Vivienne terbangun, dan melihat tempat itu berbeda dari rumahnya. Dia mengingat bahwa merayakan festival tahun baru untuk pertama kalinya. Di tengah keramaian yang penuh sesak itu, dia mengalami serangan panik dan penyakit nya asma yang mungkin membuat nya meninggal.
Vivienne melihat sekeliling, "Dimana aku?"
"Tentu saja di kamar anda, ya mulia," ucap seseorang membuyarkan lamunannya.
"Ya mulia? siapa aku?"
"Anda Ya mulia permaisuri Vivienne Greyhaven."
Vivienne seketika teringat sebuah novel yang berjudul I'm a villain mom. Dimana tokoh sang ibu mati dengan mengenaskan di tangan ketiga pangeran, anak-anak nya. Lalu bagimana nasib Vivienne sekarang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere Lumiere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[21] Orang Tak Terduga
Vivienne mengibaskan tangannya karena kegerahan setelah mengurus persiapan pelaksanaan pesta hari ini.
Anna yang melihat itu langsung menyodorkan sebuah kipas tangan bercorak emas dengan kain warna putih.
Vivienne langsung menoleh pada Anna dan tersenyum, "Kamu memang sangat tau kebutuhan ku Anna," kata sembari mengambil kipas itu.
Dia kemudian menoleh kearah samping kanan nya dimana para keluarga istana berkumpul di depan pintu masuk aula pesta. Di sebelah nya ada sang Kaisar Magnus, Putra Mahkota Orion, dan Pangeran ke-tiga Asher.
Vivienne tercengang, "Wah, tenyata baju kita seragam," ujarnya membuat ayah dan anak yang berprilaku dingin itu menoleh datar pada Vivienne.
Magnus memandangi Vivienne cukup lama tanpa mengedipkan matanya, "Ya Mulia, tolong tutup mulut Anda, jika tidak nyamuk akan segera masuk ke mulut Anda,"
Magnus mengelus tengkuknya dan memalingkan wajahnya dengan kasar. Dia suka penampilan Permaisuri saat ini menurutnya indah di pandang dan cantik seperti pahatan porselen.
Sedangkan Asher nampak menghampiri Vivienne dan memeluk kaki Vivienne dengan sedikit mengadah ke arah wajah Vivienne.
"Mama, Anda sangat cantik," ujar Asher tersenyum gembira.
"Terima kasih Asher, kamu memang paling bisa mengambil hati mama," jawab Vivienne mencubit pipi putra bungsunya dengan gemas.
Asher terlihat mengelus pipinya dengan menampakkan wajah yang cemberut dan mata yang sinis kemudian kembali ke sebelah kakaknya berdiri yang tetap fokus melihat kedepan tidak ingin terdistraksi dengan sekitarnya.
Hingga tiba lah saatnya seorang pelayan yang bertugas memanggil keluarga kerajaan dan para tamu, mempersilahkan para keluarga kerajaan memasuki aula utama.
"Ya Mulia Kaisar, dan Permaisuri memasuki ruangan istana," seru pelayan itu mengumumkan nya pada semua hadirin yang datang.
"Putra Mahkota memasuki ruangan,"
"Pengeran ke-tiga memasuki ruangan,"
Setelah mereka masuki ruang terlihat para tamu undangan membungkukkan tubuh mereka hingga Kaisar dan keluarga naik ke podium tempat dimana singgasana mereka di letakkan.
Para tamu undangan mengerahkan tubuh mereka ke tempat dimana para keluarga kerajaan berdiri dan masih membungkukkan tubuh mereka serta menaruh tangan di dada mereka.
"Salam kepada kaisar," seru mereka bersamaan.
"Baik," ujar Magnus mengangkat tangannya pada para tamu undangan.
Mendengar jawaban itu mereka kemudian menurunkan tangan mereka serentak dan tidak lagi membungkuk pada Kaisar.
"Nikmati lah pesta ini dan makanan lah yang telah permaisuri ku siapkan," ucap Magnus.
Musik klasik mulai di mainkan, beberapa orang mulai meninggalkan tempat itu dengan urusan mereka masing-masing. Lampu gantung besar yang mengeluarkan cahaya seperti kilauan emasan menambah kemeriahan pesta di malam itu.
"Ya Mulia, aku ingin menyapa para tamu yang datang," kata Vivienne menoleh pada suaminya yang masih menatap para tamu dengan ekspresi menyelidik.
Magnus tidak mengatakan apa-apa namun tangan nampak menjulur seolah-olah memperbolehkan Vivienne untuk pergi. Vivienne kemudian sedikit menarik gaunnya dan berjalan menuruni tangga singasana itu demi berkumpul dengan semua tamu.
"Hai, selamat malam," sapa Vivienne dengan canggung pada orang-orang yang sedang menikmati hidangan yang dia rekomendasi pada koki istana.
Para bangsawan wanita itu sontek menoleh pada suara seseorang di belakang mereka, dan ternyata itu permaisuri mereka ada tepat di belakang mereka.
Mereka terpukau dan sekaligus penasaran karena rumornya permaisuri tidak pernah menampak wajahnya di pesta dan selalu kepala pelayan yang di minta Vivienne untuk mengerjakan urusan yang harus jadi kewajiban permaisuri, datang di pesta istana dan membuat mereka risih.
Beberapa orang telihat menatap dengan ekspresi menyelidik, "Selamat malam Ya Mulia permaisuri," sapa mereka membungkukkan tubuh dan mengangkat gaunnya sedikit.
"Ya mulia kudapan ini apa namanya?" tanya seorang putri bangsawan yang memakai berwarna merah muda sedang menujukkan kudapan manis di hadapan nya yang terasa manis dan kenyal.
"Nama kudapan ini adalah turkish delight yang kini tren di daerah-daerah timur kerena kudapan ini di sukai raja disana," ujar Vivienne tersenyum simpul sembari meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya dengan jari-jari bersentuhan ringan di depan perutnya.
"Lalu buah berwarna merah muda dengan sedikit putih ini apa yang Ya Mulia, di taman istana ku tidak ada buah seperti ini," tunjuk seorang wanita bangsawan terlihat menutupi wajah dengan kipasnya.
"Ah… ini persik namanya katanya ini makanan dewa orang-orang timur," bisik Vivienne di dekat bangsawan itu.
"Wah, Hahaha… benarkah Ya Mulia," kekeh wanita itu dengan pelan agar terlihat elegan.
"Yap, katanya setelah makan buah itu kamu akan menjadi muda lagi," ujar Vivienne kembali tersenyum.
Mata wanita itu menjadi berbinar-binar, "Benarkah Ya Mulia,
Vivienne tersenyum pada wanita itu dan menepuk tangannya, " Pelayan!" teriak Vivienne.
Tidak berselang lama seorang pelayan menghampiri mereka dengan tergesa-gesa. Dan mulai mengerjakan perintah permaisuri untuk membela buah persik itu.
Selesai di belah kemudian Vivienne memberikan pada wanita itu, "Silahkan di coba,"
Mata wanita itu langsung berbinar lalu mengambilnya dan mencobanya, wanita itu merasakan sensasi yang berbeda dari buah-buah yang pernah dia coba.
"Astaga buah ini sangat memanjakan lidah,"
"Benarkan," ujar Vivienne tersenyum simpul.
"Ya Mulia…"
Tiba-tiba suara seorang menghentikan percakapan mereka, dan membuat semua mata tertuju pada nya begitupun dengan Vivienne.
"Siapa?" tanya Vivienne menyipitkan matanya pada sosok yang ada yang berdiri di belakangnya.
Seorang pria dengan pakaian doublet yang berwarna hitam yang terbuat dari wol, begitu lah kira-kira yang Vivienne lihat pria itu nampak sederhana.
"Astaga, apakah Anda tidak mengingat saya?" ujar pria itu seperti memojokkan Vivienne.
"Iya memang aku tidak mengenal kau, dan apa kau tidak mengerti aturan kerajaan serta norma kesopanan pada permaisuri," ancam Vivienne mengeraskan rahangnya.
"Sayang ku kamu jangan marah begitu, aku hanya…" ujar Lucius ingin menyentuh tangan Vivienne.
Namun, Vivienne menepis tangan Lucius dengan sinis, "Siapa kau aku tidak kenal siapa kau?! pengawal!" teriak Vivienne pada para pengawal yang menjaga jalannya acara.
"Hey… hey… ada apa dengan kamu sayang, jangan seperti ini, " ucap Lucius mengoada Vivienne.
Karena Vivienne terlihat aneh malam ini biasa Vivienne akan berusaha menempel padanya meskipun Lucius pura-pura tidak mau, Vivienne akan terus mengejar nya dan berusaha memenuhi keinginan Lucius.
"Hem… mungkin wanita ini sedang mempermainkan ku saja karena selama ini aku mengabaikan nya. Tapi, jujur aku masih ingin memanfaatkan nya untuk kesempatan yang lebih besar… mungkin menjadi Duke, hahaha…" gumam Lucius dalam hati sembari memegang dagu dan mengelusnya.
"Kau!" tunjuk Vivienne murka.
"Jika kau terus tidak sopan, kau akan mendapatkan hukuman dari ku… kau harus bersujud di hadapan ku," geram Vivienne.
"Apa-apaan wanita tidak tau malu ini, aku tidak mau bersujud di hadapan nya," gerutu Lucius dalam hati sembari menatap sinis pada Vivienne.
ingat qmampir thor.
jangan setengah2 ya thor.