itu pasti akan sampai ke telinga Nyonya dan Tuan besar," jelas Dafa.
"Ah, benar. Untung kamu mengingatkan," ucap Aldevaro, segera mengenakan topi dan masker.
'Syukurlah di sini sedang sepi,' gumam Aldevaro. Setelah itu, dia menuju ruang bersalin, tempat Sarena akan melahirkan anak pertama mereka.
'Saya akan menjadi seorang ayah,' pikir Aldevaro, mulai merasa gugup.
"Tuan, Anda terlihat sangat gelisah," ujar Dafa.
"Kau tahu, aku akan menjadi seorang ayah. Bagaimana mungkin aku tidak gelisah?" jawab Aldevaro.
'Tuan muda ini benar-benar berubah. Dulu dia begitu angkuh, bahkan tidak suka disentuh wanita,' gumam Dafa.
Tak lama kemudian, seorang dokter memanggil Aldevaro untuk masuk ke ruang bersalin menemani Sarena.
"Siapa suami Ibu Sarena?" tanya dokter.
"Saya," jawab Aldevaro.
"Pak, silakan ikut saya ke dalam untuk menemani istri Anda bersalin," ucap dokter.
"Baik, Dokter."
Aldevaro masuk ke dalam ruang bersalin dan mendekati Sarena.
"Sarena, apa kau sangat kesakitan?" tanya Aldevaro, suaranya penuh kekhawatiran.
"Menurutmu? Ini seperti mempertaruhkan nyawa," jawab Sarena dengan lemah.
'Mengerikan sekali. Untung saja aku terlahir sebagai pria, bukan wanita,' pikir Aldevaro.
"Apa yang kau pikirkan, Mas? Aku yang akan melahirkan, tapi kenapa kau yang gelisah?" tanya Sarena, melihat suaminya berkeringat dingin.
"Kau tahu apa? Aku ini sedang mengkhawatirkan anak kita," jawab Aldevaro.
Oek oekk oekk
Satu jam kemudian, tangisan bayi pun terdengar jelas, menandakan berakhirnya perjuangan Sarena. Bayi mereka dibawa oleh suster untuk dibersihkan. Setelah itu, Aldevaro mengumandangkan adzan di telinga putranya.
"Mas, nama apa yang akan kita berikan pada putra kita?" tanya Sarena, lelah tapi bahagia.
"Albiru Putra Aldevaro," jawab Aldevaro.
"Albiru? Apa arti nama itu, Mas?" tanya Sarena penasaran.
"Kebaikan, penyayang, penuh cinta," jelas Aldevaro.
"Nama yang indah, sama seperti artinya," ucap Sarena dengan senyum lembut.
"Tentu saja. Albiru, putra Mamah dan Papah, harus selalu menjadi anak yang baik," kata Aldevaro, menatap putra kecilnya dengan penuh cinta.