NovelToon NovelToon
Suami Dadakan Super Aneh

Suami Dadakan Super Aneh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:46k
Nilai: 5
Nama Author: Mizzly

Pernikahan Mentari dan Bayu hanya tinggal dua hari lagi namun secara mengejutkan Mentari memergoki Bayu berselingkuh dengan Purnama, adik kandungnya sendiri.

Tak ingin menorehkan malu di wajah kedua orang tuanya, Mentari terpaksa dinikahkan dengan Senja, saudara sepupu Bayu.

Tanpa Mentari ketahui, Senja adalah lelaki paling aneh yang ia kenal. Apakah rumah tangga Mentari dan Senja akan bertahan meski tak ada cinta di hati Mentari untuk Senja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Mencintaimu, Mentari

Senja

Aku tak menyangka kalau Mas Bayu akan menikah dengan cinta pertamaku, Mentari. Perempuan yang sejak aku kecil selalu kuimpikan akan menjadi istriku kelak. Kini, mendengar berita Mas Bayu akan menikah dengan Mentari, rasanya semua impianku hancur berantakan.

Selama ini aku bekerja keras di Jakarta agar aku sukses sehingga aku bisa percaya diri untuk melamar Mentari. Tak kusangka, aku justru disalip oleh sepupuku sendiri.

Rasanya masih tak bisa kupercaya. Jika benar ini terjadi, semua usahaku selama ini akan sia-sia.

Ya Allah... semoga pernikahan mereka gagal. Kudoakan jika mereka jadi melangsungkan akad nikah, kampung Mentari dilanda banjir. Tenda pernikahannya hancur dan penghulu yang akan menikahkan mereka sibuk bersihin banjir di rumahnya.

Kalau Mas Bayu masih tetap ingin menikahi Mentari, semoga penghulu yang akan menikahkan mereka sakit perut dan diare jadi tak akan ada yang menikahkan mereka. Apa sekalian kudoakan ada gempa ya? Eh jangan deh, kalau makan korban bagaimana? Aku tak boleh terlalu kejam.

Jangan sampai pernikahan mereka terjadi ya Allah, aku mohon. Kalau Engkau kabulkan doaku, aku janji akan makin rajin mencari uang sumbangan untuk pembangunan masjid. Aku akan rajin membantu orang-orang disekitarku. Jangan biarkan Mas Bayu menikahi wanita pujaanku, aku mohon, kabulkan doaku sekali ini saja....

Tak disangka, ternyata doaku memiliki kekuatan tembus sampai langit ke tujuh. Tak perlu ada banjir untuk menggagalkan pernikahan Mentari dan Mas Bayu. Tak perlu ada drama penghulu diare bahkan gempa bumi, pernikahan mereka gagal karena Mas Bayu menghilang bak ditelan bumi.

Om Budi sibuk menghubungi dan mencari keberadaan anaknya. Tante Mina bahkan sampai pingsan karena stress anaknya menghilang bak digondol kolong wewee.

"Bagaimana ini, Pak? Mau ditaruh dimana muka kita? Anak kita pergi tak ada kabar. Bagaimana kita menghadapi keluarga Mentari dan tamu undangan?" Tante Mina menangis terus sampai maskara yang dipakainya luntur.

"Bapak juga tak tahu harus bagaimana, Bu. Kemarin sore, Bayu masih ada di kamarnya. Bapak tak tahu dia kemana. Sebentar lagi acara akad nikah akan dimulai. Kenapa dia sengaja membuat Bapak malu?" Om Budi mengacak rambutnya dengan kesal.

Kulirik Bapak dan Ibu yang ikut gelisah dan khawatir. Bagaimanapun, Om Yusuf adalah sahabat sekaligus dewa penolong mereka, tentu musibah yang dialami Om Yusuf juga membuat mereka sedih.

Bagaimana denganku?

Di balik semua kesedihan, bisa dibilang hatiku sedang menari kegirangan. Doaku dikabulkan. Pernikahan mereka batal. Mulai sekarang, aku akan mendekati Mentari dan mengusir nama Mas Bayu di hati wanitaku-

"Ja, ayo ikut Bapak dan Ibu!" Bapak menggandeng lenganku dan mengajakku keluar rumah Om Budi. Membuyarkan rencana yang sedang kususun.

"Ikut kemana, Pak?" tanyaku bingung. Kalau disuruh mencari Mas Bayu, lebih baik aku nongkrong di warkop saja. Untuk apa mencari orang yang kudoakan gagal pernikahannya?

"Ke rumah Pak Yusuf. Pasti mereka panik karena mempelai pria tak juga datang," jawab Bapak.

Kalau ini sih, aku tak akan menolaknya. Sejak dulu, setiap kali diajak ke rumah Om Yusuf, aku selalu bersemangat. Bisa bertemu Mentari gitu loh.

.

.

.

"Bagaimana ini, No? Bagaimana nasib putriku, Mentari?" Om Yusuf nampak panik. Sudah banyak tetangga dan tamu undangan yang datang untuk menyaksikan acara akad nikah yang tak kunjung terjadi ini. Suara bisik-bisik membuat kekhawatiran di wajah Om Yusuf semakin besar.

"Bagaimana ya, Suf? Aku juga bingung." Bapak melirik ke arahku. Tanpa bertanya terlebih dahulu, Bapak membuat keputusan sendiri. "Kalau Mentari dinikahkan dengan anakku, Senja, bagaimana?"

"Ap-apa?" Mataku hampir saja keluar dari tempatnya setelah mendengar ide gila Bapak. Ini tak sesuai rencanaku. Seharusnya aku mendekati Mentari dulu pelan-pelan, bukan langsung menikahinya seperti ini.

"Menikahkan Mentari dengan Senja?" Om Yusuf menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Senja mau?"

Loh, kok ditanya mau? Ya mau bangetlah! Memang itu tujuan hidupku, menjadi suami Mentari.

"Pasti Senja mau!" jawab Bapak cepat.

Kok jadi Bapak yang semangat ya?

"Benar, Ja?" Om Yusuf kini menatapku penuh harap. "Kalau terpaksa, lebih baik jangan. Pernikahan itu untuk seumur hidup. Jangan karena kamu mau berbuat baik, kamu membuat hidupmu dan Mentari jadi tak bahagia. Tak usah pikirkan keluarga Om, paling kami jadi bahan gunjingan selama sebulan dua bulan saja, nanti juga mereka lupa."

Wah, ikhlas sekali Om Yusuf menerima takdirnya. Cocok nih jadi mertuaku, nggak ribet dan kebanyakan tuntutan.

"Aku bersedia, Om. Aku janji akan membahagiakan Mentari, seperti Om yang selama ini menyayangi dan membahagiakannya," jawabku penuh keyakinan.

"Nah ini baru anak Bapak!" Bapak menepuk bahuku dengan bangga.

"Serius, Ja?" Om Yusuf kembali menatapku penuh selidik.

"Serius, Om. Aku yakin dengan keputusanku."

Mata Om Yusuf berkaca-kaca mendengar ucapanku, ia lalu memelukku dengan erat. "Baiklah... terima kasih, kamu memang anak yang baik, Senja. Om... percaya kamu akan membahagiakan Mentari."

Tentu, Om. Tentu.

Aku dipersilahkan duduk di depan penghulu. Om Yusuf memberikan kopiah untuk kukenakan. Aku tak sempat ganti baju karena penghulu yang akan menikahkan kami harus pergi menikahkan pasangan lain.

"Ja, berikan ini pada Mentari!" Ibu menyelipkan sebuah cincin di tanganku. Cincin miliknya.

Baru aku mau membuka mulut untuk protes, Ibu sudah membungkamku. "Untuk mahar. Menikah butuh mahar."

Aku tak lagi protes. Aku duduk manis seraya menanti Mentari keluar dari kamarnya.

Masya Allah... cantiknya Mentari....

Bertahun-tahun sudah berlalu, kecantikan Mentari semakin bertambah. Di mataku, Mentari adalah pengantin wanita tercantik yang pernah kulihat.

"Ja, jangan norak!" bisik Ibu membuatku tersadar kalau aku terpukau menatap wanita yang akan kunikahi.

Aku mengalihkan tatapanku, tak mau rasa grogi menguasaiku. Mentari kini duduk di sampingku, beberapa kali kulihat ia menghapus sudut matanya. Pasti Mentari sedih, aku bukanlah suami yang ia impikan. Aku hanya suami dadakan yang kehadirannya dibutuhkan untuk menggantikan si pengantin pria yang kabur entah kemana.

Dengan penuh keyakinan, aku berhasil mengucap ijab kabul dalam satu tarikan nafas.

Yes... akhirnya aku dan Mentari menikah!

Sayangnya, kebahagiaan yang kurasakan, tidak dirasakan oleh Mentari.

Sejak tadi, aku terus memperhatikan Mentari. Jika tidak menangis, maka ia akan melihat ke sekeliling, seakan menunggu Mas Bayu untuk datang. Sebesar itukah cintamu pada Mas Bayu, Tari? Apakah aku sama sekali tak kau lirik?

Huft... belum ada satu hari aku menikah dengan Mentari, hatiku terasa sakit. Akankah aku bisa menempati tempat di hati Mentari dan menendang Mas Bayu pergi untuk selamanya?

Tamu undangan silih berganti datang, ucapan selamat dan doa kami dapatkan. Tak sekalipun Mentari tersenyum. Wajahnya murung dan keruh.

Senyumlah, Mentari....

Seharusnya ini menjadi hari bahagiamu. Seharusnya ini hari bersejarah untuk kita yang akan kita kenang nanti.

Aku tahu kamu tak mencintaiku namun bolehkah aku memintamu sedikit saja bahagia hari ini?

Aku tahu!

Jika tidak bahagia, aku akan membuatmu tak sedih lagi. Kayaknya, marah-marah lebih baik daripada membuatmu terus murung.

"Kenapa? Masih nggak percaya ya, bisa nikah sama laki-laki keren kayak aku?"

Wajah sedih itu pun berubah. Bibir ranum miliknya dimanyunkan dan ia mulai marah-marah. Ya, marah saja padaku. Aku lebih suka melihatmu marah padaku daripada melihatmu sedih, semua ini karena aku... aku mencintaimu, Mentari.

****

1
𝐓𝐔𝐍𝐆❗𝐓𝐔𝐍𝐆❗𝐓𝐔𝐍𝐆❗
parah.. mau jujur aja susah
SasSya
si somplak ketiban durian za nja 😂
SasSya
hooooooo
nazar ternyata,yg bikin tari salah faham 🤣
Muh. Yahya Adiputra
wahhh.. senja mah pintar bangett yach kamu, mengira apa yg kamu lakukan adalah mimpi padahal itu adalah sesuatu yg nyata adanya 😂😂😂
SasSya
😂😂🤣🤣🤣
astagfirullah, gendheng
pantes tari ilfeel
Muh. Yahya Adiputra
boleh bangett.. udah halal dan bahkan lebih d@ri itu juga boleh 🤭
ani surani
wah, ada kemajuan nih Ja, Tari mulai ngekhawatirinmu. kamu hrs trs berusaha biar Tari lama2 mencintaimu juga 😊😊
Imas Atiah
ja kamu ngigo nya enak ya maen cium aja ,udh jujur kalau kamu cinta sama tari
Putri Dhamayanti
nyata ja... nyata.. gw do'ain itu nyata bukan mimpi 🤭
Purnama Pasedu
tari marah nggak ya
S𝟎➜ѵїёяяа
nglindur ya nja
perasaanmu kayak mimpi padahal tari yg ada di mimpimu itu nyata..
awas habis ini di tabok tari , nyosor wae🤣🤣🤣
santi astuti
senja menang banyak niy 🤣🤣
no 🎸 ve
Bukan mimpi oiii Senja....☺
no 🎸 ve
Buang lah Ja, demi pujaan hati 😄
tehNci
Sudah cukup Ja, jangan pendam lagi isi hatimu. ntar jadi makin dalem nggak keluar lagi, jadi jerawat batu, gimana? sampaikan aja isi hatimu ke orangnya, ja...Biar Mentari bisa membalas cintamu.
no 🎸 ve
Boleh dunk, kan dah halal ☺
ᒍՄ🎐ᵇᵃˢᵉ
wuahh tari pasti terkejut secara tiba² di sosor oleh senja 😧
Mawar Hitam
Itu Senjanl ngigo apa vmcari kesempatan ya.

kalau ngigo mah kasihan bangat tapi kalauccari kesempatan lanjutkan Ja. jang cium.doank sekalian di inboxing deh...
Indah Supriyatiningsih
semoga nanti nda diamuk mentari
Muhammad Dimas Prasetyo
jangan shock ya tari dicium senja😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!