Helena Berasal keluarga Kaya Raya, kehidupan Mewahnya dan semua yang dia miliki seakan membuatnya tercekik, kehadiran ibu sambung dan juga anaknya membuatnya Terselengser dari Apa yang dia Nikmati bahkan kini dia sangat menderita, untuk Membalaskan Rasa sakit hati, dia menikah dengan lelaki Kaya yang saat itu di desak keluarganya menikah dan diancam dibatalkan jadi pewaris keluarga.
Mereka Bersepakat untuk melakukan pernikahan kontrak agar mereka mendapatkan tujuan mereka masing-masing
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Rendra menatap Helena dengan tidak percaya, bagaimana Helena bisa mengatakannya pada orang lain apa dia tidak takut jika ada orang yang tahu. Tapi dia malah mengatakan hal itu dengan enteng tanpa beban.
"Ternyata selera mu boleh juga nak, dia lumayan tampan". Pelatih itu menggoda Helena dengan sayang.
"Jangan dengarkan dia Rendra, aku ganti baju dulu, kamu di sini saja, jika mau ikut, kamu bisa minta tolong paman". Helena meninggalkan keduanya menuju loker bajunya selama disini.
Helena yang berada didalam ruangan loker pun mengambil pakaiannya dan membawanya ketoilet tetapi dia berpapasan dengan Devan saat keluar dari ruang loker.
"Loh nak, kamu datang, tumben, sudah lama kamu tidak kesini". Devan mengelus kepala gadis yang dianggap anaknya sendiri itu.
Gadis ini adalah orang yang menolongnya dan menjadikannya memiliki pekerjaan seperti ini. Dulu saat dia bertemu dengan Helena, dia adalah seorang preman yang selalu membuat onar tapi saat berhadapan dengan Helena semua garangnya hilang, Helena menawarkan pekerjaan yang menjanjikan dan menghasilkan dengan cara yang halal dan inilah sekarang dia bisa berada di pusat pelatihan Boxing dan bela diri serta gym bagi golongan Elit.
"Iya paman, akhir-akhir ini aku lagi stres, jadi aku datang kesini untuk melepaskan beban itu, paman sedang sibuk kah?? ". Tanya Helena dengaan senyum tulus.
Dia bahkan bersikap manja pada lelaki berotot dihadapannya ini, tidak ada ketakutan didalam dirinya.
"Lumayan nak, paman baru selesai ini, adakah yang bisa paman bantu, jika untuk kamu, paman tidak akan pernah sibuk". Ucapnya menggoda Helena.
Devan menyayangi gadis kecil ini setulus hatinya dan menganggapnya sebagai anaknya sendiri, selain kebaikan hatinya, ria jua orang yang sangat baik dalam memperlakukan orang yang lebih tua darinya.
"Paman bisa saja, aku hanya ingin minta tolong paman menjadi tutor seseorang, diluar ada seorang pemuda yang akan belajar, aku minta tolong paman mengajarinya, mungkin agak lama karena dia mungkin jarang olahraga". Helena mengelus tangan Devan dengan senyuman khasnya.
"Baiklah jika itu keinginanmu, paman akan melakukannya, oh iya kamu jangan terlalu capek dan stres, cepat datang kesini jika memang tidak bisa menahannya, ok". Devan mengelus kepala Helena yang tersenyum kepadanya
Helena mengangguk tersenyum kemudian meninggalkan Devan yang kini menatapnya dengan sendu.
Sedangkan Rendra hanya tersenyum kikuk dan mengitari semua yang ada di ruangan ini, dia tertarik dengan aktivitas istrinya yang satu ini.
"Tidak menyangka, ternyata hanya wajah dan tatapannya saja yang polos tapi penghilang stresnya ekstrim banget". Rendra menggelengkan kepalanya sambil asyik memperhatikan semua yang ada disana.
Sedangkan paman yang dikatakan Helena itu sedang mempersiapkan segalanya entah apa itu, dia tidak tahu, dia sedikit canggung dengan keberadaan dirinya disini.
"Kamu anak baru datang kesini?? ". Tanya seorang pelatih yang lainnya saat mendekati.
Matanya tajam dan juga badannya sangat berotot dan kekar, membuat Rendra ketakutan. Dia memang memiliki banyak pengawal tapi mereka bisa beladiri dan tidak seperti lelaki didepannya ini seperti preman
" Iya aku menemani istriku untuk latihan, tapi aku tidak tahu latihan apa itu??". Rendra tersenyum kaku melihat ekspresi menyeramkan dari Lelaki di depannya itu.
"Istrimu, siapa??, jika dia sudah lama disini, kami pasti tahu". Pelatih itu menatap Rendra meminta jawaban.
Dia mengenal semua orang yang ada disini apalagi perempuan, karena jarang perempuan yang datang kecuali yang memang memiliki banyak beban.
"Dia Helena, tadi dia masuk kedalam untuk mengganti pakaiannya, katanya dia akan berlatih untuk menghilangkan stresnya". ucap Rendra dengan kikuk.
Dia berusaha terlihat ramah walau dia ketakutan setengah mati, melihat badan orang dihadapannya saja sudah membuatnya kaku.
"Oh Helena rupanya, aku tidak tahu anak itu sudah menikah??, bukankah dia masih 18 tahun yah, kok sudah nikah saja, kamu membohongi aku yah?? ". Pelatih itu kini menatap Rendra dengan tatapan menyelidik karena dia takut Jika pemuda ini membohonginya.
"Aku tidak bohong kok, aku suami Helena, kami baru menikah tadi pagi". cicitnya ketakutan karena lelaki itu menetapnya dengan garang mana ototnya besar sekali.
"Baiklah, akan kutanyakan pada Helena nanti, kalau kau membohongi aku, akan ku patahkan tulangku, kamu mau ikut latihan kan??, tadi aku bertemu dengan Helena, dia bilang ada lelaki yang akan ikut latihan dan dia memintaku untuk menjadi mentor mu". Ucap Devan dengan santai.
Sebenarnya dia ingin tertawa melihat raut ketakutan dari suami Helena ini tapi dia menahannya agar tetap terlihat menyeramkan
Mata Rendra membelalak sempurna, bagaimana Helena memberikan tutor dengan wajah garang dan sangar seperti ini padanya.
"Sialan kamu Helena, akan ku balas kau nanti, bisa-bisanya kau berikan aku tutor seperti ini". Sungutnya dalam hati sambil tersenyum paksa.
"Dia memang Suami Helena Devan, tadi Helena sendiri yang mengatakannya, kau tahu sendiri Helena membutuhkan pemuda untuk dia nikahi untuk mendapatkan warisan ibunya". Pelatih Helena yang tadinya sibuk kini menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
"Jadi dia pemuda yang diceritakan Helena waktu itu kepada kita?? ". Devan menatap sahabatnya itu dengan penasaran.
" Aku tidak tahu pastinya Van, tadi Helena hanya mengatakan dia suami kontraknya jika begitu, artinya dia pemuda yang dikatakan Helena". ucapnya dengan pelan tapi tetap sibuk mempersiapkan alat.
Devan memindai penampilan Rendra dari atas sampai bawah, pemuda yang tampan dan kelihatannya sangat lembut dan penyayang, dan seperti nya mereka dari golongan yang sama sedangkan Rendra yang diperhatikan seperti itu kini salah tingkah karena ketakutan
"Bagus juga seleranya, tadinya aku mau mencari kan pemuda untuknya untuk menolongnya ternyata dia sudah memilikinya dan lumayan lah". Devan tersenyum tipis melihat gerak gerik Rendra sejak tadi.
"Sialan memang, kalian pikir aku apaan dibilang lumayan segala, aku ini salah satu pengusaha muda tersukses di negara ini". Sungut Rendra dnegan kesal dalam hati.
Tentu saja dia tidak berani mengeluarkannya, dia takut dibuat patah tulang oleh laki-laki berbadan besar dihadapannya.
"Berapa usiamu anak muda??, kelihatannya kamu anak orang kaya?? ". Devan bertanya dengan menginterogasi terlebih dahulu.
"Nama saya Rendra paman, usia saya 24 tahun, saya seorang pengusaha muda". Ucapnya dengan merendah.
Devan mengangguk mengerti, umurnya sudah lumayan, dan kelihatannya anaknya sangat sopan walau dia tahu jika sejak tadi Rendra tidak nyaman karena ketakutan.
"Tenang saja, mulai hari ini aku adalah Tutormu, kamu tidak akan sampai patah tulang jika aku melatihmu". Devan tersenyum tipis melihat Wajah Rendra yang menegang.
Ben yang mendengar perkataan Temannya barusan hanya menggelengkan kepalanya, entah apa tujuan Helena memilih devan untuk menjadi tutor suami kontraknya itu.
konfliknya tidak terlalu bertele"....
penyampaian kata" sangat baik dan cukup oke sejauh ini ceritanya gak buat bosan 👍
Semoga sukses kakk othor❤️
drama kehidupan sehari-hari